XChange

Bayern Muenchen vs Atletico Madrid: Arena uji coba skema

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Bayern Muenchen vs Atletico Madrid: Arena uji coba skema
Tak ada poin yang diperebutkan. Tapi bentrok permainan antara kedua kubu tetap menarik.

 

JAKARTA, Indonesia — Laga pemungkas grup D antara Bayern Muenchen dan Atletico Madrid memang tak lagi menentukan. Sebab, Atletico sudah menggaransi tiket ke babak selanjutnya dengan rekor sempurna dalam 5 laga. 

Bayern, yang juga sudah pasti lolos, tak lagi bisa mengejar Atletico karena hanya mampu mengemas 9 poin, hasil dari 3 kemenangan dan 2 kekalahan. 

Namun, dalam bentrok mereka di Allianz Arena, Rabu, 6 Desember, pukul 2.45 WIB, pasukan Carlo Ancelotti punya misi lain. Kekalahan 0-1 di putaran pertama yang digelar di Vicente Calderon, kandang Atletico, masih menjadi aib mereka di Liga Champions musim ini. 

Karena itu, meski tak lagi menentukan kelolosan mereka ke babak selanjutnya, bentrok ulangan partai semifinal Liga Champions musim lalu itu tetap sarat aroma dendam. Ancelotti jelas tak ingin kembali terperosok dalam lubang yang sama. Kembali kalah dari pasukan Diego Simeone. 

“Melawan Atletico selalu penting bagi kami. Kami akan tetap menganggap mereka serius,” kata Ancelotti seperti dikutip Bavarian Football Works

Peluang untuk melakukan itu cukup terbuka. Tim berjuluk Atleti itu sedang mengalami fase yang murung di level domestik. Mereka tak lagi menjadi tim yang terus menempel ketat persaingan gelar juara antara Barcelona dan Real Madrid. 

Mereka tertinggal jauh dari pemuncak klasemen Real Madrid dengan selisih hingga 9 poin. Padahal, pekan pertandingan sudah terus mendekat ke separo kompetisi. Kondisi ini jelas berbeda dibanding performa mereka 2 musim belakangan. 

Situasi itu tak lepas dari start tak mulus mereka di musim ini. Dalam 5 laga pertama Primera Division, hanya 2 di antaranya yang menghasilkan kemenangan. Sisanya, mereka ditahan seri oleh 2 tim gurem Alaves dan Leganes. Satu hasil seri lainnya bisa dipahami karena mereka melawan raksasa Catalonia, Barcelona. 

Kondisi itu tak kunjung membaik. Di saat Real Madrid mempertahankan catatan tak terkalahkan hingga 14 laga, Atleti justru tiga kali keok. Melawan Real Madrid, Sevilla, dan Real Sociedad. Terakhir, mereka ditahan seri oleh tim kecil Espanyol. 

Memang, situasi tersebut berbanding terbalik dengan kiprah mereka di Liga Champions. Atleti mencatatkan hasil sempurna dalam 5 laga mereka dengan raihan 15 poin. Tim berjuluk Los Rojiblancos tersebut bakal mengejar rekor rival sekotanya dua musim lalu. Yakni lolos ke babak selanjutnya dengan rekor sempurna. 

Tapi, peluang bagi Bayern tetap terbuka. Mereka bisa memanfaatkan episode tak maksimal Atleti itu dengan menghabisi mereka di Allianz Arena. 

Ancelotti utak atik skema

Laga tersebut juga bisa menjadi arena bagi Ancelotti untuk menguji formasi tim Bavaria tersebut. Sebab, selama ini di Bundesliga dia selalu memasang 4-3-3. Dalam laga melawan Mainz 2 Desember lalu, mantan pelatih AC Milan itu memakai formasi 4-2-3-1. 

Formasi tersebut memang membawa tuah. Mereka menghabisi Mainz 3-1. Namun, Ancelotti perlu menguji konsistensi pasukannya. Karena itu, kemungkinan pelatih berpaspor Italia itu bakal kembali menurunkan formasi yang sama saat menjamu Atleti. 

Formasi tersebut jelas membawa konsekuensi tak sedikit dalam permainan Bayern. Sebab, posisi Thomas Mueller yang biasanya mengisi posisi sebagai penyerang sayap plus mengisi ruang-ruang kosong di lini depan, kini harus mengambil peran lebih sentral.

Seperti dalam laga melawan Mainz, dia dipasang Ancelotti di belakang ujung tombak Robert Lewandowsky. Perubahan posisi tersebut membuat dia tak hanya harus berpikir soal memanfaatkan ruang kosong. Tapi juga ikut membagi bola dan menciptakan peluang bagi pemain lainnya. 

Dengan posisi itu pula, Mueller tak harus bergantian dengan winger Arjen Robben. Jika dalam formasi 4-3-3, Mueller dipasang bergantian dengan pemain Belanda tersebut.  

Dalam laga melawan Mainz, Mueller mengakui bahwa formasi tersebut sangat nyaman diterapkan. “Target kami sederhana: bersenang-senang,” katanya usai laga seperti dikutip ESPN.

Hal senada diungkapkan Robben. “Rasanya sudah berminggu-minggu kami tak bermain dengan cara seperti ini,” kata mantan pemain Chelsea itu yang mencetak satu gol dalam laga tersebut.

Formasi 4-2-3-1 bukan sesuatu yang benar-benar baru bagi Bayern. Di era Jupp Heynckes, Bayern justru meraih treble dengan sistem tersebut pada 2013. 

Ancelotti rupanya ingin mengulang kembali kisah sukses Heynckes tersebut. Apalagi, sejak awal kedatangannya di klub Bavaria tersebut, dia  hanya memberi pilihan bermain 4-3-3. Formasi yang sukses dia terapkan di Real Madrid dan meraih La Decima (gelar Liga Champions kesepuluh) bersama raksasa Spanyol tersebut.

Ancelotti sendiri sudah mengisyaratkan bakal mengeksplorasi lawannya. Bukan semata meraih kemenangan tapi menguji skuatnya. Dalam konferensi pers hari Senin, 5 Desember lalu, dia tak hanya memikirkan Atleti. Tapi juga babak 16 besar. 

“Tantangan di fase itu bakal lebih berat,” katanya.—Rappler.com

 

 

 

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!