
JAKARTA, Indonesia—Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson mengatakan belum ditemukan bukti adanya keterkaitan antara aliran dana yang diduga dikirim dari Negeri Kanguru dengan bom Sarinah yang terjadi pada 14 Januari lalu. Pemerintah Australia kini sedang intensif melakukan investigasi bersama Indonesia.
“Saya pikir otoritas Indonesia dan Australia bekerjasama dalam menyelidiki hal ini, mereka melanjutkan kerjasama untuk menyelidiki kemungkinan keterkaitan tersebut. Tapi hingga hari ini belum ditemukan bukti keterkaitannya,” katanya pada Rappler, Senin, 1 Februari.
Bagaimana dengan aliran dana US$ 500 ribu (Rp 6,4 miliar) yang disebut dikirim oleh seorang simpatisan ISIS di Australia ke seorang terduga teroris di Indonesia?
“Ada investigasi yang dilakukan oleh PPATK dan otoritas Australia terkait keterkaitan tersebut, kami sedang mencari bukti-bukti terkait itu,” katanya lagi.
Sebelumnya, asal-usul pendanaan aksi teror penembakan dan peledakan bom Sarinah hingga hari ini masih ditelusuri oleh kepolisian bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Detasemen Khusus (Densus) 88.
Setidaknya ada dua negara yang disebut. Pertama adalah Suriah dan Australia.
Pendanaan dari Suriah diungkap oleh Kepala Polisi RI Jenderal Badrodin Haiti. “Aliran dana yang sekarang sudah ada aliran dana dari Suriah,” kata Badrodin pada wartawan di Jakarta, 16 Januari lalu.
Sementara itu, pendanaan dari Australia diungkap oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Luhut Binsar Panjaitan. “Ada yang dapat dari Australia, beberapa waktu lalu kita dapat dari PPATK,” kata Luhut di kesempatan yang sama.
Australia memonitor warganya
Grigson mengatakan bahwa Pemerintah Australia sangat intensif melakukan investigasi pada warga negaranya sendiri terkait kegiatan terorisme.
“Kami punya beberapa penyelidikan yang fokus pada individu yang belum berpergian ke Timur Tengah, atau potensial berpergian ke seana. Atau individu yang berniat kembali dari Timur Tengah,” ujarnya.
Salah satu cara untuk memonitor warga negaranya sendiri adalah dengan melakukan kontrol di perbatasan. “Kontrol di perbatasan itu sangat penting, seperti kami membatalkan paspor dan menghentikan orang berpergian ke Timur Tengah,” katanya.
Australia juga bekerjasama dengan polisi di kawasan, misal Indonesia. Tujuannya menyelidiki hubungan warga negara Australia dan Indonesia.
Bagaimana dengan simpatisan Negara Islam Irak dan Suriah di Australia? Apakah mereka aktif? “Ada peluang individual ISIS dari Timur Tengah yang mencoba mempengaruhi warga negara Australia untuk bergabung dengan mereka,” ujar Grigson. —Rappler.com
BACA JUGA
- Dari manakah aliran dana terorisme bom Sarinah?
- US$ 500 ribu untuk ISIS Indonesia dikirim dari Australia
- Dana dari Australia dipakai untuk membiayai keluarga teroris
- Menelisik jaringan pelaku teror Sarinah (Bagian I)
- Menelisik jaringan pelaku teror (Bagian II)
- Melalui rekaman Bahrun Naim bantah jadi dalang bom Sarinah
- Bibit-bibit terorisme masih ada dan berlipat ganda
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.