
JAKARTA, Indonesia – Pemutusan hubungan diplomatik yang dilakukan oleh Arab Saudi dan beberapa negara Timur Tengah terhadap Qatar turut berdampak bagi warga Indonesia. Setidaknya ini dirasakan oleh calon jemaah umrah yang akan berangkat ke Saudi dengan menggunakan maskapai Qatar Airways.
Menyusul pemutusan hubungan diplomatik, Saudi akhirnya melarang semua maskapai penerbangan asal Qatar mendarat di bandara di Negara Petro Dollar itu. Bahkan, mereka sudah mencabut izin beroperasi kantor perwakilan Qatar Airways di Saudi.
Alhasil, calon jemaah umrah asal Indonesia terancam terlunta-lunta. Namun, Kementerian Perhubungan telah menyiapkan rencana.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Agus Santoso mengaku sudah membuat kebijakan untuk memudahkan para jemaah umrah dari Indonesia yang sudah terlanjur membeli tiket Qatar Airways. Para penumpang asal Indonesia kemudian dialihkan ke maskapai lain, salah satunya Saudia Airlines.
“Proses pemindahan itu sudah mulai dilakukan sejak hari Senin, 5 Juni. Sebanyak 20 jemaah penumpang Qatar Airways sudah dipindahkan ke Saudi Airlines,” kata Agus dalam keterangan tertulis pada Selasa, 6 Juni.
Sementara, pada hari hari ada 45 jemaah yang dialihkan ke penerbangan Garuda Indonesia. Agus mengimbau kepada para jemaah agar tetap tenang dan menjalankan ibadah dengan khusyuk.
“Kami juga mengimbau para pengelola agen perjalanan haji dan umrah yang menggunakan maskapai Qatar Airways agar melapor sehingga bisa dicarikan jalan keluarnya,” tutur dia.
Agus juga mengimbau para maskapai baik nasional maupun internasional selain Qatar untuk membantu kebijakan tersebut. Tujuannya, agar transportasi bagi para jemaah umrah tetap lancar.
Pemerintah, kata Agus tetap akan memberlakukan kebijakan itu, hingga konflik di Timur Tengah selesai.
Situasi masih terkendali
Duta Besar Indonesia di Qatar Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi mengimbau kepada WNI di Qatar untuk tetap tenang dan terus memantau perkembangan situasi melalui berbagai sarana. Basri meminta agar WNI tidak perlu mengambil langkah-langkah yang berlebihan karena situasi di Qatar masih aman dan terkendali.
“Sampai hari ini, kondisi politik dan keamanan pada umumnya berjalan normal. Tidak ada tanda-tanda meningkatnya eskalasi politik dan keamanan kendati terdapat peningkatan jumlah keamanan di kawasan yang dianggap penting seperti pusat pemerintahan, tempat ibadah, bandara, stasiun, terminal bus, fasilitas publik dan pusat perbelanjaan,” ujar Basri dalam keterangan tertulis.
Dia mengatakan jumlah WNI di Qatar tergolong tinggi yakni mencapai lebih dari 43 ribu. Itu pun diambil dari data 2015 lalu. Mereka tersebar di seluruh Qatar, terutama di Al Khor, Dukhan, Umm Said, Al Shamal, Doha dan daerah di sekitarnya.
Untuk memastikan kondisi di Qatar aman, dia sengaja berkunjung ke daerah di mana menjadi komunitas diaspora terbesar di Qatar yakni di Al Khor. Kepada WNI, dia mengatakan KBRI telah menyiapkan berbagai rencana.
“Dubes adalah orang terakhir yang akan meninggalkan Qatar. Kondisi politik ini sudah terjadi pada tahun 2014 lalu, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir,” katanya. – Rappler.com
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.