SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
Bahkan dalam mimpi yang paling liar pun, Flavia Pennetta barangkali tak menduga bisa meraih salah satu piala grand slam.
Hidup sezaman dengan Serena Williams, Maria Sharapova, dan Caroline Wozniacki, mencapai final Amerika Serikat Terbuka (US Open) sudah merupakan pencapaian agung Pennetta.
Tapi kali ini petenis 33 tahun tersebut terus meroket hingga mencapai gelar yang dia impikan. Setelah mengalahkan Simona Halep di semi final, Pennetta membekuk rekan senegaranya, Roberta Vinci, di partai puncak AS Terbuka 7-6, 6-2.
#Pennetta defeated 3 seeded players en route to the title: No. 22 Stosur, No. 5 Kvitova and No. 2 Halep. #usopen pic.twitter.com/BPwPqyhXJl
— US Open Tennis (@usopen) September 12, 2015
Itu adalah prestasi terbaik sepanjang karirnya di panggung tenis dunia. Dan panggung itu benar-benar dia manfaatkan. Pennetta menyatakan undur diri dari tenis. “Inilah cara saya ingin berpisah dengan tenis. Keputusan besar ini sudah saya buat sebelum saya tampil di sini. Ini mimpi yang jadi kenyataan,” kata Pennetta sambil membawa piala, seperti dikutip Daily Mail.
“It was a very hard decision to make. I’m really happy that I did it and I’m proud of myself.” –#Pennetta pic.twitter.com/2OOyOrwHyB
— US Open Tennis (@usopen) September 12, 2015
Pernyataan itu mengejutkan banyak pihak. Bahkan lawannya di final, Vinci, juga ikut kaget. Dia tak menduga Pennette akan mundur di usianya yang sebenarnya masih cukup kompetitif. “Saya tidak percaya dia akan benar-benar mengundurkan diri,” kata Vinci.
#Pennetta became the first Italian woman to win the #usopen title, defeating her countrywoman #Vinci. pic.twitter.com/dq7C2wPQ7H
— US Open Tennis (@usopen) September 12, 2015
Tidak salah Pennetta memilih AS Terbuka sebagai panggung perpisahan. Sebab, kemenangannya bertabur rekor. Dia adalah petenis tertua yang menjuarai grand slam kali pertama. Dia juga petenis Italia pertama yang menjuarainya.
Kemenangan tersebut tak hanya milik Pennetta. Tapi juga negaranya. Tidak hanya Vinci yang bergembira dengan hasil tersebut. Perdana Menteri Italia Matteo Renzi ikut menonton laga all-Italian final tersebut.
Prime Minister Renzi made the New York trip especially to support his countrywomen http://t.co/qO1ILwCZSM #usopen pic.twitter.com/kryiTfzEiv
— US Open Tennis (@usopen) September 13, 2015
Pennetta mengatakan, keputusan mundur itu murni karena dia ingin merasakan kehidupan kedua tanpa tenis. Dia ingin berkeluarga. Dia tahu, tenis sudah menjadi bagian dari hidupnya. Tapi dia tak selalu bisa menjaga semangatnya untuk terus hidup dari satu turnamen ke turnamen yang lain.
Dia membandingkan dirinya dengan kekasihnya yang juga mantan petenis, Fabio Fognini. “Saya ingin tahu bagaimana rasanya hidup tanpa tenis dan menjadi pasangan yang normal seperti dengan Fabio,” kata Pennetta.—Rappler.com
BACA JUGA:
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.