Dianiaya ojek pangkalan, pengemudi Go-Jek Bekasi lapor ke polisi

Haryo Wisanggeni

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Dianiaya ojek pangkalan, pengemudi Go-Jek Bekasi lapor ke polisi

AFP

Di sejumlah tempat, penolakan ojek konvensional terhadap Go-Jek berujung dengan tindak kekerasan.

JAKARTA, Indonesia — Lima orang tak dikenal, diduga pengojek konvensional, dilaporkan ke polisi karena menganiaya pengemudi Go-Jek Asep Sunarya di Bekasi, Selasa, 25 Agustus. 

“Mereka tiba-tiba datang dan marah,” kata Asep di Markas Kepolisian Resor Kota Bekasi, Selasa malam, 25 Agustus 2015. “Mereka memukul dan membanting helm.”

Ketika itu, Asep sedang menunggu penumpang di depan SMA 1. Tak hanya memukul, mereka juga merusak jok motor Asep menggunakan senjata tajam. Pelaku juga membenturkan kepalanya ke kepala korban, setelah itu mengusirnya. 

Asep tak melapor sendirian. Dia ditemani ratusan pengemudi Go-Jek yang ikut mendatangi Polresta Bekasi untuk minta perlindungan. 

Menurut polisi, dua pelaku berinisial A dan S sudah ditangkap pada Rabu pagi. Sementara 3 lainnya masih dalam pencarian.  

“Kami tangkap tanpa perlawanan,” kata Kapolresta Bekasi Kombes Daniel Tifaona. “Kami imbau mereka menyerahkan diri melalui temannya yang tertangkap. Karena berani berbuat harus berani bertanggung jawab.”

Emergency Line untuk pengemudi

Merespon tindak kekerasan terhadap sejumlah pengemudi Go-Jek dari pengemudi ojek konvensional, Go-Jek Indonesia menyatakan bahwa mereka siap untuk melaporkan para pelakunya ke pihak yang berwajib. 

“Kita sudah ada emergency line untuk para pengemudi. Kita sarankan mereka untuk segera melapor jika merasa terancam atau menerima intimidasi,” kata Vice President Marketing Go-Jek Indonesia Pingkan Irwin pada Rappler, Rabu, 26 Agustus.

“Dari situ ada tim yang akan menangani, tergantung tingkatan ancaman atau intimidasinya. Kalau ada tindak kekerasan, pasti kita laporkan ke polisi.”  

Kendati menguntungkan konsumen dan pengemudinya, model bisnis yang dibawa Go-Jek menuai respon negatif dari pengemudi ojek konvensional yang merasa pangsa pasarnya terancam. Belakangan, penolakan ini kian keras dan terorganisir serta diwarnai munculnya ancaman dan intimidasi terhadap pengemudi Go-Jek.


Dalam sejumlah kasus, ancaman dan intimidasi tersebut berujung pada tindak kekerasan sebagaimana pernah terjadi di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan berikut ini: 

Rappler.com

Baca juga:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!