Penumpang mabuk paksa MH179 kembali ke landasan

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

(UPDATED) Maskapai Malaysia Airlines mengatakan pesawat terpaksa kembali untuk ‘memastikan keselamatan dan kenyamanan mereka yang di dalam pesawat’ dan penumpang mabuk tersebut sudah diserahkan ke otoritas berwenang

Sebuah pesawat Malaysia Airlines terlihat di Bandara Internasional Kuala Lumpur di Sepang, 18 Juli, 2014. Foto oleh Nicolas Asfouri/AFP

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) — Pesawat Malaysia Airlines MH179 terpaksa kembali ke Kuala Lumpur karena penumpang mabuk yang mengganggu penerbangan, demikian dinyatakan maskapai tersebut pada Minggu, 10 Mei 2015. 

“Penumpang mabuk tersebut mulai mengganggu awak Malaysia Airlines tidak lama setelah lepas landas,” sebagaimana dikutip dari pernyataan perusahaan penerbangan tersebut. “Karena tubuhnya yang besar, penumpang lainnya harus membantu awak untuk mengamankan penumpang tersebut.”

Malaysia Airline mengatakan bahwa pesawat terpaksa kembali untuk “memastikan keselamatan dan kenyamanan mereka yang berada dalam pesawat” dan penumpang mabuk tersebut telah diserahkan ke otoritas berwenang.

Pesawat tersebut berangkat dari Kuala Lumpur Sabtu, 9 Mei, pukul 23.27 waktu setempat, dijadwalkan mendarat di Kolombo, Minggu, pukul 00.18 waktu lokal.

Tapi dari pantauan radar, pesawat rute Kuala Lumpur-Kolombo berputar-putar selama dua jam di atas Selat Malaka. 

 

Hingga akhirnya pesawat tersebut mendarat kembali di Kuala Lumpur pukul 01.20 setelah menghabiskan bahan bakar di udara. 

Berikut kronologinya menurut @airlivenet 

Netizen berdoa untuk MH179 

Berita tentang pesawat ini langsung menjadi buah bibir di media sosial. Netizen menyampaikan simpatinya dan berharap pesawat mendarat dengan selamat. 

Maskapai ini memiliki sejarah kelam, dua pesawatnya jatuh dan salah satu di antaranya tidak diketahui penyebab serta tidak ditemukan.

Pesawat MH370 dengan rute Kuala Lumpur-Beijing hilang pada 8 Maret 2014. Pesawat ini dinyatakan jatuh, diperkirakan di sekitar Laut Vietnam, setelah hilang kontak dengan Kuala Lumpur Air Traffic Control

Pada 17 Juli 2014, sebuah pesawat Malaysia Airlines yang bertolak dari Bandara Schiphol, Amsterdam, ditembak jatuh oleh misil pemberontak Ukraina di dekat Desa Grabovo, Shakhtersk, dekat perbatasan Rusia. Insiden ini menewaskan 298 penumpang serta awak pesawat. 

Perkembangan terbaru, Malaysia Airlines melakukan reformasi terhadap jajarannya dengan menunjuk seorang direktur baru, Christoph Mueller. Direktur inilah yang mengumumkan kebijakan perampingan baru beberapa waktu lalu. Sejumlah rute yang dianggap tidak menguntungkan dihapuskan dan 6 ribu karyawan atau sepertiga dari pekerjanya rencananya akan dirumahkan. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!