
JAKARTA, Indonesia – Siapa tak kenal Rio Haryanto? Pembalap ganteng ini mencuat ketika Tim Manor Racing merekrutnya sebagai pembalap kedua mereka untuk ajang Formula 1 musim 2016.
Itu artinya Rio menjadi orang Indonesia pertama yang tampil di lintasan Formula 1. Tak hanya itu, Rio sekaligus juga menjadi satu-satunya wakil Asia di ajang balap darat tercepat di dunia.
Euforia, kebahagiaan, serta pujian pun mengalir deras kepadanya. Sayang, saat musim kompetisi mulai bergulir, catatannya di sirkuit ternyata tak begitu memuaskan.
Pada debutnya di Albert Park, Melbourne, Australia, Minggu, 20 Maret 2016, Rio gagal finis. Ia tak bisa menyentuh garis finis karena gearbox mobilnya mengalami masalah.
Pada balapan kedua di Bahrain, Rio mampu menembus garis finis. Namun ia hanya berada di urutan ke-17. Performanya kembali melorot saat hanya finis di urutan ke-21 di GP China.
Dalam 12 kali balapan, catatan terbaik Rio hanya finis di urutan ke-15, yakni di Grand Prix Monaco. Dari 12 kali bertanding itu, Rio dua kali gagal finis, yakni di Rusia dan Austria.
Catatan tersebut tak hanya membuat dirinya terpental dari Tim Manor —ia dijadikan pembalap cadangan pada 10 Agustus 2016– tapi juga membuatnya dicap sebagai pembalap Formula 1 terburuk pada akhir musim.
“Pembalap terburuk: Rio Haryanto, jika anda masih mengingatnya,” demikian tulis jurnalis The Guardian Paul Weaver pada, Kamis 1 Desember. “Debut di GP Australia, dia menabrak Romain Grosjean pada sesi latihan dan harus menerima penalti mundur tiga grip.”
Catatan buruk tersebut, menurut Paul Weaver, membuat Tim Manor akhirnya menurunkan derajatnya menjadi pembalap cadangan. Namun benarkah catatan buruk itu yang menjadi alasan Tim Manor menjadikan Rio sebagai supir cadangan?
Tim Manor menyebut keputusan mereka menjadikan Rio sebagai pembalap cadangan bukan karena prestasinya yang buruk di sirkuit, melainkan karena Rio tidak bisa memenuhi kewajiban kontraknya.
“Hari ini Manor Racing mengumumkan bahwa kami memutuskan untuk menghentikan kontrak Rio Haryanto karena tidak berhasil memenuhi kewajiban kontraktualnya,” demikian tertulis dalam pernyataan resmi Manor Racing pada 10 Agustus.
Seperti diketahui, sebagai pay driver, Rio harus membayar 15 juta Euro kepada Tim Manor untuk bisa tampil di Formula 1 selama satu musim. Rio sudah menyetor 8 juta Euro pada awal musim.
Sisanya, yakni 7 juta Euro, akan dibayarkan pada paruh kedua musim 2016. Sayangnya, sampai tenggat waktu berakhir, Rio belum juga melunasi sisa pembayaran tersebut.
Sehingga, apa boleh buat, Rio pun harus rela posisinya diambil alih pembalap asal Perancis Esteban Ocon. Sebab, untuk menjadi pembalap Formula 1, modal skill saja memang tak cukup, tapi juga harus disokong dana jumbo. —Rappler.com
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.