DWP 2016: Musik sebagai pemersatu bangsa

Abdul Qowi Bastian

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

DWP 2016: Musik sebagai pemersatu bangsa
Pecahkan rekor, 90 ribu orang meramaikan Djakarta Warehouse Project 2016

JAKARTA, Indonesia — Saya mempunyai sebuah pengakuan. Ini adalah tahun pertama saya datang ke festival musik dance terbesar di Asia Tenggara, Djakarta Warehouse Project (DWP).

Tahun-tahun sebelumnya, setiap teman-teman saya bertanya, “Eh, DWP enggak?” Saya selalu menggelengkan kepala. Electronic dance music (EDM) was not my cup of tea. Saya tumbuh di lingkungan musik rock dan punk yang cepat dan keras. Namun perlahan saya mulai melebarkan telinga saya ke genre musik-musik lain, seperti pop, Top 40, country, bahkan keroncong dan tak ketinggalan EDM.

Saya pun datang ke DWP 2016 pada Jumat dan Sabtu, 9-10 Desember lalu. Sebagai seorang “DWP virgin”, saya ketagihan dan tidak sabar untuk menanti perhelatan DWP tahun depan. 

Tahun lalu, ada sekitar 77 ribu pengunjung yang hadir ke DWP. Sebanyak 15 ribu di antaranya berasal dari Indonesia. Angka itu terpecahkan tahun ini, ketika 90 ribu pengunjung meramaikan DWP 2016. Sebuah rekor.

Pada pagelaran tahun ini, saya juga melihat gerombolan warga negara asing yang siap berdansa di DWP sambil membawa bendera negara mereka masing-masing. Yang paling banyak tentunya dari kawasan Asia Tenggara seperti Filipina, Singapura, dan Malaysia. Terdengar juga di telinga saya beberapa wajah kaukasian berbicara bahasa Inggris dengan aksen Australia dan Eropa.

Stephanie, salah seorang warga Singapura, berkata, “Ini tahun ketiga saya ke Jakarta buat DWP. Ini adalah festival musik yang tidak boleh dilewatkan,” katanya.

Padahal, di negaranya sendiri pada hari yang bersamaan juga tengah digelar Zookout, festival EDM dengan lineup serupa.

Berbicara tentang lineup, bagi mereka yang gemar mendengarkan musik EDM sepanjang tahun ini pasti sudah menanti kedatangan para DJ kenamaan internasional, seperti Alan Walker, Zedd, Martin Garrix, Hardwell, dan Carl Cox.

Lagu-lagu popular yang sering diputar di radio juga sering dimainkan sebagai crowd pleaser di DWP, seperti Closer-nya The Chainsmokers, Let Me Love You yang dinyanyikan oleh Justin Bieber dan DJ Snake, hingga This is What You Came For-nya Rihanna featuring Calvin Harris yang dijamin membikin penonton nyanyi bareng.

Enggak ketinggalan DJ nasional seperti Devarra dan Dipha Barus. Yang belakangan membawa rasa nasionalisme di DWP dengan mengibarkan bendera Merah Putih selama set-nya. Melalui layar terpampang tulisan “Satu Indonesia” dan “Bhinneka Tunggal Ika”, yang seolah ingin menyampaikan pesan terhadap iklim politik di Indonesia saat ini.

Di Jakarta sendiri selama beberapa pekan terakhir memang ramai dikunjungi warga dari luar kota yang melancarkan aksi demonstrasi terhadap Gubernur Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama. Masyarakat terbelah, ada yang pro dan ada yang kontra.

Namun Dipha Barus —dan DWP secara keseluruhan— seakan ingin membuktikan bahwa musik dapat menyatukan perbedaan. Manusia bertumpah ruah di JIExpo selama dua malam berturut-turut. Massanya pun tak kalah banyak dalam jumlah dengan aksi 411 dan 212 itu.

Pria-wanita, muda-tua, semua berbaur menikmati dentuman musik di tiga panggung yang tersebar di venue. Semuanya jejingkrakan, berlompat-lompat.

DWP tahun ini dibagi menjadi tiga panggung pertunjukan pada malam pertamanya. Yang terbesar adalah Garudha Land yang berlokasi outdoor dengan sosok burung garuda raksasa dengan sayap yang membentang lebar ke kanan-kiri panggung.

Sedangkan dua panggung lainnya, Neon Jungle dan Cosmic Station berada di dalam ruangan.

Untuk malam kedua, meski berlokasi sama, namun kedua panggung indoor tadi berganti nama. Yang satu dinamakan Life in Color Kingdom, dan yang lainnya diberi nama The Darker Side.

Pesta penutup akhir tahun itu pun ditutup dengan sesuatu yang berbeda dari pagelaran-pagelaran DWP sebelumnya, yaitu dengan semprotan cat warna-warni yang menyirami penonton di panggung Life in Color Kingdom saat Yellow Claw sedang menghentak lantai dansa.

Pesta cat itu didatangkan langsung dari Miami, Amerika Serikat, yang notabene dikenal sebagai event pesta cat paling meriah di dunia.

Sedangkan di panggung Garudha Land, semburan kembang api saat set Hardwell menandakan berakhirnya sebuah festival musik terbesar di Asia Tenggara itu.

 

Tahun ini memang menjadi sebuah tahun yang mengejutkan sebagian jumlah penduduk dunia, termasuk Indonesia. Mulai dari hasil pemilihan umum presiden negeri adidaya yang tak sesuai harapan pengamat, bencana alam di pelosok negeri, hingga isu segregasi agama dan ras.

Tapi semuanya itu untuk sementara terlupakan. Untuk dua malam, puluhan ribu orang mengesampingkan masalah-masalah kehidupan mereka. Semuanya atas nama musik.

Pas banget dengan larik pembuka official anthem DWP 2016 ciptaan Gianni Marino & Devarra, Focus“Tonight everything’s gonna be alright. Because tonight you could put all your worries all aside.”

Panitia juga kembali menegaskan pentingnya persatuan sesudah acara. “DWP merupakan sebuah contoh dari unity in diversity (kesatuan dalam keragaman). Tidak peduli kamu berasal dari mana atau apa kepercayaanmu, bersama kita bisa bersatu,” tulis panitia melalui akun media sosial Djakarta Warehouse Project.

Secara keseluruhan, DWP tahun ini sangat memorable. Setidaknya hal tersebut diamini oleh salah seorang pengunjung.

“Terakhir kali gue ke DWP itu sekitar dua-tiga tahun yang lalu, kalau enggak salah. Waktu itu venue-nya di Ancol,” kata Kristy kepada Rappler. “Tahun ini jauh lebih baik dibanding waktu itu. Mungkin dibantu dengan cuaca cerah, kali ya.”

Kristy menceritakan pengalaman kurang menyenangkan saat menghadiri DWP 2013 lalu. Saat itu hujan turun. Kakinya terendam di kubangan lumpur. Ia khawatir handphone-nya basah dan kena air.

“Gue jadi enggak bisa nikmatin musik, gitu deh,” akunya.

Yang enggak kalah kerennya adalah aplikasi mobile DWP, yang sangat mudah diakses dan dilengkapi dengan informasi yang membuat penonton semakin mudah untuk menikmati festival. Mulai dari jadwal lineup, profil masing-masing musisi, hingga push notifications yang memberitahu pengguna app jika artis yang ditunggu-tunggu akan segera bermain.

Jadi enggak sabar nunggu DWP tahun depan. Tapi sekarang adalah waktunya menunggu DWP Aftermovie yang diproduksi setiap tahunnya oleh penyelenggara. Ya, hitung-hitung pelepas rindu.—Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!