Tiga hasil awal IA-CEPA bisa diimplementasikan

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Tiga hasil awal IA-CEPA bisa diimplementasikan
Indonesia-Australia rampungkan perundingan ke-7 IA CEPA. Kedua negara sepakat bentuk economic powerhouse.

JAKARTA, Indonesia – Indonesia dan Australia optimistis bahwa proses negosiasi kerjasama ekonomi komprehensif (IA-CEPA) akan rampung akhir tahun 2017. Dalam perundingan putaran ke-7 di Jakarta, akhir pekan lalu, kedua delegasi juga berkomitmen untuk kerjasama tidak hanya memanfaatkan pasar masing-masing, tetapi juga memanfaatkan pasar di negara ketiga atau pasar dunia.  Delegasi Indonesia dipimpin oleh Deddy Saleh, sedangkan delegasi Australia dipimpin  Trudy Witbreuk.

Prinsip kerjasama yang tengah dirumuskan adalah semacam economic powerhouse, atau lokomotif ekonomi. “Prinsip ini terus digodok dan akan diperjelas nantinya dalam berbagai program kerja sama di bawah Chapter Economic Cooperation,” kata Deddy Saleh. Menurut Deddy, pada putaran ke-7 perundingan IA CEPA,  tim kedua negara menghasilkan pembahasan yang cukup positif di semua grup pembahasan, termasuk isu terkait kerja sama ekonomi. 

“Salah satu perkembangan baik dari putaran ini adalah disepakatinya elemen yang akan menjadi dasar penyusunan konsep teks kerja sama ekonomi. Hal ini merupakan bagian integral dari perundingan dan yang membedakan IA CEPA dari Free Trade Agreement (FTA) lainnya. Pada FTA hanya terdapat soal akses pasar, sedangkan dalam CEPA terdapat pasal ‘Kerja Sama Ekonomi’ sehingga Indonesia dapat memetik manfaat positif dengan negara mitra tersebut,” kata Deddy, dalam keterangan tertulis yang diterima Rappler.

IA CEPA akan menjadi dokumen resmi kerjasama ekonomi komprehensif yang pertama bagi Indonesia dalam 10 tahun terakhir. Sejak tahun lalu, Indonesia juga memulai perundingan kerjasama ekonomi komprehensif dengan Uni Eropa (IE CEPA).  Presiden Joko Widodo dalam lawatan ke beberapa negara di Eropa tahun lalu mengatakan bahwa IE CEPA dilandasi prinsip keterbukaan dan persaingan.

(BACA: Indonesia –Australia Sepakat Bahas Kerjasama Ekonomi Komprehensif)

Kepada Rappler saat bertemu di acara konferensi Australia-Indonesia Business Council Oktober 2016, Deddy Saleh menyampaikan ada enam sektor yang diharapkan dapat meningkatkan keterkaitan keduanegara.

Pertama, meningkatkan kerjasama pariwisata dan sektor layanan penunjangnya (hospitality). Kedua, kerjasama ketahanan pangan dan berpartisipasi dalam pasokan untuk global. Ketiga, IA-CEPA akan mengembangkan sumberdaya manusia melalui kerjasama teknis dan pelatihan pendidikan lanjutan. 

Keempat, memperbaiki kesehatan dan kualitas hidup warga dengan meningkatkan program pertukaran informasi. Kelima, mempercepat konektivitas dalam ekonomi digital, e-commerce dan industri kreatif. Keenam, memfasilitasi peluang kerjasama membangun infrastruktur dan energi.

“Dengan Australia, peluang kerjasama dalam ekonomi digital sangat besar, dan ini termasuk sektor yang potensial untuk segera direalisasikan,” kata Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Himawan Hariyoga. BKPM mendata tren pembangunan di abad ke-21 mengarah ke era digital, karena itu dalam setiap pembahasan IA-CEPA ekonomi digital penting. 

Indonesia saat ini tengah bekerja keras untuk membangun ekonomi digital dengan target nilai US$ 130 miliar dolar pada tahun 2020, atau naik sepuluh kali lipat dibandingkan dengan posisi tahun 2014 senilai US$ 12 miliar dolar AS.

(BACA : Target  Nilai Ekonomi Digital Indonesia adalah US$ 130 miliar, terbesar di Asia Tenggara)

Hasil awal yang bisa diimplementasikan

Menurut Deddy, pada putaran ke-7 ini kedua negara menghasilkan pembahasan yang signifikan, baik dalam pembahasan akses pasar maupun pembahasan text agreement. “Jika pada putaran lalu masih terdapat sesi pertukaran pandangan, putaran ini telah mengerucut pada tahapan pembahasan teks dan perundingan akses pasar,” kata  Deddy. 

Isu utama IA-CEPA yang dibahas adalah Perdagangan Barang (termasuk Ketentuan Asal Barang, Prosedur Kepabeanan, dan Fasilitasi Perdagangan, Hambatan Teknis Perdagangan, Sanitari dan Phitosanitari), Perdagangan Jasa (termasuk Jasa Keuangan, Pergerakan Perseorangan, Jasa Keuangan, Telekomunikasi), Investasi, Perdagangan Elektronik, Persaingan Usaha, dan Ketentuan Kerangka Kelembagaan. 

Dalam perundingan kali ini, kedua negara juga secara intensif membahas lebih mendalam mengenai upaya implementasi kerja sama yang merupakan bagian dari hasil awal (early outcomes) IA-CEPA, seperti kerja sama di bidang standar obat dan makanan, produk herbal, dan pemetaan standar. Kedua negara menyadari pentingnya advokasi dan sosialisasi perundingan IA CEPA, termasuk perkembangan implementasi kerja sama hasil awal.  

Menurut Ni Made Ayu Marthini, Direktur Perundingan Bilateral di Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, terdapat sembilan early outcomes yang akan dibahas perkembangannya dalam pertemuan ini, yaitu kerja sama di bidang pertukaran tenaga terampil, kemitraan bidang ketahanan pangan di sektor daging dan sapi, jasa keuangan, rekomendasi IA-BPG (Business Partnership Group), vokasional, busana dan desain perhiasan, inovasi makanan, standar obat dan makanan, produk herbal, dan pemetaan standar.

“Tiga dari sembilan hasil awal siap diimplementasikan tanpa menunggu ratifikasi perjanjian, yaitu kerja sama di bidang standar obat dan makanan, produk herbal, dan pemetaan standar. Adapun untuk bidang  fesyen telah dimulai sejak awal 2017,” kata Made Marthini yang juga wakil ketua tim perunding dari Indonesia. –Rappler.com

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!