Prabowo: Bantuan Indonesia untuk pengungsi Rohingya adalah pencitraan

Ananda Nabila Setyani

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Prabowo: Bantuan Indonesia untuk pengungsi Rohingya adalah pencitraan

ANTARA FOTO

“Kalau kita kirim bantuan sekarang, itu namanya pencitraan, karena sulit untuk sampai ke Rohingya,” kata Prabowo

JAKARTA, Indonesia – Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan bahwa bantuan kemanusiaan yang telah dikirimkan pemerintahan Joko “Jokowi” Widodo bagi pengungsi Rohingya tidak lebih dari bentuk pencitraan. Sebab, bantuan yang dikirimkan belum tentu diterima ke tangan yang membutuhkan.

Hal itu disampaikan oleh Prabowo ketika berorasi di acara ‘Aksi Bela Rohingya’ di area Monas dekat Patung Arjuna Wiwaha pada Sabtu, 16 September. Pernyataan yang disampaikan ini bertolak belakang dengan fakta yang tersaji di akun media sosial Kementerian Luar Negeri, bahwa empat kloter bantuan bagi pengungsi Rohingya di Bangladesh sudah mulai tiba di Chittagong sejak Kamis kemarin.

“Kalau kita kirim bantuan sekarang, itu namanya pencitraan, karena sulit untuk sampai ke Rohingya,” kata Prabowo di hadapan massa yang menyemut di area Monas siang tadi.

Ia pun meminta kepada publik yang sudah menyumbangkan bantuan bagi pengungsi Rohingya di Myanmar agar jangan emosi jika mengetahui bahwa bantuan kemanusiaan itu justru tidak diterima.

“Sebab, kirim bantuan pun tak sampai kadang-kadang. Jadi, saudara-saudara di sini saya harus kasih tahu supaya tidak emosional,” kata pria yang pernah ikut Pilpres di tahun 2014 lalu.

Acara itu tidak hanya dihadiri oleh Prabowo saja, tetapi juga tokoh politik yang lain seperti Ketua Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman, Ketua Majelis Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais dan Sekretaris Jenderal Front Pembela Islam (FPI) Sobri Lubis. Kehadiran masing-masing tokoh itu tentu diikuti jumlah massa yang tidak sedikit.

Uniknya dalam orasi Prabowo, ia justru menepis usulan Sobri agar segera mengirimkan senjata ke Myanmar. Bahkan, Sobri meminta kepada Prabowo yang pernah menjadi mantan Komandan Kopasus agar mengajari mereka menggunakan senjata.

“Kami memohon kepada mantan jenderal, Pak Prabowo Subianto yang hadir pada pagi ini, jika perlu, ajari kita Pak untuk menggunakan senjata,” kata Sobri.

Tetapi, yang ada Prabowo justru tidak menyambut baik saran itu. Ia malah meminta agar publik menggunakan kepala dingin dalam mencari cara untuk membantu warga Rohingya yang sudah lama menjadi korban persekusi militer Myanmar.

“Suarakan aksi bela Rohingya ini dengan menggunakan otak dingin dan ketenangan. Jangan sedikit-sedikit ngomong senjata,” kata dia.

Ia pun menilai percuma jika Indonesia memiliki opsi untuk mengirimkan senjata dan pasukan ke Myanmar, sebab pada dasarnya pemerintah tidak memiliki biaya untuk itu.

“Negara enggak punya uang. Yang ada hanya utang-utangnya saja,” katanya sambil menyinggung catatan utang di era pemerintahan Jokowi yang semakin menggunung.

Sementara, ketika mike dipegang Amien Rais sentimen negatif itu semakin menjadi-jadi. Dalam orasinya, Amien mengatakan salah satu alasan Indonesia kini tidak memiliki dana yang cukup, karena sebagian besar asetnya malah dimiliki oleh pihak asing.

“Coba, kita tengok gedung-gedung di sekeliling kita. Gedung-gedung ini telah dimiliki oleh asing dan aseng. Pemerintah harus melakukan sesuatu, karena negara sudah tidak punya uang. Apalagi untuk mengirim pasukan ke Myanmar,” kata Amien.

Ia pun menilai apa yang selama ini sudah dilakukan pemerintahan Jokowi terlalu sedikit dan lamban. Sementara, warga etnis Rohingya justru semakin hari semakin menderita.

“Rezim Jokowi harus membantu Rohingya! Kewajiban kita bukan hanya mendesak saja. Saya rasa, rezim Jokowi bergerak too little, too little. Lamban sekali,” katanya.

Tiga pernyataan PKS

PERNYAATAAN. Perwakilan partai politik membacakan pernyataan yang ditujukan kepada pemerintah dan masyarakat internasional mengenai masukan mereka dalam mengatasi tindak kekerasan terhadap warga Rohingya pada Sabtu, 16 September. Foto oleh Ananda Nabila Setyani/Rappler

Di bagian akhir aksi itu, ribuan pendukung PKS dan ormas Islam menyatakan tiga sikap utama mereka terhadap tindak kekerasan yang menimpa Rohingya. Tiga pernyataan tersebut, mereka tujukan kepada pemerintah, organisasi internasional dan masyarakat dunia.

“Pertama, melakukan upaya keras dan memaksa Pemerintah Myanmar menghentikan kekerasan dalam berbagai bentuk kepada etnis Rohingya. Kedua mengembalikan hak-hak kewarganegaraan etnis Rohingya sebagai warga negara Myanmar dan mengembalikan mereka dari pengungsian ke kampung halaman mereka. Ketiga, menyeret pelaku genosida dalam ethnic cleansing terhadap etnis Rohingya ke Mahkamah Internasional,” kata Sohibul.

Acara tersebut tidak hanya diikuti oleh partai politik, namun juga perwakilan WALUBI sebagai bentuk kepedulian umat Buddha di Indonesia. Mereka pun ikut mengutuk keras tindak kejahatan yang dilakukan rezim militer terhadap etnis Rohingya.

“Kekerasan yang terjadi di Rohingya tidak dapat dibenarkan, karena kekerasan tidak diajarkan dalam agama mana pun,” kata perwakilan WALUBI. – Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!