Mencicipi kopi terbaik Indonesia di Gerai Soma Coffee Singapura

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mencicipi kopi terbaik Indonesia di Gerai Soma Coffee Singapura
Semua kopi Indonesia yang disajikan di gerai Soma Coffee diproses di pabrik kopi Javanero di Jawa Barat.

JAKARTA, Indonesia – Dalam bahasa Sunda, Soma, artinya bulan. Dalam bahasa sansekerta, kata itu berarti minuman yang menyegarkan.  Dalam buku novel  klasik, “Brave New World”, Soma diartikan sebagai minuman yang mengendalikan dunia. 

Indradi Soemardjan, pendiri Javanero Coffee, produsen dan eksportir kopi Indonesia memilih nama itu untuk merek gerai kopinya. Pekan ini, Indi, begitu dia biasa disapa, membuka gerai Soma Coffee di Singapura. Ini gerai ketiga, setelah dia membuka gerai di kawasan Arkadia Jakarta Selatan dan di Bandung.

Gerai Soma Coffee di Singapura berlokasi di kawasan bisnis di Sky Suites, Ansor, dekat dengan stasiun MRT Tanjong pagar. Menurut Indi, semua kopi Indonesia yang disajikan di gerai Soma Coffee diproses di pabrik kopi Javanero di Jawa Barat.  

“November 2015, Javanero diundang untuk melakukan “coffee cupping” di KBRI Singapura. Saat itu atase perdagangan Sugih Rahmansyah mendorong kami membuka gerai kopi dengan 100 persen biji kopi Indonesia,” ujar Indi, tentang alasan mengapa memilih Singapura. 

Tahun 2014, Javanero diundang melakukan “cupping”  kopi Indonesia di KBRI di London. Menurut Indi Soemardjan, yang terpilih sebagai salah satu pengusaha muda terkemuka dalam program Pemimpin Bisnis Muda ASEAN 2014, dia mendirikan  PT Javanero bukan hanya sebagai penghasil kopi dengan kualitas tinggi.  

“Prinsip keberlanjutan sangat penting dalam produksi kopi,” kata dia.

Indi juga aktif dalam berbagai lelang kopi Indonesia di forum dunia. Sebagai pengurus Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI), Indi menjadi penanggung jawab acara “cupping”, atau mencicipi cita rasa kopi, dalam ajang Specialty Coffee Association of America (SCAA), di Atlanta, April 2016.  Indonesia menjadi negara potret, atau paviliun utama dalam SCAA ke-28 itu.  (SIMAK: Wawancara Indradi Soemardjan tentang “Coffee Cupping” di SCAA Atlanta 2016.)

Dalam ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2016, di Jakarta, kembali Indi Soemardjan memimpin acara lelang internasional atas kopi terbaik Indonesia.  

“Indonesia memiliki 100-an kopi specialty terbaik. Varian paling banyak. Potensi besar. Kita perlu tingkatkan kualitas dan kemampuan memasok dunia,” kata Indi, yang juga aktif di SCOPI (Sustainable Coffee Platform of Indonesia). (BACA: Indonesia Coffee is among world best. So why have many not tried it?)

Gerai Soma Coffee di Singapura sebenarnya sudah mulai dibuka pada 14 Februari, tepat di Hari Valentine. Tiga bulan kemudian, tepatnya pada 18 Mei, gerai kopi dibuka secara resmi oleh Duta Besar Indonesia di Singapura, I Gede Ngurah Swajaya dan Presiden Federasi Kopi ASEAN, Victor Mah.  

“Singapura adalah batu loncatan untuk pasar ASEAN. Proses pengurusan izin pembukaan kegiatan bisnis di sini sangat jelas dan mudah. Indonesia perlu belajar untuk bersaing,” kata dia.

Apalagi ASEAN adalah pasar potensial bagi komoditas Indonesia dengan lebih dari 600 juta penduduk. 

“Setiap negara anggota perlu fokus kepada aspek keberlanjutan dan keterlacakan (traceability) dalam pengembangan tanaman kopi,” ujar Indi, seraya mengingatkan terbukanya peluang kopi Indonesia di pasar dunia karena perubahan iklim telah mempengaruhi produksi kopi di Brasil dalam jumlah cukup signifikan.  

Indonesia adalah negara peringkat ke-4 sebagai produser dan eksportir kopi di dunia setelah Brasil, Vietnam dan Kolumbia. (BACA: Kopi Gunung Puntang yang mendunia). Dubes Ngurah Swajaya memuji langkah Javanero merambah pasar internasional.  

“Butuh upaya yang besar dan keberanian untuk membuka bisnis (kopi) di pasar Singapura yang sangat kompetitif,” kata Ngurah saat membuka gerai Soma Coffee.  

Menurut Ngurah, Singapura adalah tempat terbaik untuk mengetes produk kopi Javanero, karena negeri ini adalah tempat di mana masyarakat internasional datang dan pergi untuk berbisnis.  

“Saya ikut bangga dengan apa yang dilakukan Javanero, karena kakek saya juga petani kopi di Bali,” kata Ngurah yang juga pernah menjabat sebagai wakil tetap Indonesia untuk kawasan ASEAN.

Ngurah menggaris bawahi pentingnya memperhatikan kopi yang dikembangkan secara lestari untuk menjaga lingkungan. Victor Mah dari Federasi Kopi ASEAN mengatakan, Indonesia perlu terus mengembangkan riset pertanian  kopi, karena negara lain di ASEAN sudah mulai melakukannya, termasuk Laos, Myanmar dan Thailand. Federasi Kopi ASEAN menjalankan  fungsi promosi kopi dari kawasan ini agar diminati di pasar dunia. 

Selain menyajikan 100 persen kopi Indonesia, gerai Soma Coffee juga menyajikan Pipiltin Cocoa dan beragam camilan.  Jadi, kalau sedang di negeri jiran itu, mengapa tidak mampir mencicipi dan mempromosikan kopi Indonesia? – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!