Nasib Persija tak jelas setelah gagal di Piala Presiden

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Nasib Persija tak jelas setelah gagal di Piala Presiden
Klub mungkin akan dibubarkan setelah kegagalan ini


JAKARTA, Indonesia – Piala Presiden 2015 adalah harapan terakhir bagi Persija Jakarta untuk memburu hadiah. Uang itu akan dipakai untuk membayar tunggakan gaji pemain. Tapi, mereka justru kalah. 

Klub mungkin akan dibubarkan setelah kegagalan ini.

Ribuan Jakmania sudah ramai-ramai hijrah ke Bali demi memberikan dukungan kepada Macan Kemayoran—julukan Persija. Harapan mereka, sang tim kesayangan bisa lolos ke babak berikutnya dan melangkah sejauh mungkin di Piala Presiden. Sayang, impian Jakmania harus pupus.

 

 
Persija tak mampu meraih kemenangan di laga terakhir mereka di grup C. Mereka hanya bermain imbang 0-0 melawan Mitra Kukar di Stadion Kapten Dipta Gianyar, Senin, 7 September.


Padahal, Persija ditangani salah seorang pelatih top Indonesia, Rahmad Darmawan. Beberapa pemain juga merupakan nama besar. Beberapa di antaranya adalah Ismed Sofyan, Pamungkas, dan Ramdhani Lestaluhu. Tapi, bahkan sekali kemenangan saja tak pernah mereka capai.

Mereka dibantai tim tuan rumah Bali United 0-3 dan bahkan ditahan seri 1-1 oleh tim Divisi Utama Persita Tangerang. Dengan dua kali imbang dan sekali kalah, tim ibukota itu hanya mengoleksi 2 angka. Mereka pun hanya bisa mencetak sebiji gol. Macan Kemayoran benar-benar ompong.

Mereka harus rela menjadi tim terburuk di grup C.

Padahal, Persija dianggap salah satu favorit bersama Persib Bandung, Arema Cronus, Sriwijaya FC, dan PSM Makassar. Tapi, label itu malah menjadi beban bagi pemain.

“Kami gagal lolos. Kami ucapkan selamat untuk Bali United Pusam dan Mitra Kukar yang lolos. Kami sebenarnya sudah main bagus, tapi kami gagal memanfaatkan satu peluang pun,” kata Rahmad saat dihubungi, Selasa, 8 September,

Persiapan kurang 

Namun, Rahmad menolak jika timnya disebut tim favorit yang tersingkir dini. Baginya, Persija tak bisa disebut sebagai salah satu tim kuat di Piala Presiden. Secara tim, mereka belum padu.

“Persija tim kuat? Saya kurang sependapat. Kenapa? Karena tim kami kehilangan sembilan pemain yang sudah bergabung saat persiapan Indonesia Super League. Tim ini murni banyak yang baru,” kata Rahmad.

Beberapa pemain inti yang disebut hilang oleh Rahmad adalah Greg Nwokolo, Stefano Lilipaly, Syaiful Indra, dan Alfin Tuasalamony

Persija bahkan baru menjalani latihan di minggu pertama Agustus untuk menghadapi Piala Presiden. Karena itulah, Rahmad menyebut proses persiapan timnya terbilang singkat.

Bahkan, persiapan itu diwarnai aksi mogok berlatih dari para pemain yang belum gajian.

“Kami sangat terlambat merekrut pemain pengganti. Tak lebih seminggu bersama. Waktu adaptasi kurang. Saya pikir tim sudah bagus, menunjukkan progress meningkat sampai laga terakhir. Kekurangannya kami terlambat menemukan chemistry,” ucapnya.

Setelah kegagalan ini, bagaimana nasib Persija? Rahmad tak bisa memberikan kepastian. Sebab, itu wilayah manajemen. Namun, dengan materi yang ada dan ikatan kontrak pemain, Persija memang hanya “berusia” dua bulan.


“Tujuannya ya Piala Presiden. Kalau sudah tidak ada turnamen lagi, ya otomatis tidak ada latihan, tidak ada aktivitas,” kata Rahmad.—Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!