Pianis jazz belia Joey Alexander raih nominasi Grammy

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pianis jazz belia Joey Alexander raih nominasi Grammy
Debut album Joey Alexander, 'My Favorite Things', dapat nominasi Album Jazz Instrumental Terbaik di Grammy Awards

JAKARTA, Indonesia — Pianis jazz muda Indonesia, Joey Alexander, masuk dalam daftar calon penerima penghargaan bergengsi di industri musik dunia, Grammy.

Melalui debut albumnya My Favorite Things, Joey dinominasikan dalam dua kategori musik jazz, yaitu Best Jazz Instrumental Album dan Best Improvised Jazz Solo untuk lagu Giant Steps.

Malam penganugerahan Grammy ke-58 akan diselenggarakan pada 15 Februari 2016 di Staples Center, Los Angeles, Amerika Serikat.

My Favorite Things adalah album pertama Joey yang dirilis pada Mei tahun ini — ketika itu ia masih berumur 11 tahun.

(BACA: Joey Alexander, pemain piano hebat berumur 11 tahun)

Album berisi 9 lagu tersebut diproduksi oleh pemenang Grammy, Jason Olaine, melalui recording label yang berbasis di New York, Motema Music.

Bermukim di New York demi karir

Joey mendapat pujian dari media-media ternama di Negeri Paman Sam, berkat bakatnya di musik jazz. Profilnya pernah diulas surat kabar ternama seperti New York Times dan Daily Telegraph. Tak ketinggalan, CNN, WCBS, dan NBC News juga ikut meliput anak kelahiran Bali pada 26 Juni 2003 ini.

 
//

I’m so grateful for all of my family, friends, fans, and mentors who have supported me this year. I’m looking forward to…

Posted by Joey Alexander on Sunday, November 29, 2015

Ia mulai belajar musik jazz secara otodidak pada usia 6 tahun. Tiga tahun berikutnya, Joey memenangi penghargaan Grand Prix pada kompetisi musik jazz semua umur, Master-Jam Fest di Odessa, Ukraina. Kompetisi itu diikuti oleh 43 musisi dari 17 negara. 

Joey pertama kali muncul di muka publik ketika ia diundang oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) pada Desember 2011 di Jakarta untuk bermain piano tunggal di depan Herbie Hancock, musisi jazz legendaris Amerika. 

Setahun kemudian, Joey tampil bersama band-nya di Java Jazz Festival di Jakarta.

Selang kemudian, videonya yang diunggah ke YouTube menarik minat pencari bakat asal Amerika Serikat. Keajaiban Joey dilirik oleh Wynton Marsalis, musisi jazz berpengaruh di AS yang juga merupakan direktur lembaga pertunjukan prestisius di New York, Jazz at Lincoln Center. 

Wynton mengundang Joey — yang saat itu berusia 10 tahun — pada Mei 2014 untuk tampil dalam pertunjukan musik yang digelar di gedung Jazz at Lincoln Center. 

Permainan Joey pada acara itu disambut dengan kekaguman publik dan New York Times menyebut penampilan Joey sebagai “sensasi semalam” sementara Down Beat menyebutnya sebagai anak ajaib. 

Sejak 2014, Joey dan orang tuanya sudah pindah ke New York untuk mendukung pendidikan musik dan pengembangan karirnya.

Sejak itu, Joey kerap diundang untuk tampil di berbagai panggung bergengsi, termasuk Montreal International Jazz Festival, Copenhagen Jazz Festival, New Port Jazz Festival, Rochester Jazz Festival, Apollo Theater dan Arthur Ashe Learning Center. —Laporan Antara/Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!