SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia – Hari ini PSIM Yogyakarta berulang tahun ke-86. Para fans PSIM Yogyakarta di media sosial meramaikannya dengan hashtag #86thPSIM. Di Yogyakarta, mereka merayakannya dengan beberapa kegiatan.
Kegiatan itu mulai dari membuat mural, membersihkan monumen PSSI, dan berziarah ke makam mantan pelatih PSIM Maman Durachman.
86 tahun (05 September 1929-2015) PSIM JOGJA berkiprah. Semoga lebih berprestasi & membawa manfaat bagi persepakbolaan Indonesia. #86thPSIM
— PSIM JOGJA (@PSIMJOGJA) September 4, 2015
Untuk memperingati 86 tahun PSIM, berikut 6 fakta menarik tentang PSIM:
1. Berdiri sebelum Indonesia merdeka
PSIM Yogyakarta berdiri pada 5 September 1929, atau selisih dua tahun setelah Persebaya dibentuk pada 1927. Saat itu mereka berdiri dengan nama Perserikatan Sepak Raga Mataram atau disingkat PSM. Nama Mataram dipakai karena Yogyakarta merupakan pusat Kerajaan Mataram. Belakangan, nama Indonesia disisipkan sebagai bagian dari perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Ada sblm induknya berdiri, ikut berjuang dg rakyat melawan penjajah melalui sepakbola. Kini kau mnjdi sebuah kebanggan @PSIMJOGJA #86thPSIM
— BM Kawula Mataram (@BMKM4PSIM) September 4, 2015
PSIM juga menjadi bagian dari sejarah terbentuknya Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. PSIM berkumpul bersama perwakilan dari VIJ Jakarta (sekarang Persija Jakarta), BIVB Bandung (Persib Bandung), MIVB (PPSM Magelang), MVB (Madiun), SIVB (Persebaya 1927), VVB (Persis Solo) dan YVC (Persijap Jepara).
Mereka menggelar pertemuan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta pada 1931. Pertemuan tersebut menyepakati terbentuknya organisasi federasi sepak bola Indonesia, yang kelak menjadi PSSI.
2. Rutin meminta restu Sri Sultan
PSIM Yogyakarta sejatinya memiliki kedekatan dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X. Founder Bawahskor, pengepul arsip PSIM, Dimaz Maulana mengatakan, dulu ada tradisi kuat di PSIM untuk meminta restu Sultan.
Sebelum kompetisi berputar, PSIM selalu berziarah ke makam raja-raja Mataram di Imogiri kemudian sowan ke Keraton. “Tapi sekarang sudah jarang. Terutama setelah 2004. Mungkin karena Sri Sultan tidak mau dikotakkan sebagai pendukung PSIM,” kata Dimaz.
3. Ditangani pelatih yang mantan pemain klub sendiri
PSIM Yogyakarta saat ini dilatih oleh Seto Nurdiantoro. Seto adalah pesepak bola di era 1990-an sampai 2000-an. Yang unik, Seto mengawali dan mengakhiri karir profesional sepak bola di PSIM Yogyakarta. Kini, dia melatih klub yang telah membesarkan namanya.
4. Kelompok suporter membeli klub
Suporter mendukung klub kesayangannya mati-matian sudah biasa. Suporter mengikuti kemana pun klubnya bermain adalah wajar. Suporter PSIM selangkah lebih maju dari suporter lain. Salah satu organisasi suporter PSIM Yogyakarta bernama The Maident (Mataram Independent) membeli klub internal! Ini luar biasa.
Klub tersebut berada di bawah kompetisi internal PSIM. Tepatnya di divisi satu (dari dua divisi yang mereka gelar). Nama klub tersebut adalah PS BOM. Mereka ingin terlibat langsung dalam pengelolaan klub sepak bola. Mereka juga ingin terjun dalam mengelola talenta muda sepak bola Yogyakarta melalui klub tersebut.
5. Jadi yang pertama mendatangkan pesepak bola asal Jepang
PSIM menjadi klub pertama di Liga Indonesia yang merekrut pemain asing asal Jepang. Namanya Nozomi Dojo. Dia membela PSIM pada 1999-2000.
6. Prestasi terhambat karena gempa bumi
PSIM Yogyakarta promosi ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia pada 2005. Saat itu mereka naik tingkat setelah mengalahkan Persiwa Wamena di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, pada 2005 dengan skor 2-1.
Namun, pada 2006 atau setahun kemudian, Yogyakarta diguncang gempa. PSIM pun membubarkan diri dan tak bisa tampil. PSSI lantas menggaransi PSIM tetap di Divisi Utama. Namun, klub-klub yang melawan PSIM diberi kemenangan WO (3-0). Padahal, saat itu tren penampilan mereka mulai meningkat.
Pada 2007, PSIM dibentuk kembali. Setahun kemudian, kasta tertinggi sepak bola Indonesia, Indonesia Super League (ISL), dibentuk. Semua tim bertarung untuk tampil di sana. Namun, PSIM tak bisa mencapainya. Beberapa fans bilang, seandainya tak ada gempa, PSIM mungkin masih sangat kompetitif untuk bisa tampil di ISL. –Rappler.com
BACA JUGA
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.