SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — Rahmi Carolina besar dan tinggal di Riau. Sejak usia taman kanak-kanak hingga hampir menyelesaikan kuliah, setiap tahunnya ia selalu menghadapi bencana asap.
Ia dan ayahnya menjadi langganan sakit pernafasan ketika musim asap. Bahkan Rahmi pernah dilarikan ke UGD akibat sesak napas.
Tahun ini, bencana asap kembali muncul. Pada minggu kedua September, asap telah memenuhi seluruh wilayah Riau.
Menurut Rahmi, dia sangat menyayangkan ketidakseriusan pemerintah dalam penanggulangan bencana asap. Sudah 18 tahun bencana ini terus berulang tanpa ada titik terang. Menurutnya, Maret 2014 yang lalu merupakan puncak dari bencana kabut asap di Pulau Sumatera.
Pemerintahan telah berganti beberapa kali, namun belum ada penyelesaian yang berarti. Tahun lalu, Jokowi sempat berkunjung ke Riau dan berjanji untuk menuntaskan permasalahan asap dan pembakaran hutan. Namun saat ini bencana asap masih terus terjadi di berbagai wilayah di Sumatera, khususnya di Riau.
Rahmi telah aktif menuliskan kekhawatirannya mengenai asap Riau di blog pribadinya sejak 2014. Ia juga merupakan pemenang kedua kategori blog Forest Fire Campaign Kit Competition 2014 yang diadakan oleh Greenpeace Indonesia.
Saat ini Rahmi membuat petisi yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Kapolri, Pemerintah Daerah Riau, dan Kejaksaan untuk menindak para pembakar hutan dan lahan gambut agar masyarakat Riau mendapatkan haknya atas udara yang bersih!
Sampai dengan berita ini diunggah Rabu malam, 16 September, sudah lebih dari 12 ribu orang menandatangani petisi ini. Kamu dapat ikut menandatangani petisinya di situs ini. — Rappler.com
BACA JUGA:
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.