Manchester City vs PSG: Saatnya The Citizens bungkam kritik

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pasukan Manuel Pellegrini berada dalam posisi yang lebih baik untuk lolos ke semifinal.

Sergio Aguero saat tampil melawan West Bromwich Albion, 9 April. Dia akan kembali tampil dalam laga melawan PSG. Sumber: Facebook Page Manchester City

JAKARTA, Indonesia – Duel antara Paris Saint-Germain dan Manchester City sejatinya adalah pertarungan dua klub yang hampir identik. Dua tim yang sama-sama tak memiliki tradisi kuat di Liga Champions tapi mampu berkiprah sejauh ini karena kucuran dana jumbo.

Manchester City menjadi raksasa baru Liga Primer setelah diakuisisi Abu Dhabi United Group Investment pada 2008 sedangkan PSG pada 2012 oleh Qatar Investment Authority.

Dukungan dana besar itu membuat kedua tim sangat dominan di kompetisi domestik.

Tapi, di Liga Champions, situasi yang sama belum bisa ditularkan. PSG belum pernah lolos ke semifinal sejak 21 tahun yang lalu. Sedangkan City bahkan baru musim ini bisa lolos ke perempat final.

Karena itu, siapapun yang lolos dalam duel kedua tim pada Rabu, 13 April, pukul 01.45 dini hari WIB di Etihad Stadium, kandang City, bakal menjadi langkah historis kiprah mereka di ajang para jawara Eropa tersebut.

Khusus bagi Zlatan Ibrahimovic, lolos ke semifinal bakal semakin mendekatkannya pada Si Kuping Besar—sebutan piala Liga Champions. Sepanjang karirnya, striker Swedia itu belum pernah sekalipun meraihnya.

Beberapa kali berganti klub, Ibra hanya mampu menjadi raja domestik. Saat hengkang dari Inter Milan ke Barcelona pada 2009 pun, salah satu tujuannya adalah untuk menjuarai piala tersebut.

Ternyata, klub yang dia tinggalkan justru meraih gelar Liga Champions. Sedangkan dia menjadi korban Pep Guardiola yang lebih memprioritaskan Lionel Messi.

Ambisi pribadi tentu bakal jadi motivasi ganda Ibra. Apalagi, meski masih berada dalam level tinggi permainan, mantan striker Juventus itu sudah tidak muda lagi. Dia sudah 34 tahun.

Tim tamu lebih bernafsu

Namun, upaya untuk melakukannya bakal sulit, baik bagi PSG maupun Ibra. Penyebabnya, mereka dengan gampang kebobolan dua gol hingga membuat laga berakhir 2-2 di leg pertama.

Dua gol itu adalah modal yang sangat berharga bagi City. Sebab, hasil seri 1-1 atau 0-0, klub berjuluk The Citizens  itu bakal melenggang ke ronde berikutnya.

Karena itu, PSG bakal tampil lebih agresif. Mereka harus menang untuk lolos ke babak berikutnya. Kalaupun seri, skornya harus di atas 2-2 karena aturan gol tandang.

Masalahnya, pertahanan City bakal tampil ekstra solid.

Memang, merancang skenario seri bakal sangat berisiko bagi tim tuan rumah. Apalagi, mereka adalah tim dengan obsesi pada penguasaan bola dan sepak bola menyerang.

“City adalah tim yang dibangun untuk mencetak gol. Jika kami sudah berpikir untuk bermain 0-0, maka kami pasti bakal kalah karena itu bukan gaya permainan kami,” kata Manuel Pellegrini, manajer City, seperti dikutip situs resmi UEFA.

City memang tidak terbiasa bermain bertahan. Tapi, mereka tetap bisa bermain dengan cerdik seperti di leg pertama.

Di laga yang digelar di Paris itu, City tidak banyak melakukan penguasaan bola. Hanya 36 persen ball possession. Mereka juga memasang garis pertahanan rendah. Salah satu strategi untuk tidak terlalu memburu penguasaan bola.

Namun, para pemain PSG tetap kesulitan bahkan menembus lini tengah City. Penyebabnya, tekanan ketat langsung diberikan saat bola dikuasai holding midfielder Thiago Motta.

Gelandang Italia yang memang cenderung lambat itupun tak bisa menyuplai bola ke depan. Padahal, posisinya sebagai penyambung lini pertahanan dan lini depan (box to box midfielder).

Tekanan tersebut membuat PSG lebih banyak menguasai bola, tapi hanya di daerahnya sendiri. Sebaliknya, City tampil lebih efektif. Mereka disiplin di posisinya, menekan ketat, kemudian menyerang balik dengan cepat.

Pola yang sama bisa kembali diulang di Etihad Stadium.

“Setiap pertandingan berbeda. Tapi, kami ingin melanjutkan performa yang sama seperti yang kami lakukan di Paris,” kata Pellegrini.

Posisi PSG semakin sulit karena dua pemain utama tak bisa tampil. Bek tengah David Luiz dan gelandang cepat Blaise Matuidi terkena akumulasi kartu. Sedangkan Marco Verratti belum pasti bisa diturunkan.

PSG kemungkinan bakal kembali menurunkan Motta berduet dengan gelandang muda PSG Adrien Rabiot. Mottra terancam kembali menjadi bulan-bulanan jika Laurent Blanc, pelatih PSG, tidak membuat perubahan strategi.

“Kami mengevaluasi leg pertama. Ada kesalahan di pertahanan. Kami juga kurang kompak. Terlalu banyak ruang kosong yang bisa dimanfaatkan City,” kata Blanc.

Dengan situasi tersebut, tak heran jika Pellegrini semakin optimis timnya akan lolos ke semifinal untuk kali pertama dalam sejarah.

“Media sebelumnya menganggap kami tidak punya peluang. Tapi, di leg pertama kami memamerkan kemampuan kami. Kami berada di level yang sama dengan PSG,” katanya. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!