SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
TOLIKARA, Papua — Beberapa bulan setelah konflik antarumat di Tolikara, umat Islam bisa melakukan salat Iduladha dengan damai di bawah penjagaan ratusan polisi.
“Puji Tuhan, pelaksanaan salat Iduladha aman,” kata Kepala Polda Papua Irjen Paulus Waterpauw, Kamis, 24 September.
Salat yang dilangsungkan di Masjid Khairul Ummah yang baru diresmikan Rabu kemarin ini tidak terganggu oleh hujan yang sempat turun.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa terlaksananya salat Iduladha menunjukkan adanya rekonsiliasi yang berjalan baik antarumat.
“Saya kira proses rekonstruksi dan rekonsiliasi telah berjalan. Ini ditandai dua hal yakni berdirinya masjid yang sudah digunakan untuk salat Jumat dan hari ini digunakan untuk salat Iduladha,” kata Khofifah.
Masjid Khairul Ummah, sebelumnya bernama Baitul Mustaqqin, terbakar dalam konflik antara umat muslim dengan anggota Gereja Injili di Indonesia (GIDI) pada perayaan Idulfitri, 17 Juli. Seorang anak meninggal dan sepuluh orang terluka dalam konflik ini.
Namun konflik itu tidak lagi tampak dalam peringatan Iduladha kali ini. GIDI justru menyumbang 5 ekor sapi untuk kurban ke pengurus masjid.
“Kurban akan dibagikan kepada seluruh warga secara merata. Sumbangan ini (dari GIDI) kami terima dan Insya Allah akan kami salurkan juga kepada umat-umat kristen,” tutur pengurus masjid Ali Muchtar. — Laporan dari Antara/Rappler.com
BACA JUGA:
- Penganut Syiah dari Sampang rayakan Iduladha di pengungsian
- Terbakar dalam konflik, masjid di Tolikara resmi dibuka kembali
- Bom meledak saat salat Iduladha di Yaman, 29 tewas
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.