
JAKARTA, Indonesia — Pelatih Arema Aji Santoso mengatakan strategi bola-bola pendek yang dimainkan timnya menjadi kunci kemenangan mereka atas Pusamania Borneo FC di laga final Piala Presiden 2017.
“Bola satu-dua menjadi kunci Arema hancurkan rekor pertahanan PBFC (Pusamania Borneo FC),” kata Aji Santoso dalam jumpa pers usai pertandingan di Stadion Pakansari, Bogor, Minggu malam, 12 Maret 2017.
Bermain dengan kostum biru-biru, para pemain Arema memang memainkan operan-operan pendek. Mereka sangat sabar dan telaten membangun serangan. Meski begitu, Arema sukses mendominasi sekaligus mendikte pertandingan.
Hasilnya, para pemain Pusamania yang sempat tampil agresif pada menit-menit pertama, berhasil digiring ke wilayah pertahanan mereka sendiri. Sebaliknya, pemain Arema terus meneror barisan belakang Pusamania.
Tiga dari lima gol Arema dicetak oleh pemain depan Cristian Gonzales, masing-masing pada menit ke-42, 54, dan 64. Dua gol Arema lainnya dicetak oleh Hanif Sjahbandi (30’) dan Michael Orah (37’, bunuh diri).
Tiga gol ini membuat Gonzales didaulat menjadi top scorer Piala Presiden 2017 dengan 11 gol.
Sementara satu-satunya gol balasan dari Pusamania Borneo datang dari Firli Apriansyah pada menit ke-69. Hasil ini membuat impian Pusamania memboyong trofi Piala Presiden 2017 kandas.
Aji Santoso senang dengan performa timnya di laga ini. Ia juga secara khusus memuji ketajaman Cristian Gonzales. “El Loco (Gonzales) masih jadi andalan saya, terlepas dari umurnya,” kata Aji.
Pelatih Pusamania Borneo Ricky Nelson mengatakan kekalahan timnya antara lain terjadi karena cederanya Yamashita Kunihiro. Ia ditarik keluar pada menit ke-26 digantikan Firli Apriansyah.
“Yama cedera membuat permainan kami berantakan,” kata Ricky Nelson. Meski begitu ia tetap bangga pada timnya. “Karena kami tidak pernah diunggulkan.” —dengan laporan Adrianus Saerong/Rappler.com
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.