Setya Novanto ikut ucapkan selamat atas terpilihnya Trump sebagai Presiden AS

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Setya Novanto ikut ucapkan selamat atas terpilihnya Trump sebagai Presiden AS
Setya Novanto mengatakan Trump mengapresiasi Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia

JAKARTA, Indonesia – Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto ikut mengucapkan selamat kepada Donald Trump yang berhasil terpilih sebagai Presiden ke-45 Amerika Serikat. Dia berharap dengan terpilihnya mogul properti itu hubungan antara Indonesia dengan Amerika Serikat lebih baik, khususnya di bidang perdagangan.

“Sebagai sahabat dan teman baik tentu saya mensyukuri kemenangan Donald Trump. Ini bisa menjadikan sesuatu yang sangat baik buat saya dan tentu untuk negara,” ujar Setya yang ditemui di kantor DPP Partai Golkar pada Rabu, 9 November.

Setya pernah bertemu dengan Presiden terpilih dari Partai Republik pada bulan September 2015. Setya yang didampingi beberapa anggota dan delegasi dari DPR ketika itu tengah menghadiri Konferensi Ketua Parlemen Dunia ke-4 di New York pada tanggal 31 Agustus hingga 2 September.

Usai menghadiri acara tersebut, delegasi Indonesia sempat bertemu dengan Trump di Menara Trump pada Kamis, 3 September sekitar pukul 13:00 waktu setempat. Setya yang sempat dikenalkan kepada pendukungnya di Menara Trump mengaku sempat berbincang dengan suami Melania itu.

“Beliau sangat apresiasi bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar dan Beliau sangat ingin memberikan kontribusi besar untuk melakukan investasi. (Tapi) waktu itu kan masih pengusaha,” ujar Setya.

Menurutnya dengan adanya hubungan baik yang pernah dijalin dengan beberapa politisi Indonesia, maka bisa menjadi langkah awal untuk membuat hubungan kedua negara semakin erat di bawah pemerintahan Trump kelak. Setya mengaku tidak khawatir hubungan di bidang ekonomi kedua negara akan memburuk pasca Trump terpilih.

Komitmen yang telah ditunjukkan Presiden Joko “Jokowi” Widodo untuk menjalin kerjasama ekonomi dengan Negeri Paman Sam sudah dilakukan sejak awal. Bahkan sebelum Trump terpilih.

“Selain itu, Indonesia kan menjalin kerja sama bukan hanya dengan Amerika Serikat, tetapi dengan negara lain juga seperti Jepang dan Tiongkok,” kata dia.

Hubungan historis tak berpengaruh

Rekan Setya dari Partai Golkar, Tantowi Yahya turut berpendapat bahwa di bawah pemerintahan Trump hubungan bilateral kedua negara justru bisa lebih menguat. Berdasarkan pengalaman dengan administrasi Presiden Barack Obama, tidak ada perhatian istimewa apa pun yang diberikan oleh Negeri Paman Sam kepada Indonesia.

“Padahal, Obama memiliki latar belakang Indonesia, pernah bersekolah dan bisa sedikit berbahasa Indonesia. Tetapi, pada kenyataannya, banyak kebijakan Amerika Serikat justru yang tidak menguntungkan Indonesia. Artinya kedekatan historis ini tidak berpengaruh antara hubungan Presiden AS dengan Indonesia,” ujar Tantowi ketika dihubungi Rappler melalui telepon pada Selasa, 8 November.

Perlakuan yang lebih istimewa justru diterima oleh Tiongkok, negara yang justru kerap dianggap rival Amerika Serikat di bidang ekonomi. Tantowi mengaku ikut dalam rombongan Setya tahun lalu, tetapi tidak sempat berbicara banyak.

Dia menilai apa yang disampaikan oleh Trump selama kampanye dan debat publik tidak selalu mencerminkan dirinya. Tantowi memilih melihat gagasan dan ide Trump melalui bukunya yang berjudul “Crippled America: How to Make America Great Again”.

Dalam buku tersebut, kata Tantowi, banyak memuat ide-ide orisinil Trump.

“Yang selama ini disampaikan oleh media, sebagian besar itu sudah diplintir, sehingga pemberitaannya cenderung negatif,” kata dia.

Menurut Tantowi, Trump tidak anti imigran. Yang tidak disukai adalah para imigran yang masuk ke AS secara ilegal.

“Karena biasanya mereka akan menetap, mencari pekerjaan di sana sehingga mengurangi jatah lapangan pekerjaan untuk warga lokal,” tutur Tantowi.

Kunjungan Setya, Tantowi dan delegasi DPR lainnya sempat menuai protes publik, karena mereka datang ke AS diketahui sebagai perwakilan parlemen Indonesia. Namun, di saat yang bersamaan mereka bersedia muncul di acara kampanye dan berkomentar mengenai sosok Trump. (BACA: Donald Trump: Apakah masyarakat Indonesia menyukai saya?)

“Apakah mereka menyukai saya di Indonesia,” tanya Trump tahun lalu kepada Setya.

Yang dijawab oleh Setya: “ya, sangat. Terima kasih banyak,”. – dengan laporan Santi Dewi/Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!