Kemenpora: Prestasi atlet di SEA Games melorot karena minimnya anggaran

Santi Dewi

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kemenpora: Prestasi atlet di SEA Games melorot karena minimnya anggaran

ANTARA FOTO

Timnas Indonesia hanya mampu meraih 38 medali emas, 63 medali perunggu dan 90 medali perunggu di SEA Games Kuala Lumpur

JAKARTA, Indonesia – Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrawi meminta maaf kepada publik Indonesia karena gagal memenuhi target di pesta olah raga SEA Games Kuala Lumpur 2017. Imam menyebut biang keladi merosotnya prestasi timnas yakni minimnya anggaran yang tersedia.

Masalahnya, untuk mengirimkan atlet merah putih ke Kuala Lumpur dibutuhkan dana sekitar Rp 41 miliar. Sebanyak Rp 30,5 miliar di antaranya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) alias dana publik. Khawatir dana itu tidak dikelola dengan benar, maka Imam memerintahkan jajarannya untuk membuat laporan yang detail dan menyeluruh.

Ia tidak ingin usai penyelenggaraan SEA Games muncul isu penyalahgunaan anggaran yang membuat pegawainya terancam dicokok Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Terkait dengan tidak dipenuhinya target yang memicu perdebatan, diskusi dan desakan dari publik, kami memohon maaf dan tentu akan melakukan langkah besar. Untuk dapat merealisasikan hal itu, tentu dibutuhkan kerja sama dengan semua pemangku kepentingan,” ujar Imam ketika memberikan keterangan pers pada Kamis siang, 31 Agustus di kantor Kemenpora.

Saksikan pemberian keterangan pers selengkapnya di bawah ini: 

Lantaran, dihantui kekhawatiran berpotensi dianggap menyalahgunakan dana keuangan, maka semua proses pencatatan dilakukan secara berhati-hati dan sesuai kaidah. Salah satunya dalam yang menyangkut akomodasi dan honor bagi para atlet.

“Itu sebabnya kami mengalami keterlambatan untuk menyelesaikan berbagai masalah keuangan tadi,” kata politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

Sementara, Ketua Satlak Prima Ahmad Sutjipto mengatakan kakunya sistem penggunaan dana dari APBN membuat lambat cairnya beragam dana. Bahkan, selama ini ia mengakui sistem yang diterapkan kepada atlet yang berlaga di SEA Games menggunakan reimburse.

“Contoh, jadi mereka berlatih dulu kemudian dicatat, baru uangnya cair. Padahal, pengeluaran sudah dimulai sejak sesi latihan,” kata dia di tempat yang sama.

Publik di Tanah Air pun kecewa lantaran harus menerima kenyataan Indonesia hanya mampu berdiri di posisi kelima dari 11 negara di kawasan Asia Tenggara. Padahal, Presiden Joko “Jokowi” Widodo sudah menggantungkan harapan tinggi yakni Indonesia mampu kembali keluar menjadi juara umum.

Itu pun perolehan 38 medali emas yang diraih lebih rendah jika dibandingkan SEA Games 2015 di Singapura. Padahal, target raihan medali juga sudah diturunkan dibandingkan dua tahun lalu. Lalu, apa yang menyebabkan timnas gagal mencapai 55 medali emas sesuai target?

“Karena lawan kita lebih unggul dari timnas Indonesia. Kenapa lawan kita bisa lebih unggul? Karena mereka mempersiapkan lebih dari kita dan itu baru kita ketahui saat mereka mencapai titik finis,” kata Ahmad.

Rupanya, tim kontingen Indonesia tidak memiliki informasi mengenai apa yang telah dicapai oleh atlet dari negara lain. Namun, Ahmad mencoba melihat dari kacamata yang lebih positif. Jika dilihat dari total pencapaian seluruh atlet, katanya, mereka berhasil meraih 191 medali emas, perak dan perunggu.

“Artinya, kita berada di peringkat ketiga setelah Malaysia dan Thailand. Dari 550 atlet yang dikirim, sebanyak 70 persen di antaranya berhasil membawa pulang medali,” kata dia.

Selain faktor dari dalam atlet Indonesia, strategi yang diterapkan oleh tuan rumah Malaysia dinilai Ahmad turut merugikan di ajang SEA Games. Ia kemudian menyebut dugaan kecurangan yang dilakukan oleh wasit dan sumber pemasukan di luar dari APBN, menyebabkan Negeri Jiran jauh melampaui negara-negara di Asia Tenggara lainnya.

Pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut itu turut menyebut bahwa Thailand terkejut dengan jumlah medali yang dicapai oleh para atletnya. Salah satu koran di Thailand saja, kata Ahmad, melabeli SEA Games di Kuala Lumpur sebagai SEA Games terburuk.

Sayangnya, keluhan dari Thailand tidak dapat menutupi fakta bahwa prestasi atlet Indonesia di SEA Games 2017 adalah pencapaian terburuk dalam keikutsertaannya. Ia dan jajaran di Kemenpora berjanji akan menyiapkan berbagai terobosan untuk memperbaiki prestasi timnas di ajang Asian Games 2018.

Target Asian Games 2018

Menpora Imam Nahrawi mengakui pencapaian timnas di SEA Games dapat menjadi cerminan keikutsertaan pada Asian Games 2018. Padahal, akan menjadi sesuatu yang memalukan jika sebagai tuan rumah, tim merah putih tidak sanggup bersaing dengan atlet dari 44 negara Asia lainnya. Oleh sebab itu, ia berjanji tidak akan membiarkan situasi di SEA Games kembali terulang di ajang Asian Games.

Ia mengaku akan menyiapkan berbagai terobosan sehingga dapat menyuntikan semangat prestasi bagi para atlet. Setidaknya ada lima terobosan yang Rappler catat untuk perbaikan pembinaan olah raga jelang Asian Games 2018.

Imam mengaku akan mendorong lebih banyak partisipasi publik dalam pendanaan olah raga untuk menghadapi Asian Games. Bagaimana caranya? Yakni dengan menggandeng berbagai perusahaan baik itu BUMN dan swasta untuk ikut menyumbang.

“Donasi ini nantinya akan dikelola oleh satu badan dan dapat mendukung pendanaan di luar dari APBN,” katanya.

Ia pun mengucapkan terima kasih kepada para atlet yang telah bersusah payah berlatih dan meraih prestasi tertinggi selama SEA Games. Imam berharap prestasi gemilang serupa juga dapat diraih ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018.

Tahun depan, Indonesia menargetkan mampu menembus jajaran 10 besar negara dalam daftar raihan medali. Sementara, untuk dapat menembus daftar tersebut, maka dibutuhkan minimal 20 medali emas. Sanggup kah target itu terlampaui?

Ketua Satlak Prima Ahmad Sutjipto mengaku target 20 medali emas adalah target yang realistis. Apalagi dengan situasi yang serba terbatas, angka tersebut sudah cukup baik.

Namun, Ahmad mengingatkan hingga satu tahun ke depan, timnas membutuhkan setidaknya dana sekitar Rp 900 miliar untuk pembiayaan menghadapi Asian Games. Sayangnya, Ahmad belum dapat memprediksi dari mana dana tersebut akan digalang. – Rappler.com

BACA JUGA:

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!