SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — Ada yang unik dari halaman depan harian Republika hari ini, Kamis, 8 Oktober. Gambar dan berita-berita utama sengaja dibuat kabur, seolah-olah tertutup kabut asap.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan Republika terhadap bencana asap yang terus terjadi di provinsi Sumatera, Riau khususnya, setiap tahun, bahkan sejak zaman pemerintahan Orde Baru.
“Kita ingin membangun rasa empati masyarakat, untuk ikut merasakan dampaknya dari asap, meskipun hanya secara virtual,” kata pemimpin redaksi harian Republika Nasihin Masha kepada Rappler, Kamis.
Nasihin mengaku bahwa selama tiga hari, Republika berfokus pada pemberitaan fakta-fakta terkait asap.
“Sejak cover kedua orang sudah mulai memperhatikan 9 anak menggunakan masker. Puncaknya adalah hari ini, menghadirkan asap di kehidupan kita,” katanya.
//Mana asap? Saya jaring ga ada tuh…hehehe… Saatnya negara bertindak tegas dan konkret.
Posted by Nasihin Masha on Tuesday, October 6, 2015
Salah satu berita utama yang “ditutupi” asap di halaman depan Republika berjudul Harga Solar Turun,seakan menunjukkan kepada pemerintah Indonesia untuk bertindak cepat dan tegas melawan kabut asap.
Pemerintah kemarin, Rabu, 7 Oktober, mengumumkan kebijakan paket ekonomi jilid 3. Dengan menutupi berita tersebut, Republika seakan memberi peringatan kepada pemerintah untuk lebih peduli pada keselamatan rakyat yang terkena imbas asap di Sumatera dan Kalimantan.
Sebaris kalimat di bagian bawah foto tertulis, “Saat tertutup asap semua berita jadi sulit dibaca”.
Langkah ini mengundang pujian dari berbagai kalangan.
Seorang presenter sekaligus komedian Pandji Pragiwaksono ikut berkomentar terhadap halaman depan Republika hari ini.
Beuh. Benar2 #MelawanAsap https://t.co/MEfSIeNwo4
— Pandji Pragiwaksono (@pandji) October 8, 2015
Novelis Asma Nadia mengaku terinspirasi oleh Republika dan mengganti foto profilnya.
Ava baru saya ‘berasap.’Terinspirasi harian Republika. #AsmaNAdiaMelawanAsap. Ramai2 ganti ava support #MelawanAsap pic.twitter.com/QqIoYFzVgV
— Asma Nadia (@asmanadia) October 8, 2015
Anggota DPR RI sekaligus mantan pembaca berita Metro TV Meutya Hafid pun ikut menyampaikan kekagumannya atas tindakan Republika.
Saat Tertutup Asap Semua Berita Menjadi Sulit Dibaca. Hari ini angkat topi, Republika. pic.twitter.com/1PSmLMrwnI
— Meutya Hafid Ansyah (@meutya_hafid) October 8, 2015
Tak ketinggalan, masyarakat pun ikut menanggapi positif halaman depan Republika.
First page koran republika hari ini. Keren. pic.twitter.com/8N9CnqUyNj
— Aditya Maulana (@adtmaul) October 8, 2015
betapa sulit membaca tulisan berasap. lalu seperti apa melihat kehidupan di sekitar saat asap merajalela? #republika pic.twitter.com/76HEbOcJt7
— jalursebelas (@ikalhidayat) October 8, 2015
Tampilan depan koran Republika hari ini. Didesain seakan-akan tak terlihat karena kabut asap. Sentilan cerdas! pic.twitter.com/SQa4tycfqQ
— Anthony Sinaga (@spawnist) October 8, 2015
Koran Republika halaman depannya faded gini biar bikin orang aware bahwa kabut asap sudah semakin parah&berbahaya. pic.twitter.com/U2PyCvMZbA
— Arsianty Andhany (@arshann) October 8, 2015
Kepada Rappler, Nasihin menyampaikan harapannya agar masyarakat Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebagai pusat ekonomi dan pemerintahan, juga menyadari akibat dari bencana asap yang tak kunjung usai.
“Alhamdulillah, selain respon apresiasi, juga terjadi resonansi gerakan sosial. Itulah yang kita harapkan. Jika semua media dapat mengikuti, akan sangat baik sekali,” ujar Nasihin.
Bagaimana tanggapanmu? Apakah kamu juga mengapresiasi langkah Republika?—Rappler.com
BACA JUGA:
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.