Gempa Aceh: Hari-hari yang panjang di pengungsian

Habil Razali

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Gempa Aceh: Hari-hari yang panjang di pengungsian
Hari-hari di tenda pengungsian sepertinya masih akan panjang

PIDIE JAYA, Indonesia – Sudah lebih dari sepekan sejak gempa 6,5 SR menghantam Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. Namun puluhan ribu orang masih bertahan di tenda-tenda pengungsian.

Sebagian dari mereka bertahan karena tak punya pilihan: rumah mereka hancur, rata dengan tanah. Sementara sebagian lain bertahan di tenda pengungsian karena trauma.

Untungnya, bantuan masih terus mengalir. Ada saja yang mengirimkan bahan makanan atau masakan. Selain itu, masing-masing posko juga memiliki dapur umum sendiri.

Seperti posko pengungsi yang berdiri di Desa Meunasah Raya, Kecamatan Meurah Dua, Pidie Jaya, Aceh. Di sini ada 250 kepala keluarga yang masih bertahan. 

“Sehari 30 liter beras habis setiap sekali masak,” kata M. Daud, 56 tahun, relawan yang sejak hari pertama gempa langsung mengulurkan tangan membantu pengungsi di posko ini.

Saat ditemui Rappler pada Kamis, 14 Desember 2016, Daud sedang menyusun kayu di tungku. Kayu-kayu tersebut kemudian dibakar. Daud sesekali menyeka kedua matanya yang pedih terpapar asap.

Sementara, sambil menunggu api membesar, dua relawan lainnya mencuci beras dan satu relawan lain sibuk menyiapkan bahan-bahan masakan. 

Daud sendiri menyiapkan lauk ‘boh panah’, nangka muda yang dimasak dengan berbagai bumbu khas Aceh.

Daud belum tahu sampai kapan ia akan ‘bekerja’ di dapur umum ini. Sebab belum ada tanda-tanda pengungsi akan kembali ke rumah mereka. Namun ia tak mempermasalahkan hal ini. 

“Apa yang bisa saya bantu, saya bantu. Apalagi untuk warga desa saya sendiri,” katanya. M. Daud merasa bersyukur dirinya selamat dari gempa dahsyat. Di Pidie Jaya, 101 orang tewas akibat gempa ini.

Setelah api menyala sempurna dan panci berisi air diletakkan di atas tungku, Daud duduk di atas bongkahan batu besar. Tangan kanannya merogoh saku celana, mengeluarkan sebatang rokok.

Asap tipis kemudian keluar dari mulutnya, menyatu dengan kepulan asap dari tungku. Hari-hari di tenda pengungsian sepertinya masih akan panjang, karena pembangunan infrastruktur yang hancur akibat gempa baru akan dimulai pekan depan. —Rappler.com

Baca juga:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!