
JAKARTA, Indonesia— Konferensi Asia Afrika akhirnya berakhir pada Jumat, 24 April 2015 di Bandung. Berikut ini rangkuman dari puncak acara:
Mengenang kembali KAA 1955
Hari dimulai dengan Historical Walk yang dilakukan oleh para kepala negara atau pemerintahan dan delegasi mereka. 22 kepala negara atau pemerintahan dan puluhan delegasi berjalan kaki sekitar 100 meter dari Hotel Savoy Homann ke Gedung Merdeka untuk mengenang kembali kejadian yang terjadi 60 tahun yang lalu.
Lihat foto-foto acara tersebut di sini.
Pidato penutupan Jokowi
President: Cooperation is Key to Asia-Africa’s Development >>> http://t.co/O9LZDDD11i #asiafricaconf15 pic.twitter.com/hd5nL4RSe0
— AsiaAfricaConf15 (@asiafricaconf15) April 24, 2015
Sebagai tuan rumah, Presiden Joko Widodo memberikan sambutan untuk membuka acara peringatan 60 tahun KAA. Namun, pidato kali ini tidak semenggigit pidatonya saat pembukaan konferensi tingkat tinggi tanggal 22 April yang lalu. Jokowi hanya menekankan kembali hasil-hasil yang didapat dari KAA dan pentingnya kerjasama antar negara.
“Mari kita gelorakan kembali Semangat Bandung. Mari kita lanjutkan perjuangan para pemimpin kita 60 tahun yang lalu.Kita harus meningkatkan saling pengertian, dan mewujudkan perdamaian dunia. Segala bentuk kekerasan harus dihentikan. Kemerdekaan Palestina harus terus kita perjuangkan,” kata Jokowi.
“Selain itu, kita harus bahu-membahu meningkatkan kemakmuran rakyat kita melalui kerja sama ekonomi dan perdagangan. Kita harus bahu-membahu supaya bangsa kita sejajar dengan bangsa-bangsa maju di belahan dunia yang lain. Saya berharap semangat Konferensi Asia-Afrika akan terus kita perjuangkan secara bersama-sama, dan di masing-masing negara kita.”
Pidato perwakilan Asia, Afrika, dan negara pengamat
Presiden Myanmar Thein Sein, dalam pidatonya, mengharapkan dokumen hasil KAA dapat diterjemahkan menjadi sebuah langkah yang nyata untuk mencapai tujuan bersama.
“Hasil KTT yang dilakukan saat ini tidak hanya berguna bagi negara-negara di Asia dan Afrika, tetapi juga bagi seluruh dunia,” katanya. “Semoga seluruh perwakilan yang hadir dapat mengusung hasil KTT secara nyata.”
Presiden Zimbabwe Robert Mugabe juga mengatakan hal yang kurang lebih sama, mengenai pentingnya KAA dalam menjaga solidaritas antar negara.
Wakil Presiden Venezuela Jorge Arreaza, sebagi perwakilan dari negara pengamat KAA, menekankan pentingnya kerja sama dalam melawan kolonialisme.
“Fidel Castro, Che Guavara, telah menunjukkan pentingnya melawan kolonialisme. Kerja sama antar negara sangat diperlukan untuk mencegah praktek kolonialisme di bidang politik dan ekonomi dari negara-negara adidaya. Kita harus selalu waspada,” ujarnya.
Arreaza juga menyampaikan dukungan Venezuela atas kemerdekaan Palestina. “Kami membawa pesan bagi rakyat Palestina: kemerdekaan dan kebebasan itu haruslah ada,” katanya.
Penandatanganan Bandung Message
Satu dari tiga dokumen inti hasil KAA, Bandung Message, ditandatangani oleh Jokowi, Presiden Cina Xi Jinping, dan Raja Mswati III dari Swaziland. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan ada pertimbangan tertentu di balik pemilihan negara yang secara simbolik menandatangani Bandung Message. Cina dianggap sebagai negara yang besar dan maju di Asia, Swaziland sebagai salah satu negara Afrika yang stabil, dan Indonesia adalah tuan rumah KAA.
Peresmian monumen dan Hari Asia Afrika
Pemimpin negara setuju untuk menetapkan 24 April sebagai Hari Asia Afrika. Mereka juga meresmikan Monumen Solidaritas Asia Afrika di Jalan Asia Afrika, Bandung. —Rappler.com
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.