Joko Widodo dan Malin Kundang

Arman Dhani

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Joko Widodo dan Malin Kundang

EPA

Entah apa kesamaan antara Joko Widodo dan Malin Kundang? Blogger Arman Dhani mencoba untuk menganalisis sosok Jokowi paska pengumuman pembatalan pencalonan Budi Gunawan sebagai calon Kapolri.

Ibarat baseball, Jokowi sudah mengalami dua kali strike. Satu kali lagi ia akan dimakzulkan dan out. Strike pertama adalah ketika ia memilih Jaksa Agung dari kalangan partai, sebuah kesalahan yang ia lakukan karena menyalahi janjinya sendiri.

Strike kedua adalah ketika mencalonkan Budi Gunawan sebagai pilihan tunggal calon Kapolri. Satu kali lagi membuat kesalahan ia akan berakhir menyedihkan, dan menjadi presiden pertama yang berturut-turut gagal mengemban amanat rakyat.

Demikian juga dengan sikapnya terhadap KPK. Pertama ia hampir terlalu lama bungkam soal perlakuan tidak manusiawi yang dilakukan Bareskrim kepada Bambang Widjojanto.

Kedua Jokowi cenderung bungkam ketika satu persatu penyidik dan pimpinan KPK dilaporkan ke polisi. Satu kali lagi strike oleh Jokowi, bukan tidak mungkin masyarakat akan dibuat tidak percaya terhadap kepemimpinan Jokowi.

Tapi rupanya Jokowi masih beruntung. Setidaknya ia bisa bersikap waras dan tegas dengan mengambil jalan tengah paling masuk akal.

Permasalahan yang ada di KPK dan Polri selesai dengan jalan tengah paling masuk akal. Mereka yang bermasalah dinonaktifkan, mereka yang diributkan tidak jadi dilantik. Dipilih orang-orang baru yang relatif baik dan dapat diterima oleh sebagian besar orang di republik ini.

Kok bisa?

Ya bisa. Jangan gumunan jadi orang. Biasa saja. Ini perkara sederhana. Pak Jokowi hanya meneladani seniornya Pak SBY. Sebagai pemimpin pak SBY itu sama tegasnya dengan Pak Jokowi.

Sama-sama punya sikap yang jelas terhadap pemberantasan korupsi, dan yang jelas tidak disetir oleh siapapun. Baik istri maupun ibunya.

Ini harus jelas, soalnya sebagai presiden, Jokowi hanya dan hanya boleh tunduk pada konstitusi dan pada rakyat. Bukan pada ibu, apalagi pada partai. Ibu yang saya maksud tentu ibunya pak Jokowi, bukan ibu yang lain.

Ya agak repot memang posisi pak Jokowi. Kalopun hendak melantik Pak Budi dia mesti taat hukum. Ya gimana? Menurut Hukum yang dianalisis oleh Hakim Sarpin, Pak Budi bukan termasuk penegak hukum dan bukan penyelenggara negara.

Jadi siapakah Budi? Karena statusnya masih tidak jelas, persis seperti aku sama kamu, jadi ia tidak bisa dilantik. Terus salah Jokowi? Salah temen temen Jokowi? Basi! Pak Badrodin Haiti yang mau jadi Kapolri!

Jokowi kerap melakukan manuver-manuver yang tidak bisa diduga. Saya curiga beliau dahulu sebelum jadi tukang kayu dan jadi presiden, merupakan pembalap motor seperti Doni Tata.

Bagaimana tidak? Ingat ketika ia dikabarkan ditekan Bu Mega untuk melantik Budi Gunawan, pak Joko malah ketemu dan berjumpa dengan Prabowo di Istana.

Ketika pembantaian brutal di Paniai terjadi, Jokowi diam, namun beberapa minggu kemudian ia datang ke Papua untuk menunjukan kepedulian. 

Dalam esainya yang ditulis pada 1960an, yang berjudul Potret Penyair Muda sebagai Si Malin Kundang, Goenawan Mohamad berkisah tentang Malin Kundang dari perspektif yang berbeda. Bahwa Malin Kundang bukanlah maling yang kondang, bukan tentu saja bukan. Tapi Malin adalah anak yang  telah terkutuk, dan tak seorang pun mencoba memahaminya

Goenawan juga menyebut tentang sosok Perempuan tua yang miskin itu kecewa dan sakit hati, karena, sang anak tunggalnya tak mau mengenalnya lagi. Malin seperti juga Jokowi barangkali punya kesamaan. Mungkin sama sama suka masakan Padang dan gulai otak, tapi lebih dari itu.

Malin adalah sosok yang tidak pernah dimengerti perasaannya, barangkali ia memberontak dari sang ibu karena tak ingin pemerintahannya hidupnya dikendalikan oleh sang ibu yang otoriter.

Jika selama ini Jokowi dianggap dikendalikan Ibu Megawati, maka sikapnya kemarin bisa menjadi jawaban tegas. Jokowi bersikap selayaknya presiden dan bukan petugas partai. Jadi kalau ada yang beliau itu petugas partai, mungkin yang berkata demikian belum minum jamu.

Terpilihnya Pak Badrodin Haiti yang satu kampung dengan saya juga bukannya tanpa masalah. Konon beliau itu juga punya rekening gendut, tapi ya tentu saja tidak segendut rekening Labora Sitorus yang sudah divonis bersalah tapi gak dipenjara-penjara juga itu. 

Nah kalo misal kemarin kita menolak Pak Budi Gunawan karena rekening gendut, kok ya banyak yang nrimo dan bersorak girang ketika pak Badrodin dipilih jadi Plt Kapolri? Tapi ndak apa-apa, namanya juga manusia.

Nah kalo misal kemarin kita menolak Pak Budi Gunawan karena rekening gendut, kok ya banyak yang nrimo dan bersorak girang ketika pak Badrodin dipilih jadi Plt Kapolri? Tapi ndak apa-apa, namanya juga manusia.

Untuk Pak Budi, ya jangan khawatir dan jangan gusar. Mosok sudah dianggap tidak jelas oleh Hakim Sarpin dan dituduh macam-macam tidak dimuliakan?

Kuasa hukum Budi Gunawan Fredrich Yunadi mengatakan Pak Budi tetap akan mendapat jabatan dalam kepolisian. Konon sih katanya akan menjadi Wakapolri.

Ya masa iya Pak Budi akan jadi Polantas? Sudah capek-capek dihujat sana sini malah jadi polantas, di situ saya kadang merasa sedih. -Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!