
Kupang, Indonesia – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nusa Tenggara Timur membatalkan rencana mereka menggelar salat subuh berjamaah yang sedianya akan dilangsungkan pada Sabtu, 7 Januari 2017.
Pembatalan ini lantaran adanya penyusupan isu dari kelompok Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) yang kencang menghembuskan perlawanan terhadap Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama.
GNPF menganggap Ahok telah melakukan penistaan terhadap agama, meski kasus ini sejatinya masih bergulir di pengadilan Jakarta Utara. Ahok baru menjalani sidang keempat perkara ini kemarin, Selasa 3 Januari 2017.
“Saya sudah meminta kepada panitia untuk membatalkan kegiatan itu, karena sudah diributkan di media sosial,” kata Ketua MUI NTT, Abdulkadir Makarim, Rabu 4 Januari 2016.
Salat subuh berjamaah semula akan digelar di Masjid Raya Kupang pada Sabtu 7 Januari 2017. Namun belum lagi acara itu digelar, beredar undangan berisi ajakan salat berjamaah dengan logo GNPF di media sosial.
Pada undangan berbentuk pamflet digital tersebut juga terdapat tulisan ’Spirit212’. 212 adalah gerakan aksi unjuk rasa yang digelar pada 2 Desember 2016 untuk menuntut agar Ahok ditahan.
Abdulkadir Makarim mengatakan acara salat subuh berjamaah ini tidak ada kaitannya dengan GNPF, gerakan 212, ataupun kasus Ahok. “Kami tidak ada urusan dengan kasus Ahok di Jakarta. Kami ingin damai di NTT,” katanya.
Namun karena pamflet digital tersebut telah begitu masif beredar di media sosial, maka pihaknya memutuskan untuk membatalkan acara salat subuh berjamaah di Masjid Kupang. “Sudah ribut, maka saya batalkan. Panitia juga sudah setuju untuk dibatalkan,” katanya. —Rappler.com
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.