Bupati Purwakarta larang siswa ‘bermasalah’ masuk sekolah negeri

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Bupati Purwakarta larang siswa ‘bermasalah’ masuk sekolah negeri
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi guru mencubit siswa sebagai tindakan wajar. Jika orangtua tidak suka, silakan didik anak sendiri

JAKARTA, Indonesia — Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengancam akan mengembalikan siswa nakal ke orangtuanya dan melarang siswa nakal itu melanjutkan pendidikan ke sekolah negeri yang ada di Purwakarta, Jawa Barat.

“Kebijakan itu hanya diberlakukan bagi siswa nakal yang tidak mau diatur oleh pihak sekolah, dan orang tuanya keberatan jika anaknya itu diberi sanksi oleh pihak sekolah,” kata Dedi. 

Ia mengaku mengeluarkan kebijakan itu karena beberapa waktu lalu terjadi peristiwa yang cukup mengagetkan di SD Negeri Ciwareng I, Desa Ciwareng, Kecamatan Babakan Cikao, Purwakarta. 

Dalam peristiwa itu, Kepala SD Negeri Ciwareng I, Sakri, menegur salah seorang siswanya karena dinilai nakal, dengan cara mencubit bagian perut siswa. 

Namun siswa tersebut tidak terima diperlakukan seperti itu dan mengadu ke orangtuanya. 

Orangtua siswa lalu memanggil kepala sekolah. Saat bertemu, kepala sekolah dipaksa membuat surat pernyataan telah berbuat kekerasan kepada anak mereka.

Kepala sekolah juga sempat mendapat perkataan tidak baik dan ancaman dari orangtua siswa. 

Orangtua siswa kemudian melapor ke polisi terkait dugaan kekerasan fisik yang telah dilakukan kepala sekolah. 

Mendengar cerita seorang kepala sekolah yang harus berurusan dengan orangtua siswa seperti itu, Bupati Dedi Mulyadi akhirnya turun tangan.

Di hadapan kepala sekolah dan orangtua siswa, Dedi menyatakan akan memberi sanksi kepada dua pihak. Bagi kepala sekolah, ia akan diperiksa oleh inspektorat, sedangkan siswa yang bersangkutan akan dikeluarkan dari sekolah dan dikembalikan ke orangtuanya. 

“Atas nama bupati, atas nama negara, saya mengembalikan siswa itu ke orangtuanya. Biarkan orang tuanya mendidik anak sendiri. Si anak itu dilarang untuk masuk sekolah negeri, karena khawatir peristiwa melawan kepada kepala sekolah terulang kembali,” kata Dedi. 

Dedi menganggap wajar kalau kepala sekolah atau guru menegur anak didiknya, termasuk sambil mencubit bagian perutnya. Itu dinilai sebagai tindakan wajar. 

“Tetapi setelah musyawarah, akhirnya masing-masing saling berjabat tangan dan saling memohon maaf,” kata Dedi.

Untuk mengatasi masalah serupa dari kejadian seperti ini di masa depan, Dedi mengatakan akan memberlakukan ancaman larangan masuk ke sekolah negeri bagi siswa yang orangtuanya tidak senang jika gurunya menegur dan memberi sanksi kepada si anak. 

“Peristiwa yang terjadi di SD Negeri Ciwareng I biar saja jadi pelajaran. Nantinya kita terapkan kebijakan mengembalikan siswa nakal ke orangtuanya, dan kemudian melarang siswa nakal itu masuk ke sekolah negeri,” kata Dedi. 

Bagaimana menurutmu, apakah kamu setuju dengan kebijakan Bupati Purwakarta?—Antara/Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!