SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — Jika seniman Subagjo Sastrowardoyo mengatakan dalam puisinya, “Rumah kosong, sudah lama ingin dihuni,” maka tidak berlaku demikian bagi warga Desa Cipaku, Sumedang, Jawa Barat.
Sebaliknya, mereka harus mengosongkan rumah beramai-ramai, karena Desa Cipaku akan ditenggelamkan bersama 5 desa lainnya agar proyek Waduk Jatigede yang menelan biaya Rp 2,04 triliun bisa segera direalisasikan.
Bukan hanya rumah penduduk yang akan terkena dampaknya, tapi juga rumah adat dan rumah warisan budaya. Semua harus diratakan.
Di bawah ini adalah kumpulan foto pemugaran rumah warga di Desa Cipaku yang diambil oleh relawan Save Jatigede.
Warga Desa Cipaku saat menerima anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat pada 31 Agustus kemarin. Kedatangan anggota dewan sempat memberikan harapan, tapi pada akhirnya rumah warga tetap dipugar.
Ini adalah salah satu rumah warga Desa Cipaku. Dari arsitekturnya, rumah ini bergaya klasik, merupakan salah satu contoh rumah adat di tanah Sunda tersebut.
Rumah warga Desa Cipaku yang sudah dipugar. Tampak lemari buku yang ditinggalkan oleh warga. Tak semua barang mereka ungsikan. Sebagian ditinggalkan.
Rumah yang sudah setengah dipugar. Dinding-dinding rumah dihancurkan, agar bisa diratakan.
Seorang tokoh masyarakat sedang berada di depan rumah warga yang merupakan rumah adat. Rumah ini juga termasuk yang akan diruntuhkan.—Rappler.com
BACA JUGA
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.