Indonesia

Bayi berusia 20 hari selamat dari amukan banjir bandang di Sukoharjo

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Bayi berusia 20 hari selamat dari amukan banjir bandang di Sukoharjo
Banjir merendam dan menerjang hampir semua rumah di tepian Sungai Bengawan Solo

SEMARANG, Indonesia — Hujan yang mengguyur Kabupaten Sukoharjo sepanjang malam membuat Eko Prasetyo ketar-ketir. Tinggal di Dukuh Kaliwingko, RT 03/RW I, Madegondo Grogol, Sukoharjo, ia melihat sekitar rumahnya mulai terendam banjir.

Air keruh berwarna kecokelatan nyaris menenggelamkan rumahnya. Saat itu banjir sudah setinggi dada orang dewasa. Untunglah, sejumlah petugas gabungan dari Senkom Polres dan Komunitas Relawan Independen (KRI) kemudian datang. Mereka menerjang banjir agar bisa naik ke lantai dua rumahnya.

“Cuaca kan buruk. Hujan terus. Kami terpaksa bertahan sejak dini hari,” kata Eko  dievakuasi bersama istri Zainatun dan seorang anaknya, Rabu 29 November 2017.

Anaknya yang bernama Fajar Hardian Onandiri baru berusia 20 hari ketika dievakuasi petugas. Karena itu Eko tak henti-hentinya mengucap syukur atas bantuan yang diberikan petugas.

Berselimut kain coklat, Alfajar, begitu bayi laki-laki itu disapa, terlelap saat digendong menuju perahu karet. “Alhamdulillah ada perahu karet yang sejak pagi keliling. Siang kami berhasil ikut perahu. Soalnya mau menghubungi siapa juga tidak ada saudara,” kata Eko.

Eko dan istrinya selama ini tinggal di rumah kos-kosan. Lokasinya di pojok gang. Mereka perantau asal Ungaran yang sedang mengadu nasib di Sukoharjo. Agar dapurnya mengepul, saban hari ia jualan roti bakar di tepi Jalan Raya Solo-Sukoharjo. 

Gini Iman Abdul, seorang anggota Senkom Mitra Polri, mengaku lega akhirnya bisa mengevakuasi keluarga Eko Prasetyo dari kepungan banjir bandang.

Sejauh mata memandang, ia melihat banjir telah masuk ke semua rumah warga. Untungnya, ada beberapa perahu yang telah dikirim ke Desa Madegondo.

“Pelan-pelan, satu persatu rumah kami sisir. Nah di salah satu rumah ternyata itu indekos, ada bayi umur 20 hari bersama orang tuanya. Kami langsung evakuasi saja,” ungkap Iman.

Ia menjelaskan keluarga Eko hanya satu dari sekian puluh, bahkan ratusan jiwa yang menjadi korban banjir bandang. Selain Madegondo, banjir dengan ketinggian bervariasi menerjang rumah-rumah warga tepi Kali Bengawan Solo.

Dua anak menenteng sepeda saat banjir merendam hampir semua rumah di Dukuh Kaliwingko, RT 03/RW I, Madegondo Grogol, Sukoharjo. Foto oleh Fariz Fardianto/Rappler

Banyak sekolahan juga diterjang banjir. Seperti SD Kadokan 2 Plalan, SMP Negeri 1 Grogol Telukan dan MI GUPPI di Dukuh Krajan, Desa Laban, Mojolaban.

Di SMP Negeri 1 Grogol misalnya, banjir masuk kelas setinggi 30 centimeter.

Kepala SMP Negeri 1 Grogol, Kris Budiono terpaksa meliburkan semua muridnya karena aktivitas belajar-mengajar jadi lumpuh total. Sebagai gantinya, guru-guru dan muridnya diajak membersihkan sebagian ruang kelas yang mulai surut.

“30 kelas terendam banjir. Dengan sangat terpaksa, anak-anak tidak bisa belajar. Kami ajak mereka bersama-sama membersihkan endapan lumpur,” sambungnya.

