SEA Games

Asisten Yana Zein: “Dia mau bikin kenang-kenangan”

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Asisten Yana Zein: “Dia mau bikin kenang-kenangan”
Menurut Nita, Yana sudah menunjukkan banyak tingkah ganjil sebelum meninggal dunia

JAKARTA, Indonesia – Kepergian Yana Zein menghadap Sang Kuasa meninggalkan rasa duka yang mendalam bagi keluarga dan orang-orang terdekat aktris berusia 47 tahun tersebut.

Setelah berjuang melawan kanker payudara stadium IV yang dideritanya lebih dari setahun lalu, akhirnya Yana Zein menghembuskan napas terakhirnya, Kamis, 1 Juni pukul 01:00 WIB di RS Mayapada.

(BACA JUGA: 5 hal tentang Yana Zein)

Nita, asisten Yana, yang selalu mendampinginya selama sakit, mengaku sempat tidak percaya dengan berita duka yang diterimanya Kamis, 1 Juni pagi. Apalagi saat ini Nita tidak sedang berada di Jakarta.

“Kita semua dibohongin sama Mbak Yana. Sebenarnya Mbak Yana aslinya enggak seperti itu (terlihat sehat setelah kembali dari China). Pas di China pun dia masih tidur terus, jadi dia lemas. Dia sebelum pulang pun setiap kamar dia datangin, dia besuk di RS sana. Terus aku bilang, ‘Mbak Yana jangan banyak-banyak masuk ke kamar pasien takutnya kena infeksi penyakit yang lain’. Mbak Yana juga nolak pakai masker. Dia enggak suka katanya, sempit napasnya.”

Selama empat bulan, Yana memang dirawat di Modern Guangzhou China Hospital. Nita pun selalu ada di sisi Yana saat menjalani perawatan. Karena itu, ia seperti bisa mendeteksi perubahan yang terjadi di diri Yana saat berada di China.

“Memang banyak keganjilan. Kayak dia bilang, ini aku lagi cuci piring, dia duduk nonton tv. Dia bilang, ‘Suster peluk saya’. Aku bilang, ‘Mbak Yana enggak boleh gitu dong, kan aku lagi cuci piring’. Dia selalu kayak minta dimanja,” ujar Nita yang dihubungi Kamis, 1 Juni pagi lewat telepon genggamnya.

Kejadian itu, kata Nita, terjadi tiga hari sebelum ia dan Yana pulang ke Tanah Air, Minggu, 28 Mei. “Tiga hari sebelum pulang itu sebenarnya udah banyak tanda-tanda. Dia bilang, ‘Suster pegang tangan saya. Suster, saya udah capek minum obat. Saya udah capek digantiin perban. Semuanya saya udah capek semuanya’. Aku bilang, ‘Mbak Yana kena kanker itu bukan beban tapi Mbak Yana disayang sama Allah karena Mbak Yana itu dibuang semua dosa-dosa sama Allah. Dia pegang tangan saya.”

(BACA JUGA: Kisah Yana Zein, sang tulang punggung keluarga yang harus berjuang melawan kanker)

“Dipaksa” pulang

Sebenarnya Nita pun tak menyangka, kondisi Yana drop usai tiba di Tanah Air. Tapi tanda-tanda itu memang sudah terlihat. Menurut Nita, sesaat sebelum kembali dibawa ke RS Mayapada (Senin, 29 Mei), Yana terlihat resah, karena dokter langganannya sudah tidak bertugas di RS tersebut. Padahal Yana sering bercerita ke dokter itu.

Karena itu, sepanjang hari itu, Yana minta dimanja. “Minta dipijitin, disuapi makan. Terus dia jadi sedih karena memang dari China, dokter juga enggak kasih jadwal untuk kembali ke sana.”

“Dokter dari China udah saranin kita untuk pulang itu satu bulan yang lalu. Setiap visit tanya, ‘Kapan kamu pulang, kamu udah ada harapan untuk pulang’. Setiap hari sampai capek dengarnya.  Sebenarnya dokter pun udah bilang livernya udah enggak bagus, jadi dokter saranin utk pulang dulu. Tapi kan aku tanda kutip ya. Pasien di China itu kalo disuruh pulang, tanpa permintaan….Dia (dokter) enggak kasih kapan jadwal lagi (pemeriksaan), kapan balik ke China.”

“Semua dibohongin

Sebenarnya, saat tiba di Tanah Air, Minggu, 28 Mei lalu, kepada sejumlah wartawan, yana sempat menyebut bahwa kondisinya sudah pulih 80%. Karena itulah, saat kabar soal Yana kembali dirawat di RS Mayapada sehari setelahnya, banyak pihak yang terkejut.

Tapi menurut Nita, semua yang dikatakan Yana saat itu tidak benar adanya. “Dia bohong, dia bohongin semua. Dia pengin anak-anaknya senang. Jadi dia bilang pas di bandara, ‘Kamu harus temenin saya ke kamar mandi dandan secantik mungkin untuk ketemu mereka’. Karena dokter bilang dia harus pakai masker. Dia enggak mau. Katanya, ‘Mana ada masker, nanti anak-anak saya bilang apa kalau saya masih sakit’.”

Kata Nita, Yana pun berusaha menutupi kondisinya ketika berkata ke wartawan bahwa pergelangan tangannya bengkak karena suntik vitamin. Faktanya, pembengkakan terjadi karena kelenjar getah bening yang tumbuh banyak.

Sesampainya di rumah pun, Yana terus berusaha terlihat normal dan sehat. “Dia minta mi ramen jamur ayam. Dia bilang dia pengin. Dibeliinnya sama ibunya. Ditaruh di piring dibawa ke kamar tuh dia enggak mau sama Mamanya. Mamanya suruh panggil saya. Minta disuapi. Sebelum disuapi, dia bilang, ‘Peluk saya Sus, saya dingin.”

Setelah itu, Nita pun harus berpisah dengan Yana karena ia harus kembali ke Lampung. Siapa yang menyangka, itu jadi perpisahan terakhir Nita dengan Yana. “Sebelum pulang dia bilang, ‘Suster, genggam tangan saya’. Benar-benar yang dia ucapkan terbukti. Dia mau bikin kenang-kenangan.” -Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!