Indonesia

Jaga pasokan, Kapal Gerai Maritim bawa garam dari NTT

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Jaga pasokan, Kapal Gerai Maritim bawa garam dari NTT
Pemerintah akan impor garam untuk redam kenaikan harga

 

JAKARTA, Indonesia — Sebanyak 280 ton garam disiapkan untuk memasok kekurangan garam di Jawa Timur. Ini upaya  pemerintah menjamin ketersediaan dan stabilitas harga barang kebutuhan pokok (bapok)  di tengah masyarakat, khususnya garam konsumsi. Solusi sementara yang ditempuh adalah memanfaatkan Program Gerai  Maritim Kementerian Perdagangan  

“Sejak Jumat malam lalu (28/7),  KM Logistik Nusantara  1 telah bersandar di Tanjung Perak, Surabaya. Kapal ini, salah satunya mengangkut pasokan garam sebanyak 14 kontainer,” kata  Direktur Logistik dan Sarana Distrribusi Kemendag, Sihard Hadjopan Pohan. 

Pohan menjelaskan, pasokan garam tersebut akan didistribusikan PT Sumatraco (Surabaya) sebesar 100 ton garam curah, UD Bayu Tirta Samudra (Pati) sebesar 80 ton garam curah dan 20  ton garam beryodium, dan CV Karya Barokah (Pati) sebesar 80 ton garam curah.

“Hingga saat ini,  sudah ada 37 kontainer garam di Sabu yang menanti untuk diangkut,” ujar Pohan, dalam keterangan tertulis yang diterima Rappler, 30 Juli 2017. Di samping garam,  KM Logistik Nusantara 1 juga mengangkut 16 kontainer kemiri, 1 kontainer  kopra, dan 2 kontainer besi tua dari Lewoleb.  KM Logistik Nusantara 1 ini berangkat dari Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur sejak Rabu, 19 Juli 2017.

Kapal Nusantara I melewati trayek 3 yang memiliki rute Tanjung Perak-Calabai  (Dompu) – Maumere – Larantuka Leweoleba – Rote – Sabu –Waingapu – Sabu –Rote – Lewoleba – Larantuka – Maumere – Calabai (Dompu) – Tanjung Perak.

Program Gerai Maritim  merupakan upaya mengoptimalkan proyek tol laut yang digagas Presiden Joko Widodo. Selain itu, Gerai Maritim juga berperan mengurangi disparitas harga, menjaga integrasi pasar dalam negeri, dan meningkatkan perdagangan antarpulau. Dalam pelaksanaannya, program Gerai Maritim memanfaatkan penyelenggaraan pelayanan publik untuk angkutan barang oleh Kementerian Perhubungan dengan tarif kompensasi. Sebanyak 7 trayek tol laut dioperasikan PT PELNI. 

(BACA: Gerai Maritim untuk jaga harga di Indonesia Timur)

Pada awalnya, trayek tol laut berfokus pada disparitas harga melalui ketersediaan barang di daerah terpencil, terluar, dan perbatasan. Dalam perkembangannya terdapat muatan balik dan muatan antar pelabuhan yang  pada umumnya merupakan produk unggulan dan potensial daerah yang juga dapat menjadi komoditas ekspor.

Sinergi Kemendag dan Kemenhub akan semakin intensif, terutama setelah keluarnya  Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik untuk Angkutan Barang Dari dan Ke Daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar, dan Perbatasan.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan pihaknya telah meminta PT Garam mengajukan izin impor untuk meredam kenaikan harga garam.  PT Garam menjadi satu-satunya pengimpor garam, supaya pemerintah mudah untuk mengendalikan kuota impor. Dengan pengajuan permohonan PT Garam setelah mendapatkan data fakta di lapangan bahwa produksi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. 

“Jadi, begitu kami terima kami akan keluarkan. Jadi segera, siang ini kami akan panggil akan cek ke PT Garam mengenai perizinan impor,” ujar Enggar saat meninjau di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Jumat, 28 Juli 2017. 

Menurut Enggar,  Dirjen Perdagangan Luar Negeri bersama Dirjen di kementerian kelautan dan perikanan membahas kelangkaan garam dan mengkomunikasikan dengan PT Garam untuk segera mengajukan permohonan impor garam konsumsi. Menurut Enggar, harga naik karena pasokan berkurang akibat gagal panen karena kendala cuaca yang banyak hujan selama 2016 -2017. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!