Drama ‘reality show’ 100 hari Jokowi-JK

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Drama ‘reality show’ 100 hari Jokowi-JK
Menulis catatan setiap hari selama 100 hari pertama pemerintahan Jokowi-JK adalah pengalaman berharga bagi seorang jurnalis. Saya masih berharap pada pemerintahan Jokowi-JK.

Hari keseratus pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla diwarnai sejumlah peristiwa. Jokowi melakukan tinjauan ke lapangan, atau yang dia sebut blusukan, ke Sumatera Utara. Dia melakukan pencanangan pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung di Sei Mengkei, sekaligus memulai pembangunan kawasan industri di lokasi yang sama. Jokowi juga meresmikan dimulainya pembangunan jalan tol Medan – Binjai serta proyek diversifikasi aluminium.

Laman setkab.go.id, menuliskan bahwa proyek-proyek yang peletakan batu pertamanya dilakukan hari ini, Selasa (27/1) oleh Presiden Jokowi adalah bagian dari Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), yang disusun di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. 

Proyek di area terpadu meliputi:

1. Terminal Multipurpose PT Pelindo I (Perseo), Kuala Tanjung

2. Proyek Diversifikasi Produk dan Pengembangan Pabrik Peleburan Alumunium PT Inalum (Persero), Kuala Tanjung

3. Pabrik Minyak Goreng PTPN III (Persero), Sei Mangkei

4. Gardu Induk PLN, Sei Mangkei

5. Jalan Tol Medan-Binjai, Jalan Binjai, Desa Megawati

Pelabuhan Kualatanjung memiliki panjang dermaga 400 m, dengan panjang trestle 2,7 km, dan tangki timbun kapasitas 145.000 ton. Sedang kapasitas container yard 400.000 TEUs.

“Kali ini adalah proyek terpadu. Ada proyek Pelindo, ada perkebunan, Jasa Marga, ada Inalum, ada swasta-swasta yang sebentar lagi juga masuk ke sini, PLN, semuanya masuk, memang ini adalah sebuah proyek terpadu. Kita harapkan, saya berikan target dalam dua tahun, Maret dua tahun lagi, harus selesai dan saya resmikan,” kata Jokowi seperti dilansir situs Setkab.

Areal kawasan industri dibangun seluas 2.000 hektar, sementara pelabuhannya mencakup 200 hektar. Informasi mengenai proyek terpadu ini bisa diikuti secara lengkap di sini 

Masih setia blusukan

Blusukan menjadi agenda rutin para menteri di kabinet Jokowi. Sebenarnya turun ke lapangan meninjau proyek sudah dilakukan pada pemerintahan sebelumnya, bahkan era Presiden Soeharto. Bedanya kali ini, di pemerintahan Jokowi-JK, agenda blusukan para menteri diliput luas oleh media. Menteri atau stafnya juga rajin mengunggah kegiatan harian melalui akun media sosial mereka, terutama di Twitter dan Facebook. Ada staf menteri yang rajin mengirim broadcast informasi kegiatan bosnya dalam bentuk “press clear”, sudah jadi berita. Tinggal disiasati judul saja agar variatif.

Khusus bagi Jokowi, kritikan pedas atas kinerja dan komitmen di bidang pemberantasan korupsi, hukum dan penegakan hak asasi manusia, tidak membuat popularitasnya turun drastis. Media masih membuntutinya, kendati hanya bisa berharap pernyataan pendek. Rakyat menyambut kehadirannya dengan antusias.

Sejauh ini, Jokowi memastikan agar dalam setiap kegiatan turun ke lapangan, rakyat bisa menyapa, bersalaman bahkan berfoto selfie bersamanya. Koresponden internasional stasiun televisi CNN, yang Minggu (25/1) lalu mengikuti kegiatan Jokowi, misalnya, berkomentar bahwa nuansa interaksi Jokowi dengan rakyat biasa terasa cair. Informal. Dekat.

Saat kampanye Pilpres, Jokowi berjanji akan bekerja di kantor satu dua jam sehari. Sisanya blusukan ke lapangan. Tentu janji ini sulit dipenuhi. Seratus hari pertama Jokowi, langsung dihadapkan pada situasi yang memerlukan banyak koordinasi di kantor kepresidenan. Juga wara-wiri konsultasi dengan sejumlah pemangku kepentingan, baik partai politik, lembaga mitra kerja, maupun tokoh masyarakat.  

Jadi, menurut saya, kegiatan ke lapangan sekali seminggu pun sudah menunjukkan komitmen Jokowi untuk tetap blusukan. Terlalu sering blusukan juga mahal biayanya, karena sebagai presiden, Jokowi bergerak ke manapun dengan tim lengkap.

Kepada anggota Kabinet Kerja, Jokowi memerintahkan mereka lebih banyak di lapangan untuk mengecek langsung pekerjaan sesuai tugasnya. “Masa bersemangat pidato itu sudah selesai. Sekarang bersemangat kerja. You sekarang cari menteri tidak banyak di kota karena harus ke daerah untuk melihat keadaan, melaksanakannya,” ujar Jusuf Kalla.

Hari ini, Kalla mengaku gagal mengundang rapat penting, karena sejumlah menteri berada di lapangan. Ada yang ikut Presiden, seperti Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono. Ada yang rapat kerja dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), ada yang sudah terjadwal ke daerah.

