SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia – AS Roma harus meladeni tamu yang kelewat superior di babak 16 besar Liga Champions. Kamis, 18 Februari pukul 02.45 WIB dini hari, mereka harus menjamu jawara 10 kali liga paling bergengsi Eropa tersebut, Real Madrid.
Pasukan Zinedine Zidane bakal melawat ke Stadion Olympico, kandang Roma, dengan rekor tak terkalahkan sepanjang lima laga di Liga Champions musim ini. Dan dalam lima pertandingan tersebut, tak satupun gawang Los Blancos—sebutan Real—yang kebobolan.
Matchday: As Roma vs Real Madrid! #HalaMadrid #TeamKroos pic.twitter.com/D9UohiinRX
— Toni Kroos (@AboutToniKroos) February 17, 2016
Tak hanya itu, Sergio Ramos dan kawan-kawan membukukan catatan 19 gol dalam lima laga tersebut. Ini berarti rata-rata hampir empat gol yang mereka cetak di setiap laga.
Itu belum termasuk performa mereka yang sangat agresif pasca kursi kepelatihan berpindah ke Zidane. Di bawah entrenador (pelatih) asal Prancis tersebut, Real tak terkalahkan dalam enam pertandingan. Total gol Real bersama Zizou—sebutan Zidane—di Primera Division sebanyak 23 gol.
Dengan catatan superior tersebut, mampukah Roma meredam Real? Apalagi, dalam dua pencetak gol terbanyak klub yang bermarkas di Santiago Bernabeu itu bakal tampil. Mereka adalah Cristiano Ronaldo (21 gol di Primera Division) dan Karim Benzema (19 gol).
Memang, beberapa punggawa klub ibu kota Spanyol itu tidak bisa tampil. Di antaranya winger Gareth Bale, bek tengah Pepe, dan bek kiri Marcelo. Tapi, tanpa tiga pemain tersebut, Real tetap membahayakan.
“Tekanan terhadap kami memang lebih sedikit karena kami adalah Real. Para pemain sangat fokus menghadapi pertandingan ini,” kata Zizou seperti dikutip situs resmi UEFA.
Roma belum temukan formasi ideal
Zizou tahu, tekanan ada pada Roma. Mereka memiliki catatan buruk di Liga Champions. Klub berjuluk Il Lupi alias para serigala itu tak pernah menjuarai Si Kuping Besar—julukan piala Liga Champions.
Kali terakhir mereka lolos ke babak delapan besar sudah delapan tahun yang lalu, yakni pada musim 2006-2007 dan 2007-2008. Kebetulan, pelatih yang membawa Roma melaju di dua musim tersebut adalah pelatih mereka sekarang, Luciano Spalletti.
Untuk mengulangi momen manis itu jelas sangat berat. Apalagi, Roma sedang menghadapi badai cedera. Delapan pemain kemungkinan tak bisa tampil. Para pemain pilar seperti Francesco Totti, Mohamed Salah, Daniele De Rossi, dan Kostas Manolas bermasalah dalam kebugaran. Kalaupun mereka bermain, kemungkinan tak maksimal.
Masalah Spalletti lainnya adalah dia belum juga menemukan formasi ideal untuk Totti dan kawan-kawan. Dalam enam laga di Serie A, mantan pelatih Zenit St Petersburg itu berganti hingga empat formasi. Mulai dari 4-3-3, 4-2-3-1, 3-4-2-1, dan 4-3-1-2.
Hasil bongkar pasang formasi itu memang mulai menunjukkan hasil. Roma meraih streak alias empat kemenangan beruntun di liga domestik. Tapi, Spalletti tak bisa bongkar pasang lagi melawan Real. Sebab, satu kesalahan sedikit saja bakal dimanfaatkan lawan untuk mencetak gol cepat.
“Kami tahu mereka tim hebat. Tapi kami tidak takut. Saya tidak akan menyuruh tiga pemain menjaga Ronaldo. Itu tidak perlu,” katanya.
Seydou Keita believes Roma can upset 10-time champions Real Madrid in their #UCL last 16 clash tonight. #SSFootball pic.twitter.com/wBLSzh9CSj
— SuperSport (@SuperSportTV) February 17, 2016
Spalletti memang cukup tenang menghadapi Real. Meski di atas kertas kualitas timnya jauh di bawah rival sekota Atletico Madrid itu, dia tetap percaya diri. Sebab, tim-tim Italia memiliki tradisi bagus saat melawan klub Spanyol.
Musim lalu, Juventus menggagalkan upaya Real mempertahankan gelar juara Liga Champions di semi final. Sebelumnya, Roma juga yang memperdaya klub berjuluk Los Galacticos itu di 16 besar Liga Champions 2007-2008 untuk lolos ke babak delapan besar.
Kebetulan, dua pemain andalan Spalletti bakal bermain dini hari nanti. Mereka adalah Totti dan De Rossi.
“Saya kira tidak ada tim favorit di sini. Kedua tim memiliki peluang 50-50 untuk lolos ke babak selanjutnya. Kami juga ingin menguji di pertandingan ini apakah kami sudah kembali ke jalur yang tepat atau tidak,” katanya.—Rappler.com
BACA JUGA:
- Hasil lengkap babak 16 besar Liga Champions 2015/2016
- Liga Champions: Kalah dari Paris Saint-Germain, Chelsea masih punya peluang
- Paris Saint-Germain vs Chelsea: Tenang, Barcelona masih jauh
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.