Indonesia

Aung San Suu Kyi batal hadiri sidang umum PBB

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Aung San Suu Kyi batal hadiri sidang umum PBB

EPA

Absennya Suu Kyi bersamaan ketika ia tengah disorot akibat isu Rohingya

JAKARTA, Indonesia – Menteri Luar Negeri dan penasihat negara Aung San Suu Kyi tiba-tiba membatalkan rencana kunjungannya ke New York untuk menghadiri sidang umum ke-72 PBB. Keputusan itu diambil Suu Kyi usai perempuan berusia 72 tahun itu berada dalam tekanan dunia internasional akibat isu Rohingya.

“Penasihat negara tidak akan menghadiri pertemuan sidang umum PBB,” ujar juru bicara pemerintah Zaw Htay dengan menggunakan nama formal Suu Kyi.

Ia tidak menjelaskan mengapa Suu Kyi batal hadir di New York. Zaw hanya menjelaskan bahwa Wakil Presiden Henry Van Thio yang akan menghadiri pertemuan tingkat tinggi itu.

Pengumuman itu disampaikan usai Kepala Bidang Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Zeid Ra’ad Al Hussein menuding Myanmar telah melakukan serangan yang sistematis kepada warga sipil Rohingya. Zeid juga memperingatkan bahwa militer Myanmar tengah melakukan pembersihan etnis yang masih berlangsung saat ini.

Anggota Dewan Keamanan PBB rencananya juga akan bertemu pada hari ini. Sebab, krisis di Rakhine State kembali memanas dan menyebabkan hampir 400 ribu warga Rohingya mengungsi ke Bangladesh.

Mereka mulai melarikan diri sejak 25 Agustus. Saat itu, kelompok militan dari etnis Rohingya menyerang pos polisi sehingga menyebabkan pemeriksaan oleh personel militer.

Padahal, Suu Kyi memulai debut di Sidang Umum PBB pada September 2016. Ketika itu, Suu Kyi membanggakan karena negaranya berhasil masuk ke tahap demokrasi dan dipimpin oleh warga sipil untuk kali pertama.

Dia berjanji akan mencari sebuah solusi terhadap kebencian etnis dan kebencian religi di Rakhine yang akan berujung pada perdamaian dan stabilitas. Penerima Nobel tahun 1991 itu juga berjanji akan melakukan pembangunan bagi semua komunitas di negara bagian Rakhine.

Didukung Tiongkok dan India

Di saat dunia internasional ramai-ramai mengecam Myanmar, namun tidak demikian dengan Tiongkok dan India. Keduanya justru mendukung upaya Pemerintah Myanmar untuk memberantas aksi ekstrimisme yang dilakukan oleh kelompok bernama ARSA.

Juru bicara Tiongkok Geng Shuang justru mendorong agar komunitas internasional mendukung upaya Myanmar yang tengah memulihkan stabilitas dan keamanan di negaranya.

“Kami pikir masyarakat internasional harus mendukung upaya Myanmar dalam menjaga stabilitas pembangunan nasionalnya,” kata Geng seperti dikutip media.

Tiongkok juga mengecam tindak kekerasan yang terjadi di negara bagian Rakhine.

Begitu juga respons yang disampaikan India. Mereka lebih fokus kepada serangan yang dilakukan kelompok ARSA dan respons Pemerintah Myanmar untuk mengamankan negaranya dari serangan kelompok militan.

Pernyataan itu disampaikan oleh Perdana Menteri Narendra Modi ketika baru-baru ini melakukan kunjungan ke Myanmar. Ia menyampaikan rasa solidaritas kepada Pemerintah Myanmar dalam menghadapi kekerasan ekstrimis di Rakhine State. – dengan laporan AFP/Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!