Ditemui terpisah, kondisi serupa juga terjadi di SD Kadokan 2 Plalan. Sekolahnya juga terpaksa diliburkan. Beberapa guru tampak mengunjungi muridnya tak jauh dari sekolahan. Ia tetap memantau kegiatan muridnya di luar sekolah.

“Sekedar memastikan. Kami duga kenapa tidak ada yang masuk, ternyata rumahnya ikut kebanjiran,” ungkap Totok, guru SD Kadokan 2 Plalan seusai menyambangi rumah muridnya.

“Saat dicek, semua murid sibuk di rumah. Malahan ada yang bantu beres-beres,” sahut Rika Ayu, guru SD Kadokan 2 Plalan.

Banyak sekolah yang meliburkan siswa dan siswi mereka karena banjir yang merendam halaman dan gedung sekolah di Sukoharjo. Foto oleh Fariz Fardianto/Rappler

Terkena dampak badai tropis cempaka

Di Klaten, banjir juga melumpuhkan aktivitas warga. Informasi yang diterima Rappler, sekitar pukul 12:00 WIB siang, banjir dipicu hujan lebat akibat badai tropis cempaka menghantam enam kecamatan.

“Kami sudah melaporkan kejadian ini kepada Bupati Klaten, Pak Kalakhar BPBD Jateng. Sebab ada kecamatan terdampak mulai Prambanan, Gantiwarno, Wedi, Bayat, Cawas, Trucuk,” ujar Kepala BPBD Klaten, Bambang Giyanta.

Ia menyebutkan bahwa di Kecamatan Pambanan, ada 50 hektar sawah terendam luapan anak Sungai Dengkeng. Di Gantiwarno, lima desa yang terendam antara lain Kragilan, Jogoprayan, Gentan, Sawit dan Ngandong. Bahkan, saluran avtur jebol  dan membuat 120 hektar sawah kebanjiran.

“Di Kecamatan Wedi tepatnya Desa Melikan, ada sungai avtur jebol. Ini mengakibatkan banjir menggenangi 100 hektar tanaman padi milik warga Desa Pacing dan mengenai perkampungan yang dihuni 2.000 jiwa. Ada 70 warga mengungsi ke balai desa Brangkal,” terang Bambang.

“Sedangkan di Desa Melikan, Wedi ada 60 jiwa yang mengungsi akibat kampungnya terisolir genangan banjir. Sungai Dengkeng yang meluap mengakibatkan 2.500 jiwa terdampak, yang mengungsi ada 40 jiwa.”.

Di Trucuk, tepatnya Dukuh Modran Desa Planggu juga dilaporkan 300 jiwa terdampak dan sedang dievakuasi. Di Cawas, tepatnya Desa Bawak meluapnya Sungai Dengkeng mengakibatkan 200 jiwa harus dievakuasi.

Sementara di Desa Japanan, sekitar 2.000 jiwa harus diungsikan. Kondisi yang sama juga dialami warga Desa Burikan dan Karangasem karena ada dua talut yang jebol.

“Untuk mengatasi bencana banjir kali ini, kami sudah rapat rapat dengan dinas terkait untuk membangun posko utama dan dua posko kecil di Beluk, Cawas dan Melikan, Wedi,” katanya.

Darurat banjir

Bupati Sri Mulyani bersama pejabat BBWS Bengawan Solo dan Dinas Pusda Taru Jateng, menyatakan sudah mengunjungi lokasi pengungsian warga di Brangkal serta Beluk Bayat. Bantuan logistik diserahkan kepada korban berupa makanan, selimut, perlengkapan bayi dan mandi.

“Kami sedang menyiapakan 3.000 karung, dinas Pusda membantu 12 ribu sak lalu ada kiriman lagi 5 ribu karung ditambah alat berat untuk memperbaiki talaut yang jebol,” bebernya. 

Namun, perbaikan harus menunggu air surut karena situasinya masih membahayakan keselamatan petugas.

Untuk saat ini, Bupati Klaten Sri Mulyani akan menetapkan status darurat banjir dan tanah longsor agar dapat mengerakan semua komponen untuk ikut terlibat penangangan.

“Dana siap pakai sebesar Rp 500 juta akan kami gunakan untuk mengatasi banjir yang meluas ke sejumlah wilayah,” katanya. —Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!