Pembunuhan asisten Presiden Direktur XL: Polisi ragukan motif tersangka

Felicia Santoso

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pembunuhan asisten Presiden Direktur XL: Polisi ragukan motif tersangka
Tersangka pembunuh Hayriantira mengaku mengincar proyek dari korban. Polisi meragukan motif pelaku.


GARUT, Indonesia – Polisi masih meragukan motif pembunuhan Hayriantira (37) oleh Andy Wahyudi (38) yang mengaku kalap setelah diledek berulang kali. Penyidik berusaha menggali motif lain pembunuhan asisten presiden direktur di PT XL Axiata itu. Andy bahkan menyebut motif lain soal tender kontrak.

“Saya masih meragukan keterangan tersangka soal motif ini, karena ada beberapa keterangannya yang ganjil. Kami yakin ada motif lain, cuma belum bisa kita ungkap,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya Komisaris Besar Khrisna Murti di Garut, Jumat (7/8).

Sebelumnya, Andy mengaku membunuh Rian, nama panggilan korban, karena kalap setelah diolok ‘homo’. Ia kini menambah pengakuannya, yaitu diancam tidak akan mendapatkan tender jika tidak memenuhi keinginan korban untuk berhubungan intim.

“Kalau kamu gak mau sama aku, aku gak akan bantuin kamu kontrak kerjasama sama XL,” kata Krishna menirukan pengakuan Andy.

Selain sebagai sales alat kesehatan, Andy juga mengaku menjual alat pemadam kebakaran. Dia saat itu berharap Rian membantunya mendapat kontrak. Hitungan keuntungannya adalah Rp 500 ribu per unit, untuk pengadaan 3-8 ribu unit alat pemadam api. Polisi sedang menelusuri pengakuan ini.

Unsur perencanaan

Polisi di Jakarta dan Garut mengincar penerapanPasal 340 KUHP tentang perencanaan pembunuhan dan Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan.

“Unsur pembunuhan berencananya kita kaji. Kalau dilihat dari adanya pemalsuan dokumen dan pemalsuan pelat nomor ada mengarah ke situ. Tetapi kita lihat lebih dalam lagi nanti,” kata Krishna.

Unsur perampokan sudah jelas bisa dibuktikan dengan bukti mobil yang dikuasai tersangka.

Awal perkenalan Andy-Rian

Rian dan Andy sudah dua tahun saling mengenal. Andy adalah teman kakak kandung Rian, Hyariani, yang bermukim di Belanda. Si kakak mengenalkan Andy untuk mengobati gejala tremor tangan Rian. Andy memang mengaku bisa menyembuhkan dengan metode totok syaraf.

Awal berkenalan, Rian masih berkeluarga. September 2014, rumah tangganya bubar. Setelah Rian menjanda, Andy kerap menemui Rian di kontrakannya di Kelapa Dua, Depok. “Saya juga sering ke kantornya, ngobrol-ngobrol masalah proyek di tempat Rian bekerja,” kata Andy.

Salah satu paman Rian, Yudi Wijayakusuma, mengaku kenal dengan Andy meski tidak begitu dekat. Yang ia tahu, Andy adalah sosok yang baik. Tapi dia juga menduga bahwa Andy adalah penyebab keretakan rumah tangga Rian dan mantan suaminya.

“Setelah dekat sama si Andy ini, rumah tangga Rian jadi retak. Bahkan si Andy ini sering ngantar Rian saat proses sidang perceraian,” kata Yudi.

Sertifikat rumah hilang

Usai membunuh Rian, Andy mengemas baju-baju dan barang-barang korban ke dalam tas korban. Setelah hampir satu jam merenung di kamar hotel, Andy lalu keluar dan mengunci jasad Rian yang ditenggelamkan di dalam kolam berendam air panas di hotel tersebut.

Kunci hotel, pakaian Rian beserta seluruh barang-barang di dalam tas lalu dibuang di dekat Terminal Guntur, Garut. Andy mengaku tak sepeser pun mengambil uang dari tas Rian. “Saya buang semuanya termasuk handphone-nya karena takut terlacak polisi,” kata dia.

Pihak keluarga mengklaim hilangnya sertifikat sebidang rumah di Jl Kucica, Perumahan Pondok Kelapa Dua, Cimanggis, Depok. Sertifikat itu diklaim berada di mobil Honda Mobilio yang dibawa kabur Andy usai membunuh korban.

“Itu rumah dibeli sama anak saya, pakai uang anak saya. Tetapi atas nama suaminya. Rian tidak tahu kalau akhirnya akan seperti ini, makanya waktu itu sertifikatnya dia bawa,” kata Rukmila, ibu korban.

Kuburan dibongkar

Setelah adanya pengakuan dari Andy atas pembunuhan tersebut, polisi menggali kuburan jenazah yang tadinya dikubur tanpa nama di Cibunar, Garut. Polisi mengambil ulang sampel DNA jenazah untuk dicocokkan dengan ibu korban.

Penggalian makam itu berlangsung diiringi tangisan Rukmila, yang didampingi anggota keluarga lainnya. Jenazah Rian masih utuh setelah 8 bulan dikubur. Diberi kain kafan dan peti mati baru, jenazah Rian akan dimakamkan keluarganya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Banjarlor, Banjarharjo, Brebes, Jawa Tengah.—Rappler.com

BACA JUGA:
Pengakuan korban bully: Teman-teman saya tak seberuntung saya
Denda Rp 500 ribu untuk yang ngebut di jalan

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!