Pemuda Bali bentuk paguyuban tolak reklamasi Teluk Benoa

Iwan Setiadharma

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pemuda Bali bentuk paguyuban tolak reklamasi Teluk Benoa
Anak-anak muda Bali ingin sampaikan efek bahaya reklamasi kepada pimpinan adat desa

DENPASAR, Indonesia — Perkumpulan pemuda-pemudi Bali yang menolak reklamasi Teluk Benoa membentuk Paguyuban Sekaa Teruna-Teruni (STT), pada Minggu, 30 Oktober.

Ada 214 STT yang tergabung dalam paguyuban ini dari 9 kabupaten/kota di Bali. Selain sebagai forum komunikasi antar STT, paguyuban ini dibentuk untuk mengajak desa adat yang belum mendeklarasikan penolakan reklamasi. Saat ini, desa adat yang telah mendeklarasikan penolakan reklamasi berjumlah 39 yang tergabung dalam Pasubayan Bali Tolak Reklamasi.

Agung Krisna (23 tahun), pemuda dari STT Susila Dharma, Desa Adat Kaliasem, Kabupaten Buleleng, mengatakan para pimpinan desa adatnya belum menyatakan penolakan. Namun, dari pembentukan paguyuban ini, Agung mengatakan ia ingin membagi informasi tentang dampak reklamasi Teluk Benoa yang merugikan Pulau Dewata kepada para pimpinan desa adatnya.

“Pendekatan sudah ada, memang agak susah. Masyarakat dan bendesa adat kami kurang begitu paham [tentang reklamasi],” kata Agung di Desa Adat Sumerta, Denpasar, pada Minggu.

Koordinator Paguyuban STT Anak Agung Ngurah Anom Sanjaya mengatakan berdasarkan hasil Paruman Agung (rapat besar) ada 7 pernyataan sikap yang dihasilkan. Selain tentang konsistensi menuntut pembatalan Peraturan Presiden No. 51 tahun 2014, paguyuban meminta aparat untuk menghentikan intimidasi dan kriminalisasi terhadap gerakan Bali Tolak Reklamasi (BTR).

“Gerakan perlawanan terus digembosi dengan berbagai upaya, karena sampai saat ini penolakan semakin membesar dan meluas,” ujar Anom.

Sebelumnya, koordinator Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (ForBALI) I Wayan “Gendo” Suardana pernah dilaporkan ke polisi, bahkan ditangkap atas aksi unjuk rasa damai. Gendo sendiri pada pekan lalu mengatakan perjuangan lewat kesenian akan berlanjut ke desa-desa.

“Konser mini yang diadakan di desa-desa terus kita lakukan. Kita kepung penguasa,” kata Gendo. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!