Rasa nyaman itu terusik

Jokowi saat menyapa pendukungnya di kampung halaman Solo pada masa kampanye Pilpres 2014. Foto oleh AFP

Hari keseratus pemerintahan Jokowi-JK juga ditandai dengan terpilihnya ekonom Sri Adiningsih menjadi ketua Dewan Pertimbangan Presiden. Doktor Adiningsih adalah ekonom dari Universitas Gadjah Mada, yang berasal dari Solo. Teman sekolah Jokowi. Dia sejak awal aktif dalam kegiatan Megawati Institute dan dikenal dekat dengan Megawati Soekarnoputri, ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dikelilingi orang-orang yang dekat dan dipercayai, semoga membuat Presiden Jokowi merasa nyaman menjalankan tugas kepresidenan.

(BACA: Komposisi Wantimpres Jokowi)

Rasa nyaman itu yang belakangan terusik. Anda sudah mengikutinya lewat pemberitaan luas media. Saya juga menuliskannya dalam beberapa tulisan di seri blog #100HariJokowiJK. Jokowi menemukan belantara politik yang jauh lebih kompleks dan rumit ketimbang saat dia memimpin kota Solo sebagai walikota.  Memindahkan pedagang satu pasar saja butuh puluhan kali makan siang dan makan malam. Pendekatan ala Jokowi yang membuat namanya mencorong. Ada ribuan pasar di seluruh Indonesia kini harus dikelola pemerintahannya.

Itu baru satu hal. Politik di tingkat nasional juga lebih membuat sakit kepala bagi Jokowi, yang belum lama bermain di lapangan ini. Bahkan ketika dia menjabat Gubernur DKI Jakarta selama dua tahun pun, keruwetan politik yang ada tidak separah di level nasional. Yang membuat kepala pusing dan gigi sering sakit adalah kenyataan bahwa dirinya juga harus berhadapan dengan kepentingan elit partai politiknya, PDI-P. (BACA: Jokowi sakit gigi jelang 100 hari pemerintahan)

Jelang 100 hari, kemarin, seorang politisi PDI-P bahkan mengatakan, saat ini, di saat sorotan publik begitu kencang terkait kisruh pemilihan calon Kapolri, saat yang tepat untuk memakzulkan Jokowi. Tidak segampang itu. Rakyat masih lelah dengan proses panjang pemilihan umum. Perpecahan dan luka yang muncul dari polarisasi pemilihan presiden belum sembuh betul. Saya yakin, bahwa pendukung Prabowo Subianto pun mayoritas tidak menghendaki huru-hara politik tiga pekan ini berujung kepada penggantian presiden.

Yang ditunggu oleh rakyat adalah perbaikan kehidupan. Daya beli meningkat. Lapangan pekerjaan bertambah. Infrastruktur membaik. Kualitas pendidikan dan kesehatan meningkat. Rasa aman terpenuhi. Saat kampanye Jokowi mengusung jargon “revolusi mental”. Ketika memerintah Jokowi dihadapkan pada kenyataan bahwa implementasi jargon dan janji kampanye bukan perkara mudah. Ekspektasi publik begitu tinggi. Mengelola ekspektasi adalah pekerjaan rumah penting bagi Jokowi. Ekspektasi lebih dari 240 juta penduduk.


Laporan khusus: Janji Jokowi 


Masih berharap

Selama seratus hari, setiap hari, di laman Rappler.com/Indonesia, saya menulis berbagai sudut pandang terkait dengan pemerintahan Jokowi-JK. Saya merasakan betapa dinamisnya pemerintahan ini. Jokowi dan JK memimpin di era media digital, ketika interaksi publik berlangsung selama tujuh hari dalam sepekan, 24 jam dalam sehari semalam.

Setiap gerak-gerik, kebijakan, kata, dan gestur langsung mendapatkan reaksi publik, melalui percakapan di dunia maya. Semua memperkaya sudut pandang, dan kerapkali membuat saya duduk lama di depan komputer atau berjam-jam mengamati media sosial, untuk memilih mana isu yang akan saya angkat, untuk hari ini.

Saya seperti menikmati drama bersambung setiap hari, semacam reality show, mengenai jalannya pemerintahan ini. Ekspresif. Dinamis. Sebagian bisa ditebak, deja vu. Ada bagian-bagian yang baru. Ada kemarahan. Tragedi. Empati. Kagum. Konflik. Perselingkuhan (politik). Semua elemen sebuah drama ada dalam pemerintahan Jokowi-JK. Saya, seorang diri, hanya mampu mencatat sebagian kecil saja dari semua dinamika itu.

Tiga pertemuan internasional (KTT APEC, G20, KTT ASEAN), naik turun harga bahan bakar minyak, tragedi longsor di Banjarnegara, jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501, eksekusi hukuman mati terpidana narkoba, sampai kisruh KPK vs Polri adalah puncak-puncak drama itu. Ada puluhan mungkin ratusan segmen lain termasuk sorotan atas kinerja menteri Jokowi.

Saya masih menaruh harapan kepada pemerintahan Jokowi-JK. Saya tidak punya pilihan lain, kecuali terus berharap. Mengamati 100 hari pemerintahan Jokowi-JK adalah sebuah pengalaman berharga bagi saya, sebagai jurnalis. Semoga Anda para pembaca merasakan hal yang sama.  

Terima kasih sudah mengikuti catatan #100HariJokowiJK.  

Semoga Anda masih berminat membaca Catatan Uni Lubis di hari-hari berikutnya. —Rappler.com

Uni Lubis, mantan pemimpin redaksi ANTV, nge-blog tentang 100 Hari Pemerintahan Jokowi. Follow Twitter-nya @unilubis dan baca blog pribadinya di unilubis.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!