Indonesia siap bantu Filipina bangun kembali Marawi

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Indonesia siap bantu Filipina bangun kembali Marawi
Filipina membutuhkan dana 2,7 miliar Peso atau setara Rp 717 miliar untuk membangun kembali kota Marawi

JAKARTA, Indonesia – Pemerintah Indonesia menyambut baik kondisi di kota Marawi yang telah pulih pasca dijadikan markas oleh kelompok militan untuk berperang melawan pasukan pemerintah. Kondisi kota Marawi kini dalam keadaan luluh lantak pasca peperangan.

Apalagi berdasarkan data yang dirilis oleh pemerintah, Filipina membutuhkan dana sekitar 2,7 miliar Peso atau setara Rp 717 miliar untuk membangun kembali kota Marawi. Indonesia mendukung penuh proses rekonstruksi dan pembangunan di Marawi.

“Indonesia menunggu Pemerintah Filipina untuk dapat mengidentifikasi kebutuhan bagi upaya rekonstruksi dan rehabilitasi,” ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai menggelar pertemuan trilateral di Manila, Filipina pada Minggu sore, 12 November.

Pembahasan mengenai pembangunan kembali Marawi turut dihadiri oleh Menlu Filipina dan Malaysia di sela KTT ke-31 ASEAN. Retno mengatakan keberhasilan Filipina dalam membebaskan kota Marawi mengirimkan pesan kuat bahwa ASEAN kuat dalam melawan terorisme dan ekstrimisme.

“Dan itu semua dapat terealisasi berkat adanya kerja sama yang erat,” kata perempuan pertama yang menjadi Menlu di Indonesia itu.

PERTEMUAN TRILATERAL. Menlu Retno Marsudi (kiri), Menlu Filipina (tengah) dan Menlu Malaysia Anifa Aman (kanan) bertemu di Manila untuk membicarakan situasi keamanan di Marawi. Foto: Kementerian Luar Negeri

Namun, rekontruksi dan rehabilitasi juga bukan proses yang mudah untuk dilalui. Tetapi, Indonesia sekali lagi siap untuk membantu Filipina.

Hal lain yang menjadi fokus Retno yakni membangun sektor pendidikan dan deradikalisasi. Hal itu sejalan dengan keinginan dari Filipina yang ingin mengembangkan toleransi melalui pendidikan.

Retno mengatakan Indonesia siap membantu untuk mengembangkan kurikulum pendidikan agama, pengiriman ulama untuk menyebarkan nilai Islam sebagai pembawa rahmat melalui madrasah. Pemerintah, kata Retno, juga siap untuk memberikan lebih banyak beasiswa bagi para pelajar dan mahasiswa asal Marawi.

Sementara, untuk menjalankan proses deradikalisasi di Filipina, Indonesia juga siap berbagi pengalaman.

“Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (JCLEC) siap memberikan pelatihan bagi penegak hukum dan aparat keamanan dengan kurikulum yang didesain sesuai kebutuhan (tailor-made),” katanya.

Semla initiatif itu telah dituangkan Retno dalam rancangan Rencana Aksi (Plan of Action) dan peta jalan (Road Map) yang secara sistematis memuat aktivitas kongkrit kerja sama trilateral. Kegiatan kongkrit itu terbagi menjadi tiga bagian, yakni jangka pendek, menengah dan panjang.

“Kedua dokumen selanjutnya akan dibahas secara mendalam di pertemuan trilateral berikutnya yang rencananya akan diselenggarakan di Indonesia pada awal tahun depan,” kata dia.

Pertemuan yang dilakukan di Manila merupakan tindak lanjut dari pertemuan trilateral yang digelar Juni lalu. Indonesia, Malaysia dan Filipina sepakat rutin menggelar pertemuan untuk meningkatkan efektivitas penanganan teroganinisir lintas negara terutama soal isu terorisme di Laut Sulu dan Sulawesi.

Itu semua dilakukan karena ketiga negara merasakan dampak paling parah dari aksi penculikan yang dilakukan kelompok Abu Sayyaf. Sementara, akibat peperangan di Marawi telah menewaskan 500 orang dan membuat 400 warga terpaksa mengungsi. – Rappler.com

BACA JUGA: 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!