Bank Indonesia: Defisit transaksi berjalan Indonesia menurun

JAKARTA, Indonesia — Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), defisit transaksi berjalan dalam Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan ketiga 2015 tercatat sebesar 4 miliar dolar AS atau 1,86 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). 

Angka ini merepresentasikan perbaikan bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 7 miliar dolar AS atau 3,02 persen dari PDB maupun defisit triwulan kedua 2015 sebesar 4,2 miliar dolar AS atau 1,95 persen dari PDB.

“Perbaikan kinerja transaksi berjalan tersebut terutama ditopang oleh perbaikan neraca perdagangan nonmigas akibat penurunan impor yang relatif tajam seiring masih terbatasnya permintaan domestik,” kata Deputi Direktur Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan di Jakarta, Kamis, 13 November.

NPI dan defisit transaksi berjalan

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) merupakan statistik yang mencatat transaksi ekonomi antara penduduk Indonesia dengan bukan penduduk pada suatu periode tertentu. Transaksi berjalan meliputi transaksi ekonomi yang melibatkan barang, jasa, pendapatan atas faktor produksi dan transfer uang. 

Ketika sebuah negara mencatat defisit transaksi berjalan, artinya negara tersebut menjadi peminjam neto dari negara-negara lain di dunia sehingga membutuhkan aliran modal untuk membiayai defisit ini. 

Defisit transaksi berjalan tak selalu buruk bagi sebuah perekonomian. Defisit ini bisa menjadi hal yang positif apabila aliran dana dari luar negeri yang akhirnya menimbulkan defisit, dapat digunakan untuk tujuan-tujuan produktif seperti pembangunan infrastruktur misalnya. —Laporan Antara/Rappler.com

BACA JUGA: 

• Mendag Tom Lembong: Saya mendukung impor untuk tujuan ekspor
• Bank Dunia: Berbisnis di Indonesia semakin mudah
• 5 jurus pemerintah untuk dorong investasi dalam paket kebijakan ekonomi baru