Tiba di Tanah Air, ABK TB Charles masih alami trauma

Syarifah Fitriani

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Tiba di Tanah Air, ABK TB Charles masih alami trauma
Sofyan kabur bersama Ismail karena khawatir akan dieksekusi oleh Abu Sayyaf.

TAKALAR, Indonesia – Salah satu ABK TB Charles, Muhammad Sofyan akhirnya bisa bernafas lega dan berkumpul bersama keluarga usai tiba di kampung halamannya, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan sejak satu pekan lalu. Dia berhasil melarikan diri dari kelompok Abu Sayyaf yang menculiknya pada tanggal 17 Agustus lalu.

Usai menjalani pemulihan trauma di Filipina, pihak Kementerian Luar Negeri akhirnya menyerahkan Sofyan kepada keluarga pada tanggal 27 Agustus. Namun, sempat timbul tanda tanya dari pihak keluarga, karena Sofyan sempat tidak dapat dihubungi oleh keluarga, termasuk sang istri, Sri Dewi.

Tetapi kekhawatiran itu sirna, begitu melihat Sofyan tiba di rumah. Satu demi satu anggota keluarga dan tetangga memeluk serta menyalami Sofyan dengan perasaan bahagia. Bahkan, Dewi sempat menitikkan air mata sambil memeluk sang suami.

“Keluarga di sini khawatir, saat kami kehilangan kontak dengan dia (Sofyan),” tutur Dewi yang ditemui media pada Minggu, 4 September.

Jawaban serupa disampaikan oleh mertua Sofyan, Daeng Kenna. Dia mengaku bersyukur atas kepulangan menantunya itu yang selama ini sudah dinantikan.

“Alhamdulilah, anakku sudah datang. Kami bersyukur sekali,” kata Kenna.

Tetapi, pihak keluarga meminta kepada media agar untuk sementara waktu tidak menganggu Sofyan. Kondisi Sofyan disebut keluarga masih mengkhawatirkan.

“Minta maaf ini, Sofyan masih butuh istirahat, karena dia masih trauma,” ujar Kenna lagi.

Sementara, menurut Dewi, suaminya masih membutuhkan istirahat total.

“Dia masih lemas, agak terganggu juga pendengarannya,” kata Dewi.

Selain itu, Dewi juga menyadari ada perubahan sikap dari suaminya. Dia berubah menjadi sosok yang pendiam. Sejak tiba di rumah, dia tak banyak bicara, terkadang hanya diam saat diajak berbincang oleh keluarganya.

Sofyan memilih menghindar ketika Dewi tengah meladeni pertanyaan awak media yang datang ke rumahnya.

“Belum bisa diwawancarai dulu. Dia sedang mengalami gangguan pencernaan,” kata Dewi.

Pemerintah melalui Kemlu ikut membantu pemulihan trauma yang dialami Sofyan dengan memberikan konsultasi dengan psikolog di Jakarta. Korban dan keluarga juga dapat berkonsultasi dengan pihak Kemlu mengenai situasi yang kini tengah dihadapi.

Khawatir dieksekusi

Sofyan melarikan diri dengan berenang ketika kabur dari kelompok Abu Sayyaf. Dia tersangkut jaring yang digunakan oleh nelayan lokal ketika tengah menangkap ikan.

Sofyan memilih kabur karena penculik mengancam akan segera memenggal kepala dia dan 6 rekannya. Selain Sofyan, terdapat satu ABK lainnya yakni Ismail yang juag berhasil kabur.

Ismail ditemukan oleh pasukan militer Filipina di Barangay Bual, Luuk, Sulu. Ismail juga telah diserahkan oleh Kemlu kepada pihak keluarga pada tanggal 27 Agustus lalu.

7 ABK Kapal TB Charles 001 dan tongkang Robby 152 diculik oleh kelompok Abu Sayyaf pada tanggal 20 Juni. Penyanderaan berlangsung dalam dua tahap yakni pada tanggal 20 Juni sekitar pukul 11:30 dan sekitar pukul 12:45.

Dalam aksi penculikan pertama, mereka menawan tiga ABK. Sedangkan dalam penculikan kedua, kelompok bersenjata membawa empat ABK. Dengan kaburnya Sofyan dan Ismail, maka Abu Sayyaf masih menyandera 5 ABK TB Charles lainnya.

Saat ini, sudah empat kali ABK Indonesia dijadikan sasaran penculikan kelompok Abu Sayyaf. Mereka diduga sengaja menculik WNI, demi bisa memperoleh tebusan. – Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!