SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) — Satu lagi warga negara Indonesia teridentifikasi meninggal dunia dalam musibah jatuhnya crane di Masjidil Haram, 11 September.
“Jemaah yang wafat 12 orang. Jemaah teridentifikasi terakhir bernama Janiro Ganumbang Siregar dari kloter MES 09 dengan nomor paspor A9106896,” kata Kepala Daker Mekah Arsyad Hidayat, Kamis, 8 Oktober.
Lamanya proses identifikasi ini dikarenakan beberapa jenazah tidak utuh dalam insiden crane jatuh tersebut. Seluruh jenazah sudah dimakamkan, namun DNA jenazah sudah diambil sehingga bisa dicocokkan.
Sebelum identifikasi Janiro ini, berdasarkan data Kementerian Agama, sebelas warga negara Indonesia tewas dan 42 terluka karena tertimpa belalai crane di Masjidil Haram, Jumat, 11 September.
Dari mereka yang terluka, sampai dengan Kamis, 8 Oktober, menurut Arsyad dua masih dirawat di Rumah Sakit Al-Jaheer di Mekah, yakni Tri Murti Ali dan Isnaini Fajariah.
Selain Janiro, inilah nama-nama korban yang meninggal dunia:
- Iti Rasti Darmini, nomor paspor B0716645, kloter JKS – 023.
- Masnauli Sijuadil Hasibuan, nomor paspor B1061545, kloter MES – 009.
- Painem Dalio Badullah No Paspor B 1258831 Kloter MES 8
- Saparini Baharuddin Abdullah No Paspor B 1258832 Kloter MES 8
- Nurhayati Rasad Usman No Paspor B 0393770 Kloter PDG 4
- Ferry Mauludin Arifin No Paspor A 9464489 Kloter JKS 12
- Adang Joppy Lili No Paspor B 1197332 Kloter JKS 16.
- Sriyana Marjosihono No Paspor B1188078 Kloter SOC 27.
- Masadi Saiman Tarimin No Paspor V222619 Kloter SUB 38
- Siti Rukayah Abdu Samad No Paspor A2714350 Kloter SUB 39
- Darwis Rahim Cogge No Paspor B1162671 Kloter UPG 018
Pemerintah Arab Saudi berjanji akan melakukan investigasi terhadap penyebab jatuhnya crane. Saat ini, sebuah komite telah dibentuk untuk menjalankan proses investigasi tersebut.
Angin kencang diduga menjadi penyebab jatuhnya crane di Masjidil Haram. Teknisi kontraktor pemugaran masjid Saudi Binladin Group mengklaim bahwa crane dipasang secara profesional dan tidak ada tanda-tanda kerusakan teknis pada crane tersebut. Menurut teknisi tersebut, apa yang terjadi adalah “kehendak Tuhan.”
Penilaian berbeda datang dari Irfan al-Alawi, salah satu pendiri Yayasan Penelitian Warisan Islam (Islamic Heritage Research Foundation), salah satu organisasi yang vokal menyuarakan kritik atas proses pemugaran Masjidil Haram karena dianggap akan menghilangkan sebagian warisan sejarah yang ada di sana.
Menurut Irfan, memang terdapat unsur kelalaian dalam musibah ini.
“Mereka tak peduli dengan warisan sejarah. Mereka juga tak peduli dengan kesehatan dan keselamatan,” katanya.
Ibadah haji jalan terus
Terkait dampak dari musibah ini, seorang pejabat pemerintah terkait yang menolak disebutkan namanya memastikan bahwa proses penyelenggaraan ibadah haji yang sedianya dimulai pada 21 September, tak akan tertunda.
“Tak ada pengaruhnya terhadap ibadah haji tahun ini, bagian yang terdampak akan diperbaiki dalam beberapa hari,” katanya.
Demi menjamin keamanan jemaah haji, sumber yang sama mengungkapkan bahwa pihak kontraktor telah diminta untuk memeriksa keamanan dari crane lain yang masih berada di lingkungan mesjid. —Rappler.com
BACA JUGA:
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.