Satu menit waktumu tentukan 5 tahun nasib Jakarta

Rika Kurniawati

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Satu menit waktumu tentukan 5 tahun nasib Jakarta

ANTARA FOTO

Kawal Pilkada luncurkan situs kawaldki.net untuk permudah relawan mengambil foto formulir C1 plano di TPS dan mengirimkannya. Hanya butuh waktu 1 menit.

JAKARTA, Indonesia — Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta putaran kedua tinggal menghitung hari. Selain memberikan suara pada Hari-H pemilihan 19 April 2017, warga ibu kota juga bisa ikut mengawal proses penghitungan suara.

Apalagi mengingat hasil survei yang menunjukkan bahwa persaingan antara kedua pasang calon begitu ketat, hanya selisih antara 1 persen.

“Sejumlah survei memprediksi  hasil Pilgub DKI putaran kedua akan beda tipis. Oleh karena itu selisih suara sedikit saja pun akan mengubah hasil akhir,” kata Sandra Sahelangi, juru bicara Kawal Pilkada kepada Rappler pada Senin, 10 April.

Bagaimana warga bisa ikut mengawal Pilkada DKI ini? Anda hanya perlu memotret dan mengunggah formulir C1 plano yang ada di tiap tempat pemungutan suara (TPS). 

Kawal Pilkada, komunitas penggagas sekaligus pengelola sistem dan kegiatan berlandaskan teknologi komputer, menyiapkan situs khusus, yaitu kawaldki.net. Ini adalah pengembangan dari aplikasi Kawal Pilkada yang bisa diunduh di smartphone berbasis Android dan iOS.

Di Pilkada DKI Jakarta putaran kedua ini, warga tidak perlu mengunduh aplikasi Kawal Pilkada seperti sebelumnya. Meski demikian, ada juga relawan yang tetap ingin menggunakan aplikasi Kawal Pilkada.

Dipermudah dengan KawalDKI.net 

Situs kawaldki.net hadir menjadi jawaban atas masukan beberapa pihak terkait aplikasi Kawal Pilkada pada putaran pertama, 15 Februari lalu.

“Ada masukan dari beberapa pihak. Mereka merasa sistem yang berbasis aplikasi memakan waktu yang lebih lama. Kita sadar bahwa kapasitas telepon genggam setiap orang berbeda, sehingga waktu loading berbeda,” ujar Alif Iman Nurlambang, juru bicara Kawal Pilkada. 

Alif mengatakan, aplikasi Kawal Pilkada juga mengharuskan calon relawan mengisi data diri. Dengan kata lain, langkah-langkah yang dibutuhkan lebih banyak.   

“Dua cara itu mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri. Aplikasi Kawal Pilkada memungkinkan kita untuk mengetahui data relawan. Kita bisa kontak mereka bila ada masalah di formulir C1 planonya. Misalnya, bila foto mereka buram,” ujar Alif. 

Sebaliknya, hasil kawaldki.net akan lebih cepat meskipun data relawan akan tidak diketahui atau anonim. Rappler telah mencoba menggunakan kawaldki.net dan waktu yang diperlukan —seperti yang dijadikan slogan oleh Kawal Pilkada— hanya 1 menit, bahkan kurang. 

Jelas mengapa tagline yang digunakan kawaldki.net adalah “Semenit Kawal Jakarta”. 

Langkah-langkah gunakan KawalDKI.net 

Hal pertama yang harus dilakukan adalah memotret formulir C1 plano di TPS yang telah ditentukan. Pastikan data pada formulir terlihat jelas, khususnya detil TPS, data hasil suara, dan tanda tangan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) juga saksi calon.  

Setelah itu buka laman https://kawaldki.net/ di smartphone atau desktop-mu.

Kemudian pilih kota, kecamatan, dan kelurahan untuk pada akhirnya menentukan TPS sesuai dengan foto formulir C1 plano. Klik “upload foto” dan pilih foto dari galeri telepon genggam/telepon pintar. 

Setelah itu, selesai. Dengan melakukan tahap-tahap di atas kamu telah terbukti peduli pada masa depan DKI Jakarta. 

Ingin tingkatkan partisipasi 

Peluncuran situs kawaldki.net ini merupakan pengembangan dari saran dan kritik yang diterima tim Kawal Pilkada saat putaran pertama lalu.

Dari lebih 13.000 TPS di pilgub DKI Jakarta putaran pertama, hanya 3.500 TPS yang datanya terverifikasi melalui aplikasi Kawal Pilkada.

Dalam putaran kedua ini, tim Kawal Pilkada berharap, partisipasi warga meningkat karena dipermudah langkahnya untuk menjadi relawan. Sehingga lebih banyak formulir C1 plano dapat terverifikasi. 

“Kami tidak pro terhadap salah satu pasangan calon, pendukung kedua paslon silakan submit foto formulir C1 plano,” ujar Sandra. 

Formulir C1 plano menjadi tumpuan karena dokumen itu yang akan dimasukan ke kotak suara yang hanya akan dibuka bila ada sengketa. Sedangkan formulir C1 yang menjadi sumber data suara oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) rawan dimanipulasi di tingkat kelurahan, kecamatan, maupun kota.

(BACA: Hasil ‘real quick count’ Pilkada DKI Jakarta 2017)

Sebelumnya, dalam Pilkada DKI Jakarta putaran pertama, pasangan calon nomor urut 1, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, mendapat 17,06% suara. Paslon 2, Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat meraup 42,96% suara. Sedangkan paslon 3, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, meraih 39,97% suara.

Karena tidak ada kandidat yang mendapat suara lebih dari 50%, maka dua paslon yang mendapat suara terbanyak berhak melaju ke putaran kedua. Melihat hasil survei beberapa lembaga, persaingan antara Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga semakin ketat, peran warga dalam mengawal proses penghitungan suara ini menjadi sangat penting.

Ayo, luangkan waktumu semenit saja untuk 5 tahun Jakarta. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!