Ketika ‘Marlina’ membawa penonton keluar dari zona nyaman

Ananda Nabila Setyani

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Ketika ‘Marlina’ membawa penonton keluar dari zona nyaman
Setelah sukses melanglang buana di banyak festival internasional, film 'Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak' pulang kampung ke Tanah Air

JAKARTA, Indonesia —Setelah melalang buana di festival-festival film internasional, Marlina si Pembunuh Empat Babak karya sutradara Mouly Surya akan hadir di bioskop Tanah Air secara serentak pada 16 November 2017.

Film yang menceritakan perempuan Sumba dengan segala kompleksitas kehidupannya, mampu membawa penonton untuk keluar dari zona nyaman.

“Menurut saya film ini penting dibuat, karena kita perlu keluar dari zona nyaman kita, untuk melihat keberagaman bangsa kita seperti apa. Seperti ketika saya di luar (negeri), banyak yang nanya, kan Indonesia 80% muslim, kok di film kamu tidak ada yang pakai jilbab?” katanya saat press screening film Marlina di Plaza Indonesia pada Kamis, 9 November 2017.

Mouly kemudian menjawab pertanyaan tersebut sembari menjelaskan, bahwa ia berada di pulau yang mayoritas agamanya adalah Merapu (agama lokal masyarakat Sumba). Sehingga patut bagi penonton untuk melihat kebudayaan-kebudayaan Indonesia yang tidak biasa dan keluar dari zona nyamannya.

Keberagaman budaya yang ingin disampaikan Mouly dalam film ini, juga tak luput dari cerita perjuangan perempuan dalam menuntut keadilan. Dalam film ini, Marlina (Marsha Timothy) dan Novi (Dea Panendra) jadi sosok perempuan Sumba yang berusaha menuntut itu.

Plot film yang dibagi menjadi empat babak, juga menguatkan premis perempuan dan perjuangan Marlina untuk menuntut keadilan dengan melakukan pembunuhan kepada tujuh kawanan perampok. Berlatar di padang sabana Sumba, Marlina yang merupakan seorang janda dan tinggal dengan mumi suaminya di rumahnya, pada suatu malam didatangi tujuh kawanan perampok.

Tujuh kawanan tersebut merampok harta ternak dan mengambil kehormatan Marlina. Tak tinggal diam, Marlina membunuh ketujuh perampok tersebut dengan meracuni makanannya dan memenggal kepala Markus (Egi Fedly), si bos perampok.

Berjalan sembari membawa penggalan kepala Markus untuk dibawa ke kantor polisi, Marlina bertemu dengan Novi yang sedang hamil dan nantinya akan menjadi kawan Marlina untuk membalas dendam. Perjalanan Marlina tak mulus lantaran kawanan perampok lain yang tidak berada di malam kejadian itu, yaitu Franz (Yoga Pratama) meminta penggalan kepala Markus, agar disatukan dengan badannya.

Mouly menjelaskan bahwa ide cerita film berdurasi 90 menit ini, berasal dari sutradara Garin Nugroho pada tahun 2014. Premis awal dalam ide Garin, yakni kekerasan kampung yang kerap terjadi di banyak daerah di Indonesia, dipertahankan oleh Mouly dan produser Marlina Rama Adi. Keduanya kemudian menambahkan genre western ala film koboi untuk menambah unsur dramatisasi.

Populer di kancah internasional sebelum tayang di Tanah Air

Film Marlina telah mendapatkan apresiasi positif di kancah internasional. Seperti pada Mei 2017, Marlina telah lolos seleksi di Cannes Film Festival. Pada Agustus 2017, Marlina juga tayang di New Zealand International Film Festival dan Melbourne Film Festival.

Marlina juga telah diputar di Toronto International Film Festival dan Festival International du Film deFemmesde Sale (FIFFS) di Maroko pada September 2017. Selain itu, nama-nama ajang film bergengsi lainnya seperti Sitges Fantastic Film Festival, Busan International Film Fetsival dan Qcinema International Film Festival juga telah dihadiri film Marlina pada Oktober 2017.

Tidak hanya lolos dalam festival film internasional, Marlina juga telah menyabet sejumlah penghargaan seperti skenario terbaik pada FIFFS Maroko edisi ke-11 dan Marsha Timothy sebagai aktris terbaik dalam Sitges International Fantastic Film Festival. Film ini juga menjadi film terbaik Asian Nest Wave dari The Qcinema Film Festival di Filipina.

(BACA JUGA: Berkat ‘Marlina’, Marsha Timothy kalahkan Nicole Kidman)

“Kami merasa terharu, senang, sekaligus bangga. Setelah Marlina pergi ke belahan dunia lain untuk mengikuti festival film internasional, akhirnya dia pulang untuk penonton film Indonesia. Semoga ini menjadi salah satu film yang ditunggu-tunggu, seperti Marlina yang menunggu-nunggu ditonton oleh jutaan penonton film Indonesia,” ujar Rama, sang produser. 

TAYANG DI INDONESIA. Pemeran dan sutradara film 'Marlina' saat press conference di XXI Plaza Indonesia, Kamis, 9 November. Foto oleh Ananda Nabila/Rappler

Disinggung soal target penonton untuk film Marlina, Mouly dan tim yang telah mengerjakan film Marlina selama 3 tahun terakhir ini, menjelaskan bahwa dirinya tak pernah mematok target kisaran penontonnya. Namun ia optimis bahwa filmnya mampu diterima baik oleh penonton Indonesia  dan mampu membawa penonton untuk keluar dari zona nyaman ketika menonton film ini. —Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!