Latin America

Ribuan ikan ditemukan mati mendadak di sungai di Bantul

Daru Waskita

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Ribuan ikan ditemukan mati mendadak di sungai di Bantul

Faizal Afnan

Warga menduga ribuan ikan mati akibat limbah beracun yang dibuang pabrik gula dan spiritus yang terletak di Kecamatan Kasihan. Dugaan itu masih harus dibuktikan.

BANTUL, Indonesia – Ribuan ikan berbagai jenis yang hidup di aliran Sungai Bedog, Bantul, Yogyakarta ditemukan mati mendadak pada Minggu, 29 Mei. Sebagian ikan lainnya terlihat dalam kondisi sekarat dan terapung di atas aliran sungai.

Menurut penuturan salah seorang warga Dusun Dukuh, Desa Guwasari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Faizal Afnan mengatakan, matinya ribuan ikan di Sungai Bedog kali pertama diketahui warga sekitar pukul 01:30 dini hari. Saat itu, dia dan 3 rekan lainnya berencana membuat foto dokumentasi untuk profil desa dan karang taruna Dipo Ratna Muda.

“Tapi saat tiba di kali, ternyata banyak ikan yang klenger dan mati,” ujar Faizal.

Beberapa warga yang mengetahui matinya ikan, kemudian membawa kantong plastik dan malah menangkap ikan-ikan tersebut. Belum diketahui dengan jelas penyebab matinya ribuan ikan di Sungai Bedog. Tetapi, mereka menduga hal tersebut disebabkan oleh limbah pabrik gula dan spiritus yang terletak di Kecamatan Kasihan.

Dugaan bermula karena pabrik itu diketahui memang membuang limbah pada malam hari. Warga Dusun Iroyudan, Desa Guwasari, Kabupaten Bantul, Mustangin mengatakan hampir setiap tahun jika memasuki musim giling tebu, maka warga sekitar sungai selalu menemukan ikan mati dalam jumlah besar.

Bahkan, pada tahun 2013 lalu, warga yang tinggal di sekitar Sungai Bedog harus menutup hidung karena tidak tahan mencium bau amis bangkai ikan yang jumlahnya banyak di sungai.

“Awal bulan ini, ada kolam ikan di Dusun Karangber, Guwasari yang sumber airnya juga berasal dari Sungai Bedog. Ikannya juga ikut mati,” tutur dia.

Sementara, Kepala Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Air dan Tanah, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Yogyakarta, Reni Anggraini mengatakan jika institusinya tidak berani memastikan penyebab ribuan ikan yang mati akibat keracunan limbah dari pabrik gula dan spiritus.

“Kami melakukan pengecekan kualitas air di sini secara berkala, yakni 3 kali dalam setahun. Memang sungai ini memiliki kandungan Biological Oxygen Demand dan bakteri Colli dalam jumlah yang sangat tinggi dan jarang turun,” ujar Reni ketika ditemui di Dusun Jipangan, Kabupaten Bantul.

Untuk bisa pada kesimpulan itu, pihaknya perlu melakukan uji sampling di laboratorium. Sample tidak bisa hanya dilakukan di sungai, tetapi juga dari sumber lain. Sebab, limbah yang mencemari sungai berasal dari berbagai sumber, baik industri maupun rumah tangga.

“Butuh hasil uji laboratorium jika ingin mengetahui penyebab pasti kematian ikan,” kata dia.

Wakil Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan pemerintah kabupaten menyadari adanya keluhan warga terkait limbah yang diduga dihasilkan pabrik gula dan spiritus. Oleh sebab itu, pemerintah kabupaten tengah mengupayakan agar pabrik tersebut berkomitmen memperbaiki proses pengolahan limbahnya.

“Kami sedang mengupayakan melalui komitmen bersama agar ada solusi mengenai hal tersebut. Setidaknya, limbah tidak dibuang ke sungai dalam bentuk kasar seperti sekarang,” tutur Abdul. – Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!