Mendag Tom Lembong ke Australia bahas impor sapi

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mendag Tom Lembong ke Australia bahas impor sapi
Dalam kunjungan ke tiga kota di negeri Kanguru itu, Menteri Perdagangan Tom Lemobong akan bahas potensi perluasan kerjasama di bidang jasa bagi tenaga kerja Indonesia

JAKARTA, Indonesia – Menteri Perdagangan Thomas Lembong tiba di Sydney hari ini, Selasa, 15 Maret, untuk memulai lawatan kerja selama empat hari di Australia.  

Hari ini Tom dijadwalkan bertemu dengan perwakilan banker investasi di sana untuk membahas kerjasama pendanaan bagi proyek infrastruktur di Indonesia.  

“Mendag juga akan bertemu dengan wakil industri daging sapi untuk membahas kerjasama perdagangan,” kata Kepala Pusat Harmonisasi Kebijakan Kemendag Ni Made Ayu Marthini yang mengikuti kunjungan ini.

Hubungan Indonesia dan Australia mengalami pasang surut. Sempat memburuk dan saling menghentikan hubungan kerjasama, bahkan menarik pulang duta besar masing-masing setelah eksekusi hukuman mati terhadap dua terpidana asal Australia

Hubungan ekonomi sempat memburuk saat pengungkapan perlakuan buruk terhadap sapi-sapi impor dari Australia di Indonesia. Kebijakan impor atau tidak impor daging sapi yang diterapkan pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo sempat membuat pusing pengekspor sapi Australia. 

Meski penuh “drama”, hubungan antar kedua negara tak pernah benar-benar terhenti. Setiap tahun tercatat dari 10 juta asing ke Indonesia tahun lalu, sekitar 1 jutanya adalah turis Australia. Dari angka tersebut, 876 ribu lebih turis Australia berkunjung ke Bali.

Sedangkan jumlah pelajar dan mahasiswa Indonesia di Australia mencapai 17.000-an tahun lalu.

Kunjungan Tom ke Australia dimaksudkan untuk merevitalisasi hubungan bisnis dan investasi antara kedua negara.

Tom akan bertemu dengan Menteri Perdagangan Australia, Steve Ciobo, di Canberra, pada Rabu, 16 Maret.

Kunjungan ini menindaklanjuti kesepakatan yang dicapai saat Perdana Menteri Malcom Turnbull bertemu dengan Jokowi di Jakarta pada November 2015.

“Kunjungan kerja ini dimaksudkan untuk mendorong kerjasama ekonomi dan perdagangan yang lebih luas antara Indonesia-Australia. Saat ini hubungan kedua negara sedang harmonis. Kedua kepala negara dan kabinetnya sama-sama berkomitmen memanfaatkan momentum ini agar bergerak ke level yang lebih tinggi,” kata Tom dalam keterangan tertulisnya.

Dalam lima  tahun terakhir (2011-2015), total perdagangan bilateral kedua negara turun rata-rata 4,25 persen dari 10,8 miliar dolar AS menjadi 8,5 miliar dolar AS. 

Investasi Australia di Indonesia juga turun menjadi 104,6 juta dolar AS pada 2015. Saat ini Australia menjadi negara investor peringkat ke 12 di Indonesia.  

“Banyak area yang perlu digarap, yang selama ini belum diperhatikan,” ujar Tom.

Selain dengan mitra kerjanya Steve Ciobo, selama di Australia, Tom diagendakan bertemu dengan beberapa pejabat negara, seperti Perdana Menteri Malcolm Turnbull, Wakil Perdana Menteri Barnaby Joyce, Menteri Luar Negeri Julie Bishop, Special Envoy for Trade Australia Andrew Robb, Menteri Imigrasi dan Perbatasan Australia Peter Dutton, serta negara bagian New South Wales Premier Mike Baird.  

Pada pekan depan, Senin, 21 Maret, Menlu Australia Julie Bishop dijadwalkan berkunjung di Jakarta untuk meresmikan kantor perwakilan Australia yang baru, dan bertemu dengan sejumlah pihak.

Menurut Tom, pertemuan bilateral ini memiliki arti penting. Kedua pihak sepakat bahwa untuk meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara diperlukan platform kerja sama baru yang lebih maju, modern, dan fasilitatif di berbagai aspek ekonomi seperti barang, jasa dan investasi, serta peningkatan kapasitas. 

“Untuk itu, Indonesia dan Australia sepakat mengaktifkan kembali perundingan kemitraan ekonomi secara komprehensif antara Indonesia dan Australia melalui framework Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA),” ujar Tom. 

Ia menjelaskan bahwa IA-CEPA memiliki keunikan dibandingkan kerja sama Free Trade Agreement Indonesia dengan negara mitra lainnya. Pada IA-CEPA, yang dipotret dan dikerjasamakan adalah sektor-sektor yang sangat signifikan bagi kedua negara. 

“Mengingat kerja sama perdagangan di bidang barang telah banyak tercakup di dalam ASEAN Australia New Zealand Free Trade Agreement, maka sektor yang dapat didorong dari pengaktifan IA-CEPA adalah jasa keuangan, jasa pendidikan, dan jasa tenaga kerja seperti penempatan tenaga kerja perawat dan caregiver, serta tenaga kerja pemetik/pemanen buah asal Indonesia untuk dapat bekerja di Australia,” kata Tom.  

Dengan diaktifkannya IA-CEPA, diharapkan dapat dijajaki hasil awal yang segera dapat diimplementasikan dan dimanfaatkan oleh kedua pihak. 

Selain bertemu dengan pemerintah Australia, Tom juga akan melakukan berbagai pertemuan dengan kalangan pelaku usaha, baik dalam format forum bisnis di Sydney dan Melbourne dengan partisipasi delegasi bisnis dari Indonesia, maupun pertemuan dengan pelaku usaha dan asosiasi dan kunjungan lapangan ke beberapa lokasi yang menjadi kepentingan Indonesia.

Delegasi pelaku usaha Indonesia berasal dari bidang perbankan, pengelolaan makanan dan peternakan, tembakau, makanan dan minuman, pertambangan, kesehatan, kecantikan, dan pariwisata. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!