Di depan WNI di Sydney, Jokowi: Jangan ngeluh kalau diajak lalui masa sulit

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Di depan WNI di Sydney, Jokowi: Jangan ngeluh kalau diajak lalui masa sulit
Jokowi juga disebut sebagai pemimpin yang ambisius karena ingin mewujudkan banyak proyek infrastruktur besar dalam kurun waktu 5 tahun dan dana yang terbatas.

JAKARTA, Indonesia – Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengajak rakyat Indonesia untuk bersatu dan tidak cepat mengeluh ketika diajak melalui masa perekonomian yang sulit. Sebab, nantinya di akhir dari masa kepemimpinannya, akan ada pembangunan infrastruktur yang terealisasi.

Sejak awal terpilih sebagai orang nomor satu, mantan Gubernur DKI itu memang fokus kepada pembangunan infrastruktur dibandingkan bidang lainnya. Jokowi menyebut pembangunan infrastruktur menjadi dasar dari pergerakan ekonomi bagi masa depan Indonesia.

Saat ini setidaknya ada tujuh proyek besar infrastruktur yang tengah dikerjakan di era pemerintahan Jokowi – Jusuf “JK” Kalla, yakni kereta cepat Jakarta-Bandung, tol laut, pembangkit tenaga listrik, bandara, pelabuhan dan pembangunan alat transportasi massal MRT serta LRT. Mantan Walikota Solo itu menargetkan semuanya bisa rampung di akhir masa kepemimpinannya tahun 2019 mendatang.

Maka tak heran jika dia disebut sebagai pemimpin yang ambisius. Lalu, apa respons Jokowi terhadap julukan itu?

“Ya, memang saya ambisius. Kerja itu memang harus ambisius dan tidak boleh pesimis. Justru, kerja itu harus optimistis,” ujar Jokowi di hadapan sekitar 2.500 warga Indonesia di Sydney, Australia pada Minggu, 26 Februari.

Dia menyentil rakyat Indonesia yang kerap sudah pesimistis lebih dulu jika diberi target. Respons yang sama juga tak luput didengarnya ketika ingin merealisasikan mega proyek pembangkit tenaga listrik 35 ribu Megawatt.

“Banyak yang bilang, ‘sulit, Pak.’ Ya, jangan bilang di depan seperti itu. Jangan pesimis dulu. Kebiasaan orang Indonesia itu kalau diberi target sedikit, nanti yang dicapai juga sangat sedikit,” kata Jokowi yang disambut tawa hadirin di International Convention Center (ICC).

Pasalnya, dalam kurun waktu 71 tahun Indonesia merdeka, pemerintah hanya sanggup membangun 53 ribu Megawatt pembangkit tenaga listrik. Sementara, oleh Jokowi diberi target 35 ribu Megawatt harus rampung dalam kurun waktu 5 tahun. Dia mengatakan, bukan berarti harus pesimis ketika diberi target.

“Jika nanti selesai 25 ribu Megawatt itu juga sebuah pekerjaan yang luar biasa loncatannya. Dan saya meyakini di atas itu, kita masih bisa dan masih ada waktu 2,5 tahun lagi,” kata dia.

Jokowi mengatakan tersedianya aliran listrik yang menyeluruh di Indonesia merupakan kebutuhan yang mendesak. Dia kerap mendengar keluhan dari warga yang menyebut listriknya sering kali terputus.

“Setiap saya ke daerah, pasti ada saja keluhan listrik byarpet. Saya kebagian marah-marahnya saja,” tutur Jokowi yang kembali disambut tawa.

Hal lain yang juga menjadi target ambisiusnya yakni pemerataan harga BBM antara Pulau Jawa dengan Papua. Jokowi mengaku bingung mengapa harga premium di Pulau Jawa per liter bisa Rp 6.450 sedangkan di Papua per liter justru bisa mencapai Rp 60 ribu. Bahkan, di saat-saat tertentu harganya bisa terus melonjak menjadi Rp 100 ribu per liternya.

“Coba, keadilannya di mana? Masak yang seperti ini mau diteruskan. Sementara, di Pulau Jawa, harga BBM naik Rp 500 – Rp 1.000, sudah demo sampai tiga bulan,” kata dia.

Akhirnya untuk bisa menyelesaikan hal tersebut, Jokowi mengambil keputusan tegas dan meminta PT Pertamina untuk membuat harganya setara. Pada Oktober 2016 lalu, harga BBM di Papua diklaim Jokowi sudah setara dengan di Pulau Jawa.

“Tapi, itu pun harus nginjak sana-sini. Kalau tidak begitu, masalahnya enggak akan rampung-rampung,” katanya.

Harus berani ambil keputusan

SWAFOTO. Saat berada di ICC, ribuan WNI berebut untuk bisa selfie atau swafoto dengan Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada Minggu, 26 Februari. Foto diambil dari akun Twitter @jokowi

Jokowi memahami merealisasikan berbagai mimpi besarnya di bidang infrastruktur tidak mudah. Bahkan, anggarannya pun secara teori tidak memadai.

Untuk mewujudkan semua proyek besar itu dalam lima tahun, membutuhkan dana sekitar Rp 5.400 triliun. Angka itu jelas melebihi APBN yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia yakni Rp 1.500 triliun.

“Sisa dananya dari mana? Ya, dari swasta dan sekuritisasi. Kalau hanya bergantung kepada APBN, maka sampai kiamat tidak akan selesai. Padahal, rakyat butuh pelabuhan, bandara, dan jalan tol,” kata dia.

Tetapi, untuk bisa mencapai hal tersebut, rakyat harus mau diajak untuk melewati masa-masa sulit dulu.

Enggak apa-apa di awal sakit dan pahit. Jangan malah jadi manja-manjaan dan sedikit-sedikit mengeluh, karena pada akhirnya ada yang akan kita capai,” tutur Jokowi.

Dia mengatakan sebagai pemimpin maka harus berani memutuskan dan siap menerima dengan segala risiko yang muncul dari keputusan tersebut. Sebab, jika tidak keinginan dan angan itu hanya berakhir menjadi mimpi belaka.

Pertemuan dengan WNI di ICC menjadi agenda terakhir dari kunjungan kenegaraan Jokowi di Australia. Ini menjadi penebus dari pertemuan pada akhir tahun lalu yang batal terealisasi karena Jokowi menunda kunjungan ke Negeri Kanguru ketika itu. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!