Setara Institute sesalkan penghentian aktivitas Syiah oleh FUI

Sakinah Ummu Haniy, Mawa Kresna

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Setara Institute sesalkan penghentian aktivitas Syiah oleh FUI

AFP

Forum Umat Islam (FUI) Yogyakarta mendatangi tempat pengungsian karena mendengar kabar terjadi ritual yang menyimpang dari ajaran Islam

JAKARTA, Indonesia—Lembaga hak asasi manusia Setara Institute menyesalkan penghentian aktivitas keagamaan imigran asal Afghanistan yang menganut Syiah oleh kelompok radikal belum lama ini.

Seharusnya (mereka) mendapatkan perlindungan dari aparat setempat. Mereka kan sudah mengalami penderitaan, mengungsi dari negaranya karena konflik politik. Sekarang mereka ditampung di Indonesia, mereka seharusnya mendapat perhatian dari aparat kita,” kata Wakil Direktur Setara Institute Bonar Tigor Naipospos kepada Rappler, Rabu, 21 Oktober. 

Bonar mengatakan kelompok-kelompok radikal memang kerap berusaha untuk meningkatkan konflik antara sunni dan syiah di Indonesia. 

“Tudingan bahwa para imigran berusaha menyebarkan syiah di Indonesia itu tudingan yang hanya dibuat-buat,” kata Bonar. 

Pada Senin, 19 Oktober, beberapa orang yang mengaku sebagai anggota Forum Umat Islam (FUI) Yogyakarta datang ke penampungan imigran Syiah asal Afganistan di Balai Pemuda, Ambarbinagun, Bantul, Yogyakarta. Mereka meminta agar kegiatan keagamaan yang sedang berlangsung saat itu dihentikan karena menyimpang dari ajaran Islam.

Menurut keterangan Kepala Dinsoskertrans Yogyakarta, Untung Sukaryadi, massa FUI datang tanpa kekerasan.

“Teman-teman mendapat info ada ritual, lalu mendatangi untuk berdialog. Tidak menyerang, mereka datangnya sopan,” kata Untung pada Selasa, 20 Oktober.

Untung juga menjelaskan bahwa secara sosial tidak ada resistensi dari masyarakat terhadap keberadaan imigran tersebut.

“Ada kegiatan keagamaan, dan keyakinan mereka menyimpang dari kaidah Islam. Itu yang masalah. Kalau syiah memang saya sendiri tidak bisa menerima,” kata Untung.

Sementara itu Kepala Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM Yogyakarta Pramono mengatakan pihaknya tidak mengetahui keberadaan imigran asal Afganistan tersebut di wilayahnya.

“Tidak ada pemberitahuan atau koordinasi dari IOM. Kita tahu setelah ada kejadian ini,” katanya.

IOM adalah International Organization for Migration, lembaga nirlaba yang aktivitasnya fokus pada migran dan pengungsi.

Untuk sementara para imigran saat ini dipindahkan ke Balai Latihan Kerja Dinsosnakertrans Sleman.—Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!