Mengunjungi Newseum, museum khusus sejarah pers

Karina Maharani

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mengunjungi Newseum, museum khusus sejarah pers
Washington D.C. adalah kota seribu museum. Dan Newseum adalah salah satu yang paling unik

WASHINGTON, D.C., Amerika Serikat — Ibukota Amerika Serikat, Washington, D.C. adalah kota seribu museum. Dari National Gallery hingga National Air and Space Museum banyak sekali tempat yang bisa dikunjungi dengan fokus-fokus yang berbeda. Tapi ada satu museum yang mungkin belum dikenal luas dan yang mengusung tema yang unik yakni Newseum, museum yang didedikasikan kepada sejarah pers di Amerika Serikat.

Kamera kantor berita CBS dari tahun 1960an. Foto oleh Karina Maharani/Rappler

Kebebasan pers, seperti tercantum di amandemen pertama konstitusi AS, adalah salah satu hak yang paling penting bagi warga Amerika. Maka tak heran jika ada museum yang khusus berfokus kepadanya. 

Banyak benda-benda menarik yang bisa dilihat di dalam museum ini. Salah satunya adalah koran pertama yang dicetak di Amerika Serikat, yang pada saat itu masih menjadi koloni Inggris Raya. Koran itu berjudul Publick Occurences Both Foreign and Domestick atau Kejadian Umum Baik di Luar maupun Dalam Negeri.

Salah satu bagian terbesar dalam Newseum adalah bagian Perang Vietnam. Peran jurnalis Amerika dalam masa ini sangat penting; reportase mereka dari medan perang adalah satu faktor yang memberi tekanan kepada pemerintah AS untuk mengakhiri perang tersebut.

Peralatan yang dibawa jurnalis yang meliput Perang Vietnam - sebuah buku tulis, kamera, dan mesin ketik portabel. Foto oleh Karina Maharani/Rappler

Selain Perang Vietnam, topik lain yang disoroti adalah Gerakan Hak Sipil Afrika-Amerika yang juga terjadi pada tahun 1960an. 


Bagian menarik lainnya adalah koleksi halaman depan koran-koran dunia dari tahun ke tahun. Berbagai headline bersejarah dapat dilihat kembali di sini, dari akhir Perang Dunia Kedua hingga terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Afrika-Amerika pertama di AS.

Ada juga bagian khusus foto-foto pemenang penghargaan jurnalisme Pulitzer. 

Indonesia ternyata juga bisa dilihat di Newseum. Dalam seksi berkisar soal kebebasan pers global, ada peta yang menunjukkan tingkat kebebasan pers negara-negara dunia, termasuk Indonesia. 

Indonesia diberi warna kuning yang berarti ‘partly free’ atau ‘bebas sebagian.’ Kebanyakan negara lain di ASEAN diberi warna merah yang berarti ‘not free’ atau ‘tidak bebas’.

Jika kamu pergi ke Washington, D.C. di sela-sela kunjungan ke museum-museum yang mungkin lebih ternama, pertimbangkanlah untuk memasukkan Newseum ke dalam itenerary-mu. Temanya yang unik dan koleksinya yang menarik membuat Newseum layak bersaing di dunia museum DC. 

Pengin lihat langsung dan belajar mengenai sejarah dari museum berita di Washington DC? Agar biaya perjalanan lebih murah, cek langsung kupon eksklusif dari Traveloka di sini!

—